DUA PERTAMA
Karya: Asa Jatmiko
Naskah Drama Sejarah Awal Kongregasi FIC
Pastor Ludovicus Rutten dan Bruder Bernardus Hoecken
Kota: Maasctricht, Belanda.
TOKOH:
- Pastor Ludovicus Rutten
- Bruder Bernardus Hoecken
- Superior Pastor
- Anak-anak dan Kaum Muda
Bagian 1
TAHUN 1800 TERJADI REVOLUSI INDUSTRI DI BARAT, TERMASUK DI BELANDA, SETELAH DIKETEMUKANNYA MESIN UAP. BANYAK PABRIK DIDIRIKAN DENGAN MESIN-MESIN BERTENAGA UAP. BANYAKNYA PABRIK BERDIRI JUGA KEMUDIAN MENYERAP BANYAK TENAGA KERJA. STRATA SOSIAL DENGAN PELAN NAMUN PASTI KEMUDIAN TERBENTUK. KEMUDIAN BERANGSUR-ANGSUR TERJADI KESENJANGAN SOSIAL YANG SEMAKIN LEBAR.
KOREO: PARA BURUH DIPERAS TENAGANYA UNTUK MENGHASILKAN UNTUNG SEBESAR-BESARNYA. MAKA SI KAYA MAKIN KAYA, SI MISKIN MAKIN MISKIN. PARA ORANGTUA HARUS MENCARI PEKERJAAN, DAN BEKERJA SIANG MALAM UNTUK MENDAPATKAN NAFKAH HIDUP KELUARGA. SEMENTARA ITU, ANAK-ANAK DITINGGALKAN DI RUMAH, KURANG PENGAWASAN DAN KURANG PENDIDIKAN. DARI SINILAH MEREKA TUMBUH MENJADI ANAK-ANAK TERLANTAR, BERKELIARAN DI JALANAN, BANYAK PENGANGGURAN. SEMENTARA HIDUP MEREKA MAKIN MISKIN DI ANTARA PABRIK-PABRIK MENJULANG DAN RUMAH-RUMAH MAJIKAN YANG NAMPAK BAGAI ISTANA.
Bagian 2
DI DALAM SEBUAH KAPEL, NAMPAK SEORANG PASTOR YANG MASIH MUDA TENGAH BERDOA DAN MENGUCAP SYUKUR.
PASTOR RUTTEN:
Tuhan, aku mengucap syukur kepada-Mu
Atas rahmat imamat yang Kau anugrahkan kepadaku.
Bimbinglah selalu
Tuntunlah langkahku
Dan semua perkaraku, kuserahkan kepada-Mu.
DI DEPAN PINTU KELUAR, IA BERPAPASAN DENGAN PASTOR SUPERIOR.
PASTOR SUPERIOR:
Sekali lagi aku ingin mengucapkan selamat berkarya dalam perutusan Imamat ini, Pastor.
PASTOR RUTTEN:
Terimakasih, Pastor.
PASTOR SUPERIOR:
Dan saya telah mendengar, bahwa keinginan terbesarmu adalah menjalankan karya misi di luar negeri.
PASTOR RUTTEN:
Ehm, Pastor, saya taat sepenuhnya kepada kongregasi. Dan saya akan menjalankan apa pun dan dimana pun saya ditugaskan. Saya percaya, semua yang kita lakukan untuk Allah, sepenuhnya karena Penyelenggaraan Ilahi.
PASTOR SUPERIOR:
Situasi di luar Belanda, masih belum memungkinkan kongregasi melakukan karya misi, Pastor. Semoag Pastor bisa memahami hal ini.
PASTOR RUTTEN:
Saya adalah hamba Tuhan, Pastor.
Saya bersyukur boleh ambit bagian dalam karya Allah untuk keselamatan jiwa-jiwa. Dimana pun saya diutus.
PASTOR SUPERVISOR TERSENYUM SAMBIL MENEPUK BAHU PASTOR RUTTEN, KEMUDIAN PERGI MENINGGALKANNYA.
Bagian 3
KOREO: PASTOR RUTTEN NAMPAK TENGAH BERJALAN. DI SEKELILINGNYA GEDUNG-GEDUNG MENJULANG. IA BERJALAN DI TENGAH KOTA MAASTRICHT. MENYUSURI JALAN-JALAN DI SANA, PASTOR RUTTEN MENJUMPAI ANAK-ANAK GELANDANGAN, ANAK-ANAK NAKAL, PARA PENGEMIS DAN GELANDANGAN, JUGA MENJUMPAI ANAK-ANAK YANG SAKIT DENGAN TANPA ADA ORANG LAIN YANG MEMBANTU MENGOBATI.
PADA AWALNYA PASTOR RUTTEN HANYA MELIHAT MEREKA, KEMUDIAN BERJALAN LAGI. KEMUDIAN DI SAAT BERIKUTNYA BEBERAPA ANAK-ANAK DATANG MENGERUMUNINYA MENGEMIS MINTA MAKAN. DI SAAT BERIKUTNYA IA DIKEPUNG ANAK-ANAK LIAR YANG HENDAK MERAMPOKNYA, MESKIPUN AKHIRNYA KEMUDIAN ANAK-ANAK TAHU TIDAK MENEMUKAN BARANG MEWAH APAPUN PADA PASTOR RUTTEN. DI SAAT BERIKUTNYA IA MENJUMPAI SEORANG ANAK YANG SAKIT DENGAN BOROK DI KEDUA KAKINYA, TERGELETAK DI SUDUT TROTOAR MERINTIH KESAKITAN.
PASTOR RUTTEN BERJALAN MAKIN CEPAT, DAN SEMAKIN CEPAT IA BERJALAN IA SEMAKIN MERASA DIKEJAR-KEJAR OLEH BAYANGAN AKAN ANAK-ANAK YANG DIJUMPAINYA. IA BERJALAN SEKAIN CEPAT SAMBIL MENUTUP TELINGANYA. HINGGA SAMPAILAH IA DI SEBUAH RUANGAN YANG GELAP, KECUALI SEBERKAS CAHAYA YANG JATUH MENIMPA WAJAHNYA. WAJAHNYA PENUH KERINGAT, KETAKUTAN, DAN MERASA TIDAK TAHU HARUS BERBUAT APA.
PASTOR RUTTEN:
Tuhan, terjadilah padaku sesuai kehendak-Mu.
Bagian 4
PASTOR RUTTEN TERLIHAT TENGAH BERSAMA-SAMA-ANAK-ANAK YANG PADA BAGIAN 3 DIJUMPAINYA: MENGAJAR DAN MENDIDIK MEREKA. ANAK-ANAK ITU BELAJAR, TIDAK SEPERTI DI RUANG KELAS, NAMUN PASTOR RUTTEN YANG TERLIHAT LEBIH GESIT MENDEKATI ANAK-ANAK.
SUATU KETIKA IA BERBICARA DENGAN SEORANG ANAK. KALI BERIKUTNYA IA MENCONTOHKAN BEBERAPA PEKERJAAN YANG TENGAH DIKERJAKAN ANAK-ANAK, DAN SEBAGAINYA.
KEMUDIAN DARI DEPAN NAMPAK BRUDER BERNARDUS HOECKEN BERJALAN. BRUDER BERNARDUS HOEKCEN MELIHAT SEMUA YANG DILAKUKAN PASTOR RUTTEN KEPADA ANAK-ANAK.
PADA SAAT PASTOR RUTTEN NAMPAK CUKUP KEREPOTAN MELAYANI ANAK-ANAK, BRUDER BERNARDUS HOECKEN DATANG MENDEKAT DAN LANGSUNG MEMBANTU PASTOR RUTTEN MELAYANI ANAK-ANAK.
PASTOR RUTTEN MELIHAT BRUDER BERNARDUS HOECKEN, LALU MENGANGGUK-ANGGUK DAN TERSENYUM.
PASTOR RUTTEN:
Sudah sampai di Maastricht lagi rupanya, Bruder…
BRUDER BERNARDUS HOECKEN:
Iya, Pastor. Selesai acara penerimaan jubah sebagai novis, saya langsung ke sini. Seperti ada yang terus-menerus memanggil saya untuk segera ke sini…
PASTOR RUTTEN:
(TERTAWA) Puji Tuhan.
Seperti yang pernah aku sampaikan dalam suratku, aku berkeinginan mendirikan kongregasi yang memiliki kepedulian kepada pendidikan dan pembinaan kaum muda.
BRUDER BERNARDUS HOECKEN:
Saya sudah membacanya, Pastor. Kehadiran industri telah membawa kemajuan yang baik. Tetapi Saya juga melihat ketimpangan dan kesenjangan sosial terjadi dimana-mana. Anak-anak kehilangan hak untuk memperoleh pendidikan yang baik. Generasi muda kita saat ini berada pada masa yang mencemaskan. Sebuah generasi yang dibesarkan tanpa bekal pendidikan yang cukup, adalah sebuah bahaya besar untuk bangsa ini.
Maka, saya sudah ada di sini, Pastor.
PASTOR RUTTEN:
Puji Tuhan. Terimaksih Tuhan.
Bagian 5
KOREO: SERAMBI GEREJA, TERILHAT PASTOR RUTTEN DAN BRUDER BERNARDUS HOECKEN BAHU-MEMBAHU MEWUJUDKAN SEKOLAH SEDERHANA. BERMULA DARI MENGAJAR 3 ANAK, KEMUDIAN LAMA-LAMA BERKEMBANG MENJADI PULUHAN, BAHKAN KEMUDIAN MENCAPAI RATUSAN SISWA.
Bagian 6
BEBERAPA HARI MENJELANG 21 NOVEMBER 1840
PASTOR RUTTEN:
Bruder Bernardus Hoecken, saya melihat karya ini sungguh diberkati Allah. Apa yang kita lakukan, mulai berbuah di banyak kota. Anak-anak yang kita didik, berhasil mengantar dirinya menjadi orang-orang baik sekaligus memiliki daya hidup yang luar biasa. Aku bersyukur kepada Tuhan atas semua yang kita capai selama ini.
BRUDER BERNARDUS HOECKEN:
Iya, Pastor. Dengan keterbatasan sarana yang kita miliki, tidak membuat meraka menjadi malas. Justru saya sering diteguhkan oleh mereka, dengan semangat mereka belajar. Tuhan sungguh tidak membiarkan anak-anak itu rapuh dan jatuh. Tuhan ingin sekali menyelamatkan anak-anak, untuk kembali kepada kebaikan dan Kasih sejati.
PASTOR RUTTEN:
Pada setiap saya mengalami kegamangan atas semua yang kita kerjakan, saya selalu mencurahkan isi hati saya kepada Bunda Maria. Setiap kali saya merasa menemui jalan buntu, merasakan kekuatiran akan menemui kegagalan-kegagalan, kepada Bunda Maria saya berkeluh-kesah dan berdoa kepada Bunda.
Semenjak awal, Bunda Maria mendampingi karya ini, Bruder. Dan Bunda Maria selalu ada dan menolong karya ini menjadi lebih berhasil.
BRUDER BERNARDUS HOECKEN:
Pastor sangat dekat dengan Bunda Maria.
Saya pun demikian, Pastor. Devosi kepada Bunda Maria dengan rutin saya selalu luangkan, menjadi kebutuhan hidup saya sendiri.
PASTOR RUTTEN:
Bruder Bernardus, pimpinlah kongregasi ini di bawah perlindungan Bunda Maria.
Saya yang akan mengurus administrasinya bersama Provinsial dan Uskup.
BRUDER BERNARDUS HOECKEN:
(TERGERAGAP) Pastor…
(KEMUDIAN BERLUTUT) Saya ini hamba Tuhan…
PASTOR RUTTEN:
Kongregasi ini biarlah hidup di bawah perlindungan langsung Santa Maria Perawan yang Terkandung Tanpa Noda.
BRUDER BERNARDUS HOECKEN:
Amin.
PASTOR RUTTEN:
Fratrum Imaculatae Conceptionis
BRUDER BERNARDUS HOECKEN:
Amin. Puji Tuhan.
Bagian 7
LAGU DAN KOREO: PENGGAMBARAN KEGEMBIRAAN ANAK-ANAK DENGAN BERBAGAI AKTIVITAS BELAJAR, HINGGA KECERIAAN MENATAP MASA DEPAN.
PASTOR RUTTEN DAN BRUDER BERNARDUS HOECKEN BERDUA MELIHAT MEREKA SEMUA.
-TAMAT-