12/01/23

SURAT CINTA UNTUK SAUDARA TUA

 SURAT CINTA UNTUK SAUDARA TUA



Kau terlebih dulu ada

Sebagai saudara tua yang setia

Kau terlebih dulu berada di sini

Siang malam diam-diam menanti

Matahari dan Bintang menemani

Hingga bunga-bungamu bermekaran

Menjadi buah-buah yang ranum 

Dan tersaji pada saatnya nanti


“Tanah itu menumbuhkan tunas-tunas muda

segala jenis tumbuh-tumbuhan yang berbiji

dan segala jenis pohon-pohonan yang menghasilkan buah yang berbiji.”


Kau terlebih dulu bangun dan beranjak ke dapur

Membuka katup-katup klorofil, sepagi itu tungku-tungku menyala

“Aku tidak ingin melewatkan peristiwa-peristiwa penting,

Saat nanti berjumpa denganmu,

Saat kamu berkisah tentang perjalananmu yang melelahkan,

Saat oku mendengar kemenangan-kemenanganmu.”


Ah, aku tidaklah sehebat yang kau sangka

Hidupku melata, selalu di bawah dan tak berjarak dengan tanah

Terperosok dalam gelap sejak tahun-tahun pertama

Tapi kau baik luar biasa

Tetap menerimaku sebagai saudara

Kau menyuapi bibirku yang berdarah

Tenggorokan yang kering

Hingga aku pulas tanpa berterimakasih


“Tanah itu menumbuhkan tunas-tunas muda

segala jenis tumbuh-tumbuhan yang berbiji

dan segala jenis pohon-pohonan yang menghasilkan buah yang berbiji.”


Diam-diam kau isi bekalku berkarung rejeki

Kau siapkan setiap pagi, setiap aku di sini

Setiap aku hendak pergi, setiap hari

“Ingat, ya, jangan lupa berbagi

Seperti yang aku lakukan padamu,

Lakukan juga kepada sesamamu.”


Kau terlebih dulu ada

Bukan untuk memenangkan segala perkara

Tetapi untuk melestarikan warisan cinta

Bertumbuh dan berbahagialah senantiasa

Kau saudara yang paling paham suka duka.



Asa Jatmiko

20/11/2022


24/10/21

DUA PERTAMA

DUA PERTAMA

Karya: Asa Jatmiko

Naskah Drama Sejarah Awal Kongregasi FIC

Pastor Ludovicus Rutten dan Bruder Bernardus Hoecken

Kota: Maasctricht, Belanda.


TOKOH:

- Pastor Ludovicus Rutten

- Bruder Bernardus Hoecken

- Superior Pastor

- Anak-anak dan Kaum Muda


Bagian 1

TAHUN 1800 TERJADI REVOLUSI INDUSTRI DI BARAT, TERMASUK DI BELANDA, SETELAH DIKETEMUKANNYA MESIN UAP. BANYAK PABRIK DIDIRIKAN DENGAN MESIN-MESIN BERTENAGA UAP. BANYAKNYA PABRIK BERDIRI JUGA KEMUDIAN MENYERAP BANYAK TENAGA KERJA. STRATA SOSIAL DENGAN PELAN NAMUN PASTI KEMUDIAN TERBENTUK. KEMUDIAN BERANGSUR-ANGSUR TERJADI KESENJANGAN SOSIAL YANG SEMAKIN LEBAR.


KOREO: PARA BURUH DIPERAS TENAGANYA UNTUK MENGHASILKAN UNTUNG SEBESAR-BESARNYA. MAKA SI KAYA MAKIN KAYA, SI MISKIN MAKIN MISKIN. PARA ORANGTUA HARUS MENCARI PEKERJAAN, DAN BEKERJA SIANG MALAM UNTUK MENDAPATKAN NAFKAH HIDUP KELUARGA. SEMENTARA ITU, ANAK-ANAK DITINGGALKAN DI RUMAH, KURANG PENGAWASAN DAN KURANG PENDIDIKAN. DARI SINILAH MEREKA TUMBUH MENJADI ANAK-ANAK TERLANTAR, BERKELIARAN DI JALANAN, BANYAK PENGANGGURAN. SEMENTARA HIDUP MEREKA MAKIN MISKIN DI ANTARA PABRIK-PABRIK MENJULANG DAN RUMAH-RUMAH MAJIKAN YANG NAMPAK BAGAI ISTANA.


Bagian 2

DI DALAM SEBUAH KAPEL, NAMPAK SEORANG PASTOR YANG MASIH MUDA TENGAH BERDOA DAN MENGUCAP SYUKUR.


PASTOR RUTTEN:

Tuhan, aku mengucap syukur kepada-Mu

Atas rahmat imamat yang Kau anugrahkan kepadaku.

Bimbinglah selalu

Tuntunlah langkahku

Dan semua perkaraku, kuserahkan kepada-Mu.


DI DEPAN PINTU KELUAR, IA BERPAPASAN DENGAN PASTOR SUPERIOR.


PASTOR SUPERIOR:

Sekali lagi aku ingin mengucapkan selamat berkarya dalam perutusan Imamat ini, Pastor.


PASTOR RUTTEN:

Terimakasih, Pastor. 


PASTOR SUPERIOR:

Dan saya telah mendengar, bahwa keinginan terbesarmu adalah menjalankan karya misi di luar negeri. 


PASTOR RUTTEN:

Ehm, Pastor, saya taat sepenuhnya kepada kongregasi. Dan saya akan menjalankan apa pun dan dimana pun saya ditugaskan. Saya percaya, semua yang kita lakukan untuk Allah, sepenuhnya karena Penyelenggaraan Ilahi.


PASTOR SUPERIOR:

Situasi di luar Belanda, masih belum memungkinkan kongregasi melakukan karya misi, Pastor. Semoag Pastor bisa memahami hal ini.


PASTOR RUTTEN:

Saya adalah hamba Tuhan, Pastor.

Saya bersyukur boleh ambit bagian dalam karya Allah untuk keselamatan jiwa-jiwa. Dimana pun saya diutus.


PASTOR SUPERVISOR TERSENYUM SAMBIL MENEPUK BAHU PASTOR RUTTEN, KEMUDIAN PERGI MENINGGALKANNYA.


Bagian 3

KOREO: PASTOR RUTTEN NAMPAK TENGAH BERJALAN. DI SEKELILINGNYA GEDUNG-GEDUNG MENJULANG. IA BERJALAN DI TENGAH KOTA MAASTRICHT. MENYUSURI JALAN-JALAN DI SANA, PASTOR RUTTEN MENJUMPAI ANAK-ANAK GELANDANGAN, ANAK-ANAK NAKAL, PARA PENGEMIS DAN GELANDANGAN, JUGA MENJUMPAI ANAK-ANAK YANG SAKIT DENGAN TANPA ADA ORANG LAIN YANG MEMBANTU MENGOBATI.


PADA AWALNYA PASTOR RUTTEN HANYA MELIHAT MEREKA, KEMUDIAN BERJALAN LAGI. KEMUDIAN DI SAAT BERIKUTNYA BEBERAPA ANAK-ANAK DATANG MENGERUMUNINYA MENGEMIS MINTA MAKAN. DI SAAT BERIKUTNYA IA DIKEPUNG ANAK-ANAK LIAR YANG HENDAK MERAMPOKNYA, MESKIPUN AKHIRNYA KEMUDIAN ANAK-ANAK TAHU TIDAK MENEMUKAN BARANG MEWAH APAPUN PADA PASTOR RUTTEN. DI SAAT BERIKUTNYA IA MENJUMPAI SEORANG ANAK YANG SAKIT DENGAN BOROK DI KEDUA KAKINYA, TERGELETAK DI SUDUT TROTOAR MERINTIH KESAKITAN.


PASTOR RUTTEN BERJALAN MAKIN CEPAT, DAN SEMAKIN CEPAT IA BERJALAN IA SEMAKIN MERASA DIKEJAR-KEJAR OLEH BAYANGAN AKAN ANAK-ANAK YANG DIJUMPAINYA. IA BERJALAN SEKAIN CEPAT SAMBIL MENUTUP TELINGANYA. HINGGA SAMPAILAH IA DI SEBUAH RUANGAN YANG GELAP, KECUALI SEBERKAS CAHAYA YANG JATUH MENIMPA WAJAHNYA. WAJAHNYA PENUH KERINGAT, KETAKUTAN, DAN MERASA TIDAK TAHU HARUS BERBUAT APA.


PASTOR RUTTEN:

Tuhan, terjadilah padaku sesuai kehendak-Mu.


Bagian 4

PASTOR RUTTEN TERLIHAT TENGAH BERSAMA-SAMA-ANAK-ANAK YANG PADA BAGIAN 3 DIJUMPAINYA: MENGAJAR DAN MENDIDIK MEREKA. ANAK-ANAK ITU BELAJAR, TIDAK SEPERTI DI RUANG KELAS, NAMUN PASTOR RUTTEN YANG TERLIHAT LEBIH GESIT MENDEKATI ANAK-ANAK.

SUATU KETIKA IA BERBICARA DENGAN SEORANG ANAK. KALI BERIKUTNYA IA MENCONTOHKAN BEBERAPA PEKERJAAN YANG TENGAH DIKERJAKAN ANAK-ANAK, DAN SEBAGAINYA.


KEMUDIAN DARI DEPAN NAMPAK BRUDER BERNARDUS HOECKEN BERJALAN. BRUDER BERNARDUS HOEKCEN MELIHAT SEMUA YANG DILAKUKAN PASTOR RUTTEN KEPADA ANAK-ANAK.


PADA SAAT PASTOR RUTTEN NAMPAK CUKUP KEREPOTAN MELAYANI ANAK-ANAK, BRUDER BERNARDUS HOECKEN DATANG MENDEKAT DAN LANGSUNG MEMBANTU PASTOR RUTTEN MELAYANI ANAK-ANAK.


PASTOR RUTTEN MELIHAT BRUDER BERNARDUS HOECKEN, LALU MENGANGGUK-ANGGUK DAN TERSENYUM.


PASTOR RUTTEN:

Sudah sampai di Maastricht lagi rupanya, Bruder…


BRUDER BERNARDUS HOECKEN:

Iya, Pastor. Selesai acara penerimaan jubah sebagai novis, saya langsung ke sini. Seperti ada yang terus-menerus memanggil saya untuk segera ke sini…


PASTOR RUTTEN:

(TERTAWA) Puji Tuhan.

Seperti yang pernah aku sampaikan dalam suratku, aku berkeinginan mendirikan kongregasi yang memiliki kepedulian kepada pendidikan dan pembinaan kaum muda.


BRUDER BERNARDUS HOECKEN:

Saya sudah membacanya, Pastor. Kehadiran industri telah membawa kemajuan yang baik. Tetapi Saya juga melihat ketimpangan dan kesenjangan sosial terjadi dimana-mana. Anak-anak kehilangan hak untuk memperoleh pendidikan yang baik. Generasi muda kita saat ini berada pada masa yang mencemaskan. Sebuah generasi yang dibesarkan tanpa bekal pendidikan yang cukup, adalah sebuah bahaya besar untuk bangsa ini.


Maka, saya sudah ada di sini, Pastor.


PASTOR RUTTEN:

Puji Tuhan. Terimaksih Tuhan.


Bagian 5

KOREO: SERAMBI GEREJA, TERILHAT PASTOR RUTTEN DAN BRUDER BERNARDUS HOECKEN BAHU-MEMBAHU MEWUJUDKAN SEKOLAH SEDERHANA. BERMULA DARI MENGAJAR 3 ANAK, KEMUDIAN LAMA-LAMA BERKEMBANG MENJADI PULUHAN, BAHKAN KEMUDIAN MENCAPAI RATUSAN SISWA.


Bagian 6

BEBERAPA HARI MENJELANG 21 NOVEMBER 1840


PASTOR RUTTEN:

Bruder Bernardus Hoecken, saya melihat karya ini sungguh diberkati Allah. Apa yang kita lakukan, mulai berbuah di banyak kota. Anak-anak yang kita didik, berhasil mengantar dirinya menjadi orang-orang baik  sekaligus memiliki daya hidup yang luar biasa. Aku bersyukur kepada Tuhan atas semua yang kita capai selama ini.


BRUDER BERNARDUS HOECKEN:

Iya, Pastor. Dengan keterbatasan sarana yang kita miliki, tidak membuat meraka menjadi malas. Justru saya sering diteguhkan oleh mereka, dengan semangat mereka belajar. Tuhan sungguh tidak membiarkan anak-anak itu rapuh dan jatuh. Tuhan ingin sekali menyelamatkan anak-anak, untuk kembali kepada kebaikan dan Kasih sejati.


PASTOR RUTTEN:

Pada setiap saya mengalami kegamangan atas semua yang kita kerjakan, saya selalu mencurahkan isi hati saya kepada Bunda Maria. Setiap kali saya merasa menemui jalan buntu, merasakan kekuatiran akan menemui kegagalan-kegagalan, kepada Bunda Maria saya berkeluh-kesah dan berdoa kepada Bunda.

Semenjak awal, Bunda Maria mendampingi karya ini, Bruder. Dan Bunda Maria selalu ada dan menolong karya ini menjadi lebih berhasil.


BRUDER BERNARDUS HOECKEN:

Pastor sangat dekat dengan Bunda Maria. 

Saya pun demikian, Pastor. Devosi kepada Bunda Maria dengan rutin saya selalu luangkan, menjadi kebutuhan hidup saya sendiri.


PASTOR RUTTEN:

Bruder Bernardus, pimpinlah kongregasi ini di bawah perlindungan Bunda Maria.

Saya yang akan mengurus administrasinya bersama Provinsial dan Uskup.


BRUDER BERNARDUS HOECKEN:

(TERGERAGAP) Pastor…

(KEMUDIAN BERLUTUT) Saya ini hamba Tuhan…


PASTOR RUTTEN:

Kongregasi ini biarlah hidup di bawah perlindungan langsung Santa Maria Perawan yang Terkandung Tanpa Noda. 


BRUDER BERNARDUS HOECKEN:

Amin.


PASTOR RUTTEN:

Fratrum Imaculatae Conceptionis


BRUDER BERNARDUS HOECKEN:

Amin. Puji Tuhan.


Bagian 7

LAGU DAN KOREO: PENGGAMBARAN KEGEMBIRAAN ANAK-ANAK DENGAN BERBAGAI AKTIVITAS BELAJAR, HINGGA KECERIAAN MENATAP MASA DEPAN. 

PASTOR RUTTEN DAN BRUDER BERNARDUS HOECKEN BERDUA MELIHAT MEREKA SEMUA.


-TAMAT-

07/02/21

KEMATIAN YANG LAIN

KEMATIAN YANG LAIN

Film Pendek





Penulis Naskah:
Asa Jatmiko

Tokoh:
- TARKAM
- AISYAH
- PAK COKRO
- BU COKRO
- PAK GURU


SCENE 1
VOICE OVER (VO)
AISYAH:
SETELAH kematian Ibu, ketika aku berumur 5 tahun, seharusnya aku menjadi lebih memperhatikan kesehatan Bapak. Tetapi aku telah ceroboh. Dan kecerobohanku selama bertahun-tahun, menurutku telah mempercepat kematian Bapak. (PAUSE: SEDIH)
Aku ingin ceritakan ini kepadamu, yang sebenarnya aku malu, agar kamu tidak seceroboh aku. Kehilangan orang-orang yang kita cintai, tak ubahnya kita kehilangan hidup kita sendiri.

TARKAM TENGAH MEMBERSIHKAN BECAKNYA DI HALAMAN RUMAH. TERDENGAR BATUKNYA YANG SEMAKIN PARAH. Di BAGIAN DALAM RUMAH (TAMPAK DARI HALAMAN) ANAKNYA TENGAH PERSIAPAN PJJ (PELAJARAN JARAK JAUH).

TARKAM
Ada pelajaran apa hari ini?

AISYAH
Bahasa Indonesia, Yah.

TARKAM (MEMBERIKAN UANG KE ANAKNYA)
Jangan lupa selesai pelajaran, belanja beras dan sayur di warung Mak Surti
.

AISYAH
Ya, Yah.

TARKAM KE BECAKNYA. MENDENGAR BATUK AYAHNYA YANG TERUS-MENERUS,
AISYAH MENDEKATI AYAH.

AISYAH (SAMBIL MEMBAWAKAN MASKER,
BOTOL KECIL HAND-SANITIZER, HANDUK DAN BOTOL MINUMAN AIR PUTIH)
Yah
sudah, ndak usah mbecak dulu hari ini. Sudah diminum obatnya?

TARKAM
Sudah habis.

AISYAH
Loh, koq ayah ndak bilang?

TARKAM
Sejak Pandemi Covid-19, kunjungan Puskesmas dibatasi. Mereka juga lagi fokus dengan Covid-19. Ndak apa-apa, lagi pula ayah juga sudah merasa lebih baik koq.

AISYAH
Ibu Kader? Nanti aku hubungi Ibu Kader.

TARKAM
Jangan ngundang orang sehat ke rumah kita. Juga jangan kamu datang ke sana, kita bawa penyakit saja, kita harus tahu diri.

AISYAH
Maksud Ayah?

TARKAM
Mereka membatasi pertemuan-pertemuan, termasuk kunjungan ke rumah-rumah. Ah, sudahlah. Kau belajar saja sana.

AISYAH
Ingat, Yah, 3M...

TARKAM
Yaa...

AYAH KEMUDIAN PERGI DENGAN BECAKNYA. ANAK KEMBALI MASUK RUMAH UNTUK PJJ.

SCENE 2
RUANG KELUARGA
COKRO. PAK COKRO SUDAH TENGAH BERSIAP MEETING WEBINAR DI DEPAN HANDPHONE-NYA.

PAK COKRO
Ya, cek cek...
Suara saya sudah b
isa terdengar, ya?
Baik, selamat siang semuanya. Saya senang sekali diundang untuk memberikan materi mengenai DAMPAK SOSIAL COVID-19 DAN SOLUSINYA. Peserta webinar dan panitia yang saya hormati... (TERPUTUS SUARA ISTRINYA)

BU COKRO
Pak, aku ke Kelurahan sebentar. Tadi Bu Lurah telpon..

PAK COKRO
(MENUNJUKAN KE HAPE BAHWA IA SEDANG WEBINAR)

BU COKRO
Oh, maaf... (MELIHAT KE HAPE, LANGSUNG MALU DAN KEMUDIAN BERGEGAS PERGI)

PAK COKRO
Maaf...
Kita lanjutkan, ya. Dari riset kecil saya mengenai data pasien Covid-19 kemudian data tingkat kemiskinan yang ada selama pandemi ini, menunjukan bahwa.... (PERLAHAN MULAI HILANG SUARA, CUT TO SCENE 3)

SCENE 3
AISYAH TENGAH MENGIKUTI PJJ. TERLIHAT DARI HAPE AISYAH, SEORANG GURU TENGAH MENGAJAR PELAJARAN BAHASA INDONESIA.

GURU
Unsur intrinsik dan eksintrik di dalam karya sastra, menjadi unsur penting dalam memahami karya sastra. Bagaimana konteksnya dengan keadaan masyarakat saat itu, bagaimana suasana perasaan penulisnya, dan sebagainya.

Sekarang, coba kalian buat sebuah cerita pendek, dengan tema "Kenormalan Baru di dalam Keluargaku"

AISYAH
Tanya Pak Guru. Ini fiksi atau fakta?

PAK GURU
Cerita pendek (cerpen) ini fiksi, setiap pembaca juga akan memahaminya sebagai fiksi. Meskipun, untuk membangun cerita itu bisa berasal dari imajinasi maupun fakta-fakta yang kalian temui.
Jelas, ya?

Baik, tugas bisa dikirimkan minggu depan melalui email, ya.

SESUDAH ITU, AISYAH MENGAMBIL HAPENYA. IA CHAT DENGAN TEMAN-TEMANNYA. KEMUDIAN MAIN MEDSOS: UPLOAD GAMBAR, MENULIS STATUS, DSB.

SCENE 4
TARKAM DUDUK DI DALAM BECAK NYA DI SEBUAH PEREMPATAN, MENUNGGU PENUMPANG. DARI JAUH IA NAMPAK MASIH BATUK-BATUK.

IBU COKRO DARI DALAM MOBIL SEMPAT MELIHAT TARKAM.
BU COKRO
Itu Pak Tarkam?
Duh, masa Allah, aku belum kunjungan ke rumahnya minggu ini.

Kita ke kelurahan dulu, aku sudah ditunggu Bu Lurah.

MOBIL BU COKRO TERUS MENUJU KE BALAI DESA.

BATUK TARKAM SEMAKIN MENJADI-JADI. PADA BATUK YANG ENTAH KEBERAPA KALI, IA SEPERTI SUDAH SEMAKIN LELAH, MEMBUKA MASKER NYA DAN DI MASKER NYA ADA BERCAK DARAH.

MELIHAT ITU, IA DENGAN PELAN KEMUDIAN MENGAYUH BECAKNYA PULANG KE RUMAH.

SCENE 5
DALAM RUMAH COKRO.

PAK COKRO
Ibu kan bisa mengirimkan obat itu lewat ojol.

BU COKRO
Obatnya bisa saya kirim, Pak. Tapi ngecek kondisi sakit TBC-nya Pak Tarkam, bagaimana
bisa kalau tidak datang menemuinya langsung.

PAK COKRO
Ini masih pandemi. Kita tidak tahu selain TBC, Pak Tarkam terpapar virus Corona atau tidak. Berbahaya buat Ibu kalau ke sana.

BU COKRO
Saya itu ya sudah pesan sama AISYAH, anaknya Pak Tarkam. Orang terdekat harus mau jadi PMO (pengawas minum obat). Tapi sejauh ini koq ya ndak ada kabar apapun. Saya itu jadi malah kuatir.

DISSOLVE TO
SCENE 6
AISYAH
AISYAH minta maaf, kelupaan menghubungi Ibu. Saya mau menghubungi, malah Ibu sudah sampai di sini.

BU COKRO
Aku juga minta maaf, datang terlambat, AISYAH. Seharusnya kita bisa menyembuhkan TBC, asal pasien mau disiplin minum obat secara teratur selama 6 bulan berturut-turut.
Kita tidak boleh lengah. Apalagi di tengah pandemi Covid-19 ini, ancaman kematian penderita TBC semakin besar. TBC membuat kekebalan tubuh kita menurun, jika terpapar Covid-19 akan semakin memburuk keadaan.

SCENE 7
BU COKRO PAMIT, AISYAH MENGANTAR HINGGA HALAMAN DEPAN RUMAH. VO AISYAH
SETELAH Bapakku meninggal dunia karena TBC, seperti yang diderita Ibuku, aku seperti baru menyadari, hari-hari kemarin aku sebenarnya hidup untuk sekedar hidup. Hidup untuk bermain-main. Dan manakala aku ingin berbenah kembali, dadaku nyeri setiap batuk.

SETELAH BU COKRO PERGI, AISYAH BERDIRI MEMANDANGI KEPERGIAN BU COKRO. TIBA-TIBA DIA TERBATUK. (PAUSE: BATUK)
Aku ingin sehat, dan aku ingin teratur minum obat dengan disiplin. Aku menyesal telah ceroboh, sehingga tidak dapat menyelamatkan Ibu dan Bapak. Sekarang aku ingin menyelamatkan hidupku, dan mengisi hidup yang diberikan Tuhan melalui orangtuaku kepadaku dengan kehidupan yang lebih baik. Amin. 

 

TAMAT


01/02/21

KASIH AYAH

 

Drama Musikal Yusuf


Kasih Ayah

Kaulah bayang-bayang Tuhanku

Menjaga memelihara hidup kami semua

dalam diam… Kau berkarya


 

Ditulis oleh:

Asa Jatmiko

 

Sumber utama:

Injil Matius dan Lukas

Para Tokoh:

            YUSUF

            MARIA

            YESUS KANAK-KANAK

            YESUS DEWASA

            MALAIKAT TUHAN (GABRIEL)

            HERODES

            BALTAZAR

            MELKIOR

            GASPAR

            SIMEON

            BEBERAPA IMAM KEPALA

            BEBERAPA AHLI TAURAT

            BEBERAPA SAHABAT YUSUF

            BEBERAPA GEMBALA

            BEBERAPA WARGA (LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN)

 

 

 


 

SCENE 01
PERTUNANGAN YUSUF DENGAN MARIA

 

PANGGUNG DIBUKA, MENGHADIRKAN SOSOK YUSUF MUDA TENGAH BEKERJA (MEMBANGUN SEBUAH RUMAH) DENGAN HATI BERSUKACITA. HARI ITU HARI PERTUNANGANNYA DENGAN MARIA.

YUSUF:

(BERNYANYI)

Dalam sepanjang hidupku selama ini

Rasanya, tak ada, seorang yang begitu berarti

Kecuali engkau, sang pujaan hati

 

Rumah sederhana ini kan jadi rumah kita

Dan hanya, kau saja, menjadi kemegahan di dalamnya

Wahai Maria, cintaku luar biasa

 

Reffr (duet):

Hati siapa yang tak gembira

Bisa menyandingmu senantiasa

 

Penuh syukur dan bahagia

Menjadikanmu satu-satunya – yang berharga

 

Bridge:

Senyumanmu doa puji dan syukurku

Hatimu penuh aroma wangi kebaikan surgawi

Kumau jadi kakimu yang melangkah, tanganmu yang menggapai

Mengiringmu di sepanjang hidupku

 

 

KETIKA YUSUF MENYANYI MASUK KE BAIT KEDUA, MARIA MASUK. KEMUDIAN MEREKA BERDUET MENYANYIKAN BAGIAN REFRAIN YANG DIULANG-ULANG.

 

SELESAI NYANYIAN, TERLIHATLAH PARA TETANGGA DAN ORANG TUA DI SEKELILING MEREKA. MEREKA BERTEPUK TANGAN MENYAKSIKAN KEBAHAGIAAN YUSUF DAN MARIA.

 

ORANG 1

Mulai saat ini kalian berdua telah resmi bertunangan. Maka sejak saat ini pula, kita semua akan menyebut Maria dengan “Calon Suami Yusuf”, dan memanggil Yusuf dengan “Calon Istri Maria”.

 

ORANG 2

Sesuai tradisi kita, kalian belum boleh tinggal bersama dalam satu rumah, sampai saatnya nanti resmi menjadi suami istri.

 

YUSUF

Selama itu, kami juga tidak boleh saling bertemu?

 

ORANG 2

Tentu boleh. Tetapi tidak boleh sembunyi-sembunyi. Tidak boleh bertemu di malam hari.

 

ORANG 1

Maria harus menjaga diri dalam pergaulan, Yusuf pun harus bersungguh mempersiapkan segala sesuatunya, termasuk rumah untuk kalian tinggal bersama nantinya. Kalian juga harus mampu menjaga hubungan kalian agar tidak menjadi kotor.

 

ORANG 2

Kita semua harus mentaati ini, karena kita juga tengah menunggu kedatangan Mesias. Sudah berabad-abad kita menunggu kedatangan-Nya melalui rahim seorang gadis suci. Setiap wanita boleh berharap menjadi Ibu dari Mesias, tetapi Tuhan sendiri yang akan menentukan siapa yang akan dipilih-Nya.

 

YUSUF DAN MARIA

Baik

 

YUSUF

Akan kami taati dengan sepenuh hati.

 

ORANG 3

Sudah, jangan serius terus. Saatnya kita makan-makan!

 

MUSIK MASUK, DAN BEBERAPA SAAT KEMUDIAN BEBERAPA ORANG BERJOGET, BEBERAPA YANG LAIN MENGAMBIL MAKANAN ATAU MINUMAN, BEBERAPA YANG LAIN SAMBIL BERBINCANG-BINCANG GEMBIRA. SEMENTARA MARIA MENGAJAK YUSUF MENGAJAK BERBINCANG DENGAN SANAK-SAUDARANYA. KEMUDIAN PERLAHAN LAMPU TEMARAM HINGGA PADAM.

 




 

SCENE 02
MARIA MENGANDUNG DARI ROH KUDUS, YUSUF DITEMUI MALAIKAT TUHAN DALAM MIMPI

 

MUSIK ILUSTRASI

YUSUF TENGAH ISTIRAHAT DARI BEKERJA, BERBINCANG-BINCANG DENGAN BEBERAPA SAHABATNYA.

 

SAHABAT 1

Beruntung benar dia? Mendapatkan gadis cantik, baik pula budi pekertinya.

Dia tidak sedang bermimpi, kan?

 

SAHABAT 2

Kamu cemburu, ya?

Bilang saja kalau kamu cemburu dia mendapatkan gadis itu.

 

SAHABAT 1

Cemburu?

 

SAHABAT 2

Cemburu itu tanda tak mampu…haha…

 

YUSUF

Sudah bercandanya…

Manfaatkan waktu istirahat dengan sebaik mungkin.

Sesudah ini, kerjaan akan lebih berat.

 

SAHABAT 2

Iya Yusuf….

Tapi, pekerjaan seberat apapun akan tetap terasa ringan kalau hati bahagia.

Lihat saja wajahmu, bersinar, seperti tidak ada lelah sedikitpun.

 

Coba kamu lihat wajah ini (KEPADA SAHABAT 1)…

Wajahnya ambyar, kusut, bawaannya sedih melulu…

 

SAHABAT 1

Ah, kamu ini bisa saja…!!

Tapi Yusuf, aku mau tanya, serius ini…

Apa resepnya bisa mendapatkan gadis secantik Maria?

 

YUSUF TERMANGU SEOLAH MAU MENJAWAB PERTANYAAN ITU. TETAPI KEBURU MARIA DATANG DAN BERLARI KE ARAH YUSUF. KEDATANGAN MARIA MEMBUAT PARA SAHABATNYA MINGGIR PELAN-PELAN DAN KEMBALI BEKERJA.

 

MARIA

Yusuf..!!

 

YUSUF

Maria, ada apa datang kemari? Aku sedang bekerja.

 

SAHABAT 1

Kangen koq ndak boleh…

 

MARIA

(MENGGANDENG TANGAN YUSUF KE SISI YANG LAIN)

 

YUSUF

Maria, tanganku kotor semua. Nanti kamu ikut kotor…

Ada apa, Maria?

 

MARIA

(MARIA MELONGOK KE KANAN KIRI, MELIHAT SAHABAT-SAHABAT YUSUF YANG MENCOBA MENCURI DENGAR)

Aku ingin mengabarkan dua kabar gembira!

 

YUSUF

(MENDEKATI SATU PERSATU PARA SAHABAT YANG INGIN MENCURI DENGAR)

Khusus hari ini, kalian boleh pulang lebih awal.

Lagipula ini tinggal bersih-bersih, biar aku yang kerjakan.

Kalian pulang dulu saja, ya..

 

PARA SAHABATNYA

(SEPERTI AGAK KECEWA)

Yaaah….

 

SAHABAT 2

Kita mau pulang on time, koq

 

YUSUF

Tidak apa-apa, pulang sekarang saja.

 

SAHABAT 1

Beneran? Bayarannya dipotong ndak?

 

YUSUF

Tidak. Tapi besok pagi harus datang lebih awal sebelum aku, ya.

 

SAHABAT 1

Yaah, sama saja dong…

 

YUSUF

Makan yang banyak. Bersenang-senanglah bersama keluargamu, ya..

Sampai ketemu besok.

 

PARA SAHABATNYA PERGI. YUSUF MEMPERHATIKAN KEPERGIAN MEREKA. SESUDAH ITU IA KEMBALI MENDEKATI MARIA.

 

MARIA

(BERNYANYI)

Kau dengarlah kabar yang akan kusampaikan

Kabar gembira untuk kita semua

Sungguh, betapa Tuhan maha cinta!

 

YUSUF

(BERNYANYI)

Oo sayangku, jantungku berdegub lebih kencang

wajahmu berseri bersinar bahagia

Sungguh, katakanlah segera, Maria!

 

MARIA

(BERNYANYI)

Ketahuilah Yusuf, Malaikat Tuhan telah datang kepadaku

Mengabarkan bahwa Tuhan telah mengabulkan doa Zakaria

Elisabet saudara kita, tengah mengandung anak laki-laki.

Sungguh, tak ada yang mustahil bagi-Nya.

Sungguh terpujilah Nama-Nya.

 

YUSUF

(BERNYANYI)

Puji Tuhan. Terpujilah Tuhan, satu-satunya sesembahanku.

Membuncah sukacita hatiku. Ini kabar bahagia…

 

KEMUDIAN MEREKA BERDUA TERSENYUM BERSAMA.

 

MARIA

Sekarang usia kandungan Elisabet sudah menginjak bulan ke-enam. Besok aku akan pergi mengunjungi Elisabet.

 

YUSUF

Baiklah, Maria. Kita harus membantu Elisabet semampu kita, sebagai ungkapan kita ikut bergembira. Tapi pekerjaanku…

 

MARIA

Yusuf, aku berangkat sendiri saja. Tidak apa-apa.

Aku tahu besok kamu masih punya banyak pekerjaan.

Lagi pula, aku membutuhkan waktu beberapa minggu di sana sampai di hari persalinan Elisabet. Kamu tidak akan membuang waktumu di sana dan tidak bekerja.

Percayalah…

 

YUSUF

Tapi Maria, perjalananmu tidak dekat…

 

MARIA

(MARIA MELETAKKAN JARI TELUNJUKNYA KE MULUT YUSUF)

Percayalah…

 

YUSUF

Aku percaya padamu, Maria.

(PAUSE)

Oya, Maria, tadi kamu bilang ada dua kabar. Kabar yang kedua?

 

MARIA

(BERNYANYI)

Kau dengarlah kabar yang akan kusampaikan

Kabar gembira untuk seluruh dunia

Sungguh, betapa Tuhan maha cinta!

 

Ketahuilah Yusuf, Malaikat Tuhan yang datang kepadaku

Juga mengabarkan bahwa Tuhan telah memilihku

Aku akan mengandung seorang anak laki-laki.

Roh Kudus turun atasku

Kuasa Allah yang Maha Tinggi menaungiku

Sebab itu anak yang akan aku lahirkan, akan disebut kudus, Anak Allah

 

MUSIK PELAN BERHENTI. SUNYI. YUSUF TERCEKAT DIAM BEBERAPA SAAT.

 

YUSUF

(TERDIAM – TERCEKAT – TERGETAR)

 

MARIA

(LEMBUT) Yusuf…

 

YUSUF

Maria…

Bagaimana hal ini bisa terjadi?

 

MARIA

Aku juga tidak mengerti, Yusuf.

Aku tidak mengerti dengan akal sehatku, mengapa Tuhan memilihku.

Aku merasa, aku ini hanya hamba Tuhan.

 

YUSUF

Ya, Maria…

(PAUSE) Maria, berkemaslah untuk kunjunganmu ke rumah Elisabet.

Mumpung masih ada waktu.

 

MARIA

Kamu yakin?

 

YUSUF

(MENGANGGUK)

Aku berdoa untukmu.

 

MARIA

Baik-baik, ya.

Aku berdoa untukmu.

 

LALU MARIA PERGI MENINGGALKAN YUSUF.

 

SCENE 03
PERGUMULAN BATIN YUSUF

SETELAH MARIA PERGI, YUSUF TERMANGU SENDIRIAN. IA SEPERTI TIDAK PERCAYA DENGAN APA YANG BARU SAJA DIA DENGAR.

YUSUF

Bagaimana mungkin hal ini bisa terjadi?
Maria akan mengandung dan melahirkan bayi laki-laki, padahal ia belum bersuami. Aku belum menjadi suaminya. Aneh.

Mungkinkah ia telah mengkhianati aku? Mungkinkah ia telah bermain dengan laki-laki lain di belakangku? Ah, bagaimana hal ini bisa terjadi? Tuhan. Aku sungguh mencintainya, karena ia saleh dan berbakti kepada-Mu. Mungkinkah kesalehannya selama ini hanya topeng belaka?

(BERNYANYI)
panas telingaku tak mampu kutahan
terbungkam mulutku tak mampu bicara
setega itukah kau lakukan itu padaku

jika kau tak cinta, kenapa tak kau katakan saja
jika ada lain rencana, mengapa kau biarkan
ada ikatan di antara kita

kayu yang kutatah, kan jadi satu rumah
haruskah aku hancur-leburkan kembali
rumah jadi remah jadi abu jadi debu

jika kau tak cinta, kenapa tak kau katakan saja
jika tuhan punya rencana, mengapa mataku buta
o hati dan jiwaku tak berdaya

(TIBA-TIBA YUSUF BERHENTI) Sebentar... Setahuku Maria tidak seperti itu. Dia pun menjunjung tinggi kehormatan. Dan karena itulah, aku tidak pernah meragukan kesetiaannya.

Hatiku gersang
pikiranku bimbang
jiwaku terguncang
Tuhan....

Pada kenyataannya Maria mengandung. Dan ia mengarang cerita Roh Kudus telah turun atasnya. Fakta, bicara fakta. Dan menurut pikiran orang normal, seorang wanita hamil karena pasti telah berhubungan... (IA TIDAK MELANJUTKAN KATA-KATANYA)

Hatiku gersang
pikiranku bimbang
jiwaku terguncang
Tuhan...

Sungguh, aku tidak pernah memiliki pikiran buruk kepadanya. Aku tidak bisa mendustai diriku sendiri, bahwa dia baik kepadaku. Aku tidak bisa memmbohongi diriku sendiri, bahwa yang aku rasakan dia sangat perhatian kepadaku.

Aku tidak boleh berbuat gegabah. Pertunangan telah terjadi. Semua orang sudah tahu Maria akan menjadi istriku. Biarlah semua yang belum aku mengerti ini terjadi dahulu.


DI SISI PANGGUNG YANG LAIN, NAMPAK SEROMBONGAN LELAKI MENGEJAR SEORANG PEREMPUAN. LALU MEREKA MENGHADAPKANNYA KEPADA TETUA DI SITU.

ORANG 1:

Perempuan ini telah melanggar hukum Taurat. Kita harus memberinya hukuman!

TETUA:

Apa kesalahannya?

ORANG 2:

Dia meninggalkan suaminya, dan pergi kepada laki-laki lain untuk uang dan kepuasan.

TETUA:

(KEPADA WANITA) Benarkah?

WANITA:

(MENANGIS) Ampun... Saya tidak akan mengulanginya lagi.

ORANG 1:

Hukum saja!

ORANG 2:

Ya, hokum untuk pengikut setan seperti dia!

YANG LAINNYA:

Hukum! Hukum!!

TETUA:

(KEPADA ORANG-ORANG)

Hukum dia!


LAMPU MULAI GELAP. MENYISAKAN KEMBALI LAMPU PADA YUSUF YANG SEDARI TADI MELIHAT ADEGAN ITU DARI TEMPATNYA.

 

Nanti, setelah keadaan menjadi lebih memungkinkan,

aku akan menceraikannya secara diam-diam.

Maria tidak cemar namanya, dan aku juga memiliki kesempatan untuk hidup sebagaimana laki-laki pada umumnya.

Maria, wahai kau wanodya
aku tak mengerti dengan ini semua
yang kutahu kau nirmala hatiku

Maria, wahai kau wanodya
jiwaku gundah gulana tak terperi
maafkan bila nanti aku pergi

hatiku gersang
pikiranku bimbang
jiwaku terguncang
Tuhan, berilah pedoman

HATINYA SEMAKIN MERASA CAPEK KARENA MARAH, IBA DAN CINTA BERCAMPUR SEKALIGUS - KEPADA MARIA TAK JUGA MENEMUI KEPASTIAN JAWABAN. AKHIRNYA YUSUF TERTIDUR DI ATAS BALOK-BALOK KAYU-KAYU HASIL PEKERJAANNYA.

TAK BERAPA LAMA, MALAIKAT TUHAN DATANG KE DALAM MIMPINYA.

 

MALAIKAT TUHAN

Yusuf, anak Daud, (ROH YUSUF BANGUN DARI POSISI TIDURNYA. SEMENTARA MALAIKAT TUHAN DUDUK DI DEKATNYA)

janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai istrimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus.

 

Maria akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamai Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.

 

Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: “Sesungguhnya anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki dan mereka akan menamakan Dia Imanuel.”

 

SETELAH BEBERAPA SAAT MALAIKAT PERGI, YUSUF BANGUN DARI TIDURNYA.

 

YUSUF

(BERNYANYI)

Maria, wahai kau wanodya
kini ku mengerti dan takkan sangsi
kau terpuji di antara wanita

Maria, wahai kau wanodya

Jiwa raga kupersembahkan juga
kehendak-Nya saja yang terjadi


kemana pun ku serta
dimana pun ku ada
slalu kujaga dirimu
Tuhan, sumber kekuatan

 


 

SCENE 04

MUSIK YANG TENANG, LAMPU MULAI TERANG DI PANGGUNG. NAMPAKLAH SEBUAH SUDUT RUANGAN, DIMANA MARIA TENGAH MENYULAM KAIN DAN YUSUF SEPERTINYA TENGAH MENYIAPKAN PERBEKALAN.

 

MARIA

Yusuf, apa yang sedang kamu lakukan? Biasanya kamu mempersiapkan peralatan untuk kerja pada sore hari. Ini sudah malam, dan sepertinya kamu masih sibuk di situ?

YUSUF

Tinggal sedikit lagi, Maria. Kamu juga belum istirahat, biasanya sesudah doa malam, kamu langsung pergi tidur.

 

MARIA

Iya, sebentar lagi.

 

MARIA DAN YUSUF

Aku ingin bicara....

 

MARIA

Koq bareng?

YUSUF

Kamu dulu saja yang bicara kalau begitu...

KEDUANYA TERTAWA, KEMUDIAN YUSUF MENDEKATI MARIA.

 

MARIA

Yusuf, aku ingin berterimakasih kepadamu. Sungguh.

 

YUSUF

Sama-sama. Tapi, terimakasih untuk apa?

 

MARIA

Untuk semua yang telah kamu berikan kepadaku. Untuk menerima keadaanku apa adanya, yang telah mengandung anak yang bukan anakmu. Untuk kesediaan menerima kehadiran anak dalam kandunganku ini. Untuk pendampingan dan penjagaanmu, pemeliharaan, kepadaku. Untuk sepasang matamu yang selalu terlihat teduh menatapku. Untuk pengorbananmu..

 

YUSUF

Maria, sudah. Apa yang aku lakukan tidaklah seberapa, bila dibandingkan dengan kerendahhatian Malaikat Tuhan menyapaku. Apa yang aku lakukan, hanya sebuah karya kecil dimana aku ingin ikut ambil bagian di dalam karya besar Allah untuk manusia.

MARIA

Malaikat Tuhan telah datang padamu?

 

YUSUF

Ya, María. Semula hatiku bimbang, pikiranku kacau. Malaikat Tuhan datang dalam mimpiku, dan menyampaikan kebenaran kenyataan yang kamu emban sekarang. Malaikat Tuhan meyakinkan aku, untuk tidak takut menjadikanmu istriku.

 

MARIA

Puji Tuhan...

 

YUSUF

Ya, terpjilah Tuhan. Aku bersedia menjadi siapapun bagi dunia ini, asalkan untuk melaksanakan rencana dan kehendak-Nya.

 

MARIA

Yusuf, terimakasih. Aku mencintai dan mengasihi Tuhan lebih dari apapun di dunia ini, dan juga di sepanjang hidupku. Tidak akan ada seorang pun yang mampu mencegah kasihku kepada Tuhan. Namun Yusuf, aku pun sungguh menyayangimu karena penghormatanmu yang sungguh besar terhadapku.

 

YUSUF

Tidak akan aku biarkan siapapun yang akan menyapa dan menyentuhmu dengan tidak hormat kepadamu, María. Aku pun menyayangimu dengan sepenuh hati dan hormatku kepadamu. Aku akan selalu ada untukmu, María. Menyertaimu, menjagamu, dan berdua kita akan membesarkan anak tunggal kita hingga saatnya tiba...

 

MARIA

Baiklah. Tadi kamu juga akan mengatakan sesuatu, sekarang giliranmu...

 

YUSUF

Aku mendengar Kaisar Agustus telah memerintahkan semua warga di dunia untuk melakukan cacah jiwa. Aku berencana mengajakmu untuk cacah jiwa di Betlehem (?). Ini kesempatan yang baik, agar siapapun bisa tercatat, yang terpecah dapat dipertemukan kembali.

 

MARIA

Kapan kita berangkat?

 

YUSUF

Bagaimana kalau besok?

 

MARIA

Baiklah, Yusuf.

 

YUSUF

Menurutmu, kapan waktunya kamu akan melahirkan? Maksudku, kita akan segera pulang supaya kamu bisa melahirkan di tempat yang nyaman di sini.

 

MARIA

Aku tidak tahu, Yusuf. Tapi aku mau melakukan perjalanan untuk cacah jiwa ini, bersamamu. Kamu tidak usah terlalu mengkhawatirkan aku.

 

YUSUF

Terimakasih Maria. (PAUSE) Kalau begitu, sekarang istirahatlah...

 

MARIA MENGANGGUK. YUSUF MEMBANTU MEMAPAH MARIA HINGGA BERDIRI. KEMUDIAN SAMBIL MELETAKKAN KAIN SULAMANNYA DI ATAS MEJA, MARIA YANG PERUTNYA TELAH SEMAKIN BESAR, BERJALAN MENUJU KAMARNYA. YUSUF MEMPERHATIKANNYA.

 


 

SCENE 05

HERODES KEDATANGAN TIGA ORANG MAJUS: BALTAZAR, MELKIOR DAN GASPAR

TIGA ORANG MAJUS SUDAH MENGHADAP HERODES. SEMENTARA DI SISI KANAN  BERDIRI SEORANG IMAM KEPALA DAN BEBERAPA PRAJURIT.

 

HERODES

Jadi kalian sampai di Yerusalem ini mengikuti petunjuk Bintang Timur?

 

BALTAZAR

Benar sekali, Yang Mulia. Kami telah melakukan perjalanan jauh dari hingga tiba di Yerusalem ini, berkat petunjuk Bintang Timur.

 

HERODES

Hmm... Siapa tadi namamu? Bal... Bal...Abal Abal Abal Abal….

 

BALTAZAR

Baltazar, Yang Mulia.

 

HERODES

Namamu sulit sekali untuk diucapkan. (KEPADA IMAM KEPALA) Apa arti Baltazar?

IMAM KEPALA TERKEJUT DAN TERGERAGAP TIBA-TIBA DIBERI PERTANYAAN.

 

IMAM KEPALA

Yang Mulia, saya belum pernah mendengar nama seperti itu. Akan saya coba cari, sebentar Yang Mulai... (MEMBUKA KITABNYA)

 

HERODES

Ah, dasar goblok.(KEPADA ORANG MAJUS) Seberapa penting Bintang Timur itu bagi kalian?

 

MELKIOR

Yang Mulia, kemunculan bintang Timur itu sangat penting. Tidak hanya sekedar memberi petunjuk arah kepada kami, tetapi juga mempunyai makna yang Sangat penting bagi kami. E.. Lebih tepatnya, bagi seluruh dunia.

 

HERODES

Jangan banyak cingcong dan berputar-putar begitu penjelasannya.

Sangat penting - sangat penting... Yang sangat penting itu apa?

 

KETIGA ORANG MAJUS

Pertanda lahirnya seorang pangeran.

 

GASPAR

Bayi itu sudah dilahirkan, dan kelak Ia akan menjadi pemimpin besar

untuk seluruh umat manusia, Yang Mulia.

 

HERODES

Seorang raja, begitu?

 

KETIGA ORANG MAJUS

Benar, Yang Mulia.

 

HERODES

(TERTAWA) Hidup kalian ternyata dipenuhi ilusi, tahayul...haluuu...

Kalian melihat sendiri, akulah raja di sini. Dan kalian juga melihat, aku belum memiliki putra mahkota. (TERTAWA) Bintang Timur itu hoax!! Kalau toh benar ada bintang Timur, apa yang dikabarkannya semata-mata hoax. Kalian tertipuuu....

 

IMAM KEPALA

Yang Mulia, mohon ijin bicara...

 

HERODES

Nanti dulu...

 

IMAM KEPALA

Baik, Yang Mulia

 

HERODES

Kapan bayi itu dilahirkan?

 

BALTAZAR

Menurut penafsiran kami, anak laki-laki itu dilahirkan pada saat Bintang Timur muncul dalam penglihatan kami, Yang Mulia.

 

HERODES

Bah! Bayi itu laki-laki?!

 

IMAM KEPALA

Yang Mulia, menurut Taurat, memang benar ada tertulis:

Inilah firman Tuhan kepada Mikha, “Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala.”

 

HERODES

Cukup! Kamu orang yang aku percaya,

tetapi kenapa semua ucapanmu selalu tidak benar di mataku?

Kiranya aku sudah cukup mengerti maksud kedatangan kalian kemari.

(KEPADA IMAM KEPALA) Antar mereka ke Puri untuk makan dan beristirahat.

 

(KEPADA ORANG MAJUS) Apabila besok kalian hendak meneruskan mencari dimana bayi itu dilahirkan, silakan. Kalau perlu, sediakan pengawasan untuk mereka hingga sampai di tujuan. Tapi jangan lupa, sesudah itu beritahukanlah kepadaku apa yang kalian saksikan, agar aku juga bisa datang dan memberikan salam.

 

KETIGA ORANG MAJUS

Yang Mulia, tidak usah ada pengawalan. Biarlah kami bertiga saja yang pergi melanjutkan perjalanan. Kami yakin kami akan dapat bertemu apabila saatnya tiba.

 

KEMUDIAN MEMBUNGKUK MEMBERI SALAM UNTUK KEMUDIAN PERGI. BARU BEBERAPA LANGKAH, HERODES BERKATA LAGI:

Baiklah... Tapi jangan lupa....

Anggur Roma yang hangat di istana ini, akan menunggu kalian kembali ke sini...

 

KETIGA ORANG MAJUS PERGI DARI HADAPAN HERODES.

 

HERODES LANGSUNG MARAH-MARAH KEPADA ORANG-ORANG

Kenapa kamu diam saja kalau tahu ada nubuat nabimu seperti itu?! Ini sudah tidak benar. Tidak ada yang bisa duduk di singgasanaku, selain Herodes sendiri!

Aku sudah susah payah membangun negeri ini, banyak infrastruktur, banyak pelayanan-pelayanan publik, banyak bantuan-bantuan sosial, sekolah-sekolah digratiskan... Ini balasan Israel kepadaku?!

Kabar ini buat Herodes adalah ancaman serius. Hanya Herodes yang telah dan akan menjadi raja di sini untuk selama-lamanya.

 

IMAM KEPALA

Yang Mulia. Mohon jangan emosi begini. Nanti malah semakin tidak karuan. Orang-orang di istana akan geger, dan keamanan pembangunan menjadi tidak menentu.

Sebaiknya yang muia tetap berpikir dengan tenang dan dingin.

 

HERODES

Ini saranmu yang paling aku suka, Mbah.

Dan inilah titahku, titah yang keluar dari pikiran tenang dan dingin:

Panglima, turunkan semua prajuritmu ke seluruh penjuru negri. Bunuh semua bayi laki-laki yang dilahirkan tiga tahun terakhir ini!

 

IMAM KEPALA

Yang Mulia!

 

HERODES

Laksanakan, atau kepalaku yang jadi gantinya!

PANGLIMA MEMBUNGKUK HORMAT, LALU BERSAMA BEBERAPA PRAJURIT BERGEGAS PERGI KELUAR.

 

HERODES

Mimpi apa aku semalam....

 

IMAM KEPALA

Semalam Yang Mulia begadang bersama saya di balkon Utara, jadi pasti semalam tidak bermimpi karena Yang Mulia tidak tidur...

 

HERODES

Diaaaaaammmm!!

 

LAMPU PANGGUNG PADAM. MUSIK IKUT MEMANASKAN SUASANA.

 

 


 

SCENE 06

PANGGUNG KEMBALI TERANG DAN NAMPAK BEBERAPA RUMAH DENGAN. ADA ORANG YANG DATANG DAN MASUK RUMAH LALU MENUTUP PINTU, ADA BEBERAPA ORANG TENGAH BERBINCANG DI SISI YANG LAINNYA. TAPI KEMUDIAN MALAM SEMAKIN LARUT, DAN ORANG-ORANG MULAI MASUK RUMAH MEMBAWA LAMPU. SUASANA DI LUAR SEMAKIN SUNYI DAN GELAP. SEMENTARA DI LANGIT BINTANG-BINTANG BERTABURAN.

 

YUSUF MENUNTUN KELEDAINYA DIMANA MARIA NAIK DI ATASNYA. SEKALI TERDENGAR MARIA MERINTIH KESAKITAN, SEPERTINYA HENDAK MELAHIRKAN.

 

YUSUF

Maria, bertahan sebentar lagi, ya.

Kita harus menemukan tumpangan, untuk tempatmu melahirkan.

 

MARIA HANYA MENGANGGUK. KEMUDIAN MERINTIH. TIDAK ADA KELUHAN, TIDAK ADA UCAPAN PROTES. MARIA HANYA DIAM MENGIKUTI APA YANG DISARANKAN YUSUF, SISANYA IA MERINTIH DEMI SAKIT YANG LUAR BIASA KARENA PERSALINANNYA HAMPIR TIBA.

 

YUSUF

Kita tidak mungkin kembali ke rumah malam ini. Jaraknya terlalu jauh. Tunggu sebentar, pasti ada orang baik yang mau menerima kita untuk menumpang sementara.

 

YUSUF MENDEKATI PINTU SEBUAH RUMAH DAN MENGETUK PINTUNYA.

Assalamu'aiaehem....

 

SETELAH BEBERAPA KALI KETUKAN DAN SALAM, DARI DALAM KELUAR SEORANG IBU.

 

YUSUF

Salam, Ibu. Maaf, istri saya hendak melahirkan.

Bolehkah kami menumpang di rumah ibu untuk malam ini saja?

 

IBU

(MEMPERHATIKAN YUSUF DARI BAWAH KE ATAS DARI ATAS KE BAWAH, DAN KEMUDIAN YAKIN YUSUF TIDAK PUNYA UANG)

Aduuh, sayang sekali. Kami punya tiga kamar yang kosong biasanya, tapi kebetulan tadi sore anak-anak dan menantu pulang ke sini. Semua kamar sudah terisi. Coba cari yang lain saja, ya...

 

YUSUF

Ambillah keledai saya, dan mohon kami diberi tumpangan semalam ini saja.

 

IBU

Mau melahirkan dimana, di dalam tidak ada kamar yang kosong.

Sudah sana cari yang lain. Sudah dibilangi malah ngeyel...

(KEMUDIAN MASUK RUMAH DENGAN MEMBANTING PINTU)

 

YUSUF BERGEGAS MENDEKATI MARIA YANG TERLIHAT SEMAKIN LEMAH.

 

YUSUF

Tidak ada yang mau menerima kita. Entah kenapa? Sabar, ya...

Aku akan mencari rumah yang lainnya.

 

MEREKA KEMUDIAN BERJALAN LAGI, MENUJU SEBUAH RUMAH YANG LAIN.

YUSUF KEMBALI MENGETUK PINTU. HANYA SEKALI MENGETUK, SEORANG LELAKI KELUAR DARI DALAM RUMAH.

BAPAK

Ini jam berapa, ngganggu tidur saja! Awas kalau ketuk-ketuk pintu lagi!

 

YUSUF KEMBALI MENDEKATI MARIA, DAN BERJALAN LAGI. DI SEBUAH SUDUT ADA ANAK PEREMPUAN KECIL LAGI DUDUK-DUDUK BERSAMA NENEKNYA.

 

YUSUF

Salam...

 

ANAK PEREMPUAN

Salam...

 

NENEK

Kalian siapa? Sepertinya bukan orang sini?

 

YUSUF

Saya Yusuf, dan ini istri saya, María.

(KEPADA ANAK PEREMPUAN) Kamu belum tidur jam segini, sayang?

 

ANAK PEREMPUAN

Belum. Kami lagi menunggu ayah dan ibu pulang dari kota. Ayah dan Ibu akan membelikan hadiah buatku.

 

NENEK

Tapi mungkin juga tidak pulang malam ini.

Tidak aman untuk bepergian jauh malam-malam begini.

Kalian mau kemana?

 

YUSUF

Nek, istri saya akan melahirkan.

Bolehkah kami ikut menumpang di dalam rumah untuk Maria melahirkan?

 

ANAK PEREMPUAN

Mau melahirkan? Berarti akan punya adik?

Boleh. Kenapa tidak.  Boleh ya, Nek?

 

NENEK

Ehm... di sudut desa kami punya rumah sederhana

untuk naungan ternak-ternak kami. Menginaplah di sana, ya..

 

ANAK PEREMPUAN

Kenapa di sana, nek? Di sana jauh, dan sepi. Kasihan.

Di dalam rumah saja. Ayah dan Ibu pasti juga akan sampai rumah besok sore.

 

NENEK

Sudah, kalau kalian mau, kalian boleh ke sana.

 

YUSUF

Baiklah, Nek. Terimakasih.

 

LALU NENEK ITU MEMBERIKAN LAMPU UNTUK PENERANGAN KEPADA YUSUF. NENEK DAN ANAK PEREMPUAN ITU MASUK RUMAH.

 

YUSUF

Kita akan ke sana, María. Tahan sebentar...

Aku akan sedikit bergegas, ya. Agar bisa menyiapkan tempat buatmu.

 

MARIA MENGANGGUK. LALU MEREKA MENUJU KE TEMPAT ITU. LAMPU MEREDUP DAN KEMUDIAN GELAP.

 

MUSIK IRINGAN LAGU, KEMUDIAN PANGGUNG MEMPERLIHATKAN AKTIVITAS YUSUF YANG KESANA-KEMARI MEMPERSIAPKAN PERSALINAN. MEMINDAHKAN JERAMI, MEMBERSIHKAN TEMPATNYA, MENYIAPKAN KAIN LAMPIN DAN PALUNGAN, SAMBIL BERNYANYI.

 

YUSUF

(BERNYANYI)

Kebahagiaan mengalahkan penderitaan.

Inilah yang kurasakan.

Aku orang biasa, tak ada yang istimewa

Sebab kasih-Mu hatiku melambung bahagia

 

Di tiap tarikan nafasku, kau pun kukasihi

Sebagai rohku sendiri

Kau telah meraja, memenuhiku di sgala (TERDENGAR TANGIS BAYI)

Anakku Anak Tuhanku selamat datang

 

Refr:

(SAAT INI MASUK PARA GEMBALA DAN ORANG MAJUS)

Noel.... Noel....

Noel... Noel...

 

YUSUF MENERIMA KEDATANGAN PARA GEMBALA DAN ORANG MAJUS. KEMUDIAN YESUS MENGGENDONG BAYI ITU, DAN MARIA TURUT BERJALAN DI SAMPINGNYA MENUJU KE TENGAH ANTARA ORANG-ORANG.

 


 

SCENE 07

SETING BERGANTI RUMAH IBADAT. YUSUF DAN MARIA MEMBAWA YESUS KE RUMAH IBADAT DISUNAT, KEMUDIAN SIMEON BERNUBUAT.

 

YUSUF

Maria, genap 8 hari sudah umur anak kita. Sesuai Hukum Taurat, kita akan mempersembahkanNya kepada Tuhan di Bait Allah. Sebab seperti sudah ada tertulis, “semua anak Laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah”.

 

YUSUF LALU MENGGENDONG BAYI YESUS, DAN BERKATA:

Dan aku, Yusuf, menamaimu Yesus.

 

MARIA

Ya, Yusuf. Apa kau sudah siapkan sepasang burung tekukur

dan sepasang merpati sebagai persembahan kurban?

 

YUSUF

Sudah aku siapkan, María.

 

MARIA DAN YUSUF KEMUDIAN MELANGKAH LEBIH MASUK KE DALAM BAIT ALLAH, DIMANA SEORANG TUA BERNAAM SIMEON TELAH ADA DI SITU. BEGITU MELIHAT MARIA DAN YUSUF, SIMEON GIRANG MENYAMBUT NYA.

IA MEMINTA BAYI ITU DARI TANGAN YUSUF, KEMUDIAN MENATANGNYA, DAN BERKATA.

 

SIMEON

Sekarang Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera,

sesuai dengan firman-Mu. Sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadi pernyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi bangsa-Mu, Israel.

 

LALU SIMEON MEMBERKATI MARIA DAN YUSUF, MEREKA BERDUA HERAN.

 

SIMEON

Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel, dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan. - dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri - Supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang.

 

KEMUDIAN TIBA-TIBA DI BAGIAN LATAR BELAKANG NAMPAK LIDAH API YANG YANG MENYAMBAR. SETTING KEMUDIAN BERGANTI KE ISTANA HERODES.

 

SCENE 08

PANGGUNG GELAP - PERTUNJUKAN SHILUET:

HERODES MEMERINTAHKAN UNTUK MEMBUNUH SEMUA BAYI LAKI-LAKI. KEMUDIAN NAMPAK PARA PRAJURIT MEREBUT BAYI, MEMBUNUHNYA. ADA PULA YANG BERLARI DIKEJAR-KEJAR PRAJURIT. SUARA TANGIS BAYI, JERITAN PARA WANITA, TERDENGAR MEMILUKAN DIMANA-MANA BERCAMPUR DENGAN TERIAKAN-TERIAKAN KERAS PARA PRAJURIT. “INI PERINTAH YANG MULIA!!” MUSIK KUAT DAN PANAS.

 

KEMUDIAN MUSIK PELAN, TINGGA KILATAN CAHAYA MERAH DARI API YANG MENYALA MASIH TERASA, DI BAGIAN BELAKANG, SHILUET MASIH NAMPAK, DENGAN GERAKAN YANG DIPERLAMBAT.

 

SAAT ITULAH PANGGUNG, DI SEBUAH SUDUT YANG KECIL, TERLIHAT MARIA TIDUR DI DEKAT PALUNGAN, KEMUDIAN TAK JAUH DARI MEREKA TERLIHAT JUGA YUSUF. MEREKA TIDUR DENGAN PULASNYA, KETIKA MALAIKAT TUHAN DATANG KE DALAM MIMPI YUSUF.

 

MALAIKAT TUHAN

Yusuf, bangunlah. Ambillah Anak itu dan Ibu-Nya.

Larilah ke Mesir dan tinggallah di sana sampai aku berfirman kepadamu.

Karena Herodes mencari Anak itu dan membunuh Dia.

 

SEGERA SETELAH MALAIKAT TUHAN MENGHILANG, YUSUF BANGUN DARI TIDURNYA. IA KEMUDIAN MEMBANGUNKAN MARIA, KEMUDIAN MEMBAWA BAYI DAN PERBEKALAN SEADANYA KELUAR DARI TEMPAT ITU UNTUK MENYINGKIR KE MESIR.

 

 


 

SCENE 09

YESUS (12 TAHUN) DALAM BAIT ALLAH

AHLI TAURAT 1
Siapakah Kau?


YESUS
Aku adalah seorang putera Israel,

yang telah datang untuk menggenapi apa yang ditetapkan Hukum Taurat.

AHLI TAURAT 2
Siapakah nama-Mu?

YESUS
Yesus dari Nazaret.

AHLI TAURAT 3
Tanyakan sesuatu kepadanya.

AHLI TAURAT 1
Berdasarkan apakah Kau berani menyatakan keyakinan-Mu?

YESUS
Tidak ingatkah kalian akan bintang yang dilihat oleh Para Majus dari Timur

dan berhenti di atas langit di Betlehem sebagai tempat kelahiran Mesias,

putra dari putera Yakub, melalui Daud yang dari Betlehem?

AHLI TAURAT 3
Maksud-Mu Mesias dilahirkan di Betlehem?"

YESUS
Ya.

AHLI TAURAT 1
Nak, siapakah yang mengajari-Mu perkataan-perkataan itu?

YESUS
Roh Allah. Aku tak memiliki guru manusia.

Ini adalah Sabda Allah yang berbicara kepada kalian melalui bibir-Ku.

 

LALU MASUKLAH MARIA DAN YUSUF YANG SUDAH TIGA HATI MENCARI-NYA.

 

MARIA

Yesus, anakku, mengapa Engkau berbuat seperti demikian terhadap kami?

Ayah-Mu dan aku, dengan cemas mencari-Mu.

 

YESUS

Mengapa kamu mencari Aku?

Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Ayah-Ku?

 

YUSUF MENDEKATI MARIA YANG TERTUNDUK MENDENGAR JAWABAN YESUS.

Maria, kita bersyukur telah menemukan-Nya kembali.

Tidak perlu lagi cemas dan sedih hatimu.

 

KEPADA YESUS

Ayo, Nak, kita pulang ke rumah.

Aku akan banyak mengajarimu ketrampilan.

 

YESUS

Baik, Ayah.

 

YUSUF

Aku akan mengajarimu bagaimana mengetam kayu, menggergaji, merancang bangunan dan peralatan rumah tangga. Sampai suatu saat Kamu juga akan mampu membuat sebuah rumah yang kokoh dan indah pula.

 

YESUS DAN YUSUF TERSENYUM. KEMUDIAN MEREKA BERTIGA PULANG KE NAZARETH.

 

 


 

SCENE 10
MUSIK INTRO LAGU, MASUK.

LAYAR ADALAH AIR SUNGAI YANG MENGALIR TENANG, LALU CAKRAWALA LUAS DI DUAPERTIGA BAGIAN ATASNYA.

 

BEBERAPA SAAT KEMUDIAN MUNCULLAH YUSUF TENGAH BERLARI, KEMUDIAN DI BELAKANGNYA YESUS TERLIHAT MENGEJARNYA. MEREKA BERDUA TENGAH BERMAIN BERSAMA DI TEPI SEBUAH SUNGAI.

 

SEIRING LAGU MASUK, DUAPERTIGA BAGIAN ATAS SUNGAI YANG BERGAMBAR CAKRAWALA, PELAHAN NAMPAK REKAMAN AKTIVITAS YUSUF DAN YESUS TENGAH MENGAJARI MENGETAM, MENGGERGAJI, MENGUKUR BATANGAN-BATANGAN KAYU, MEMBENTANGKAN TALI UKURAN BERSAMA. SESEKALI YUSUF MEMBERITAHU BEBERAPA HAL PENTING UNTUK DIPERHATIKAN. SESEKALI YUSUF MENUNJUKAN HASIL YANG LUCU (MISAL: KAYUNYA JADI BENGKOK), LALU MEREKA BERDUA TERTAWA. DAN SETERUSNYA.

 

SEIRING TAYANGAN ITU, TERDENGAR MARIA BERNYANYI DAN MASUK KE PANGGUNG.

 

MARIA

Tuhanku, betapa penuh syukurku kepada-Mu

Semua yang terjadi atas kehendak-Mu

Sempurna… Oh, sempurna.

 

Yusufku, kaulah bayang-bayang Tuhan-ku

Menjaga memelihara hidup kami semua

Dalam diam…kau berkarya.

 

Refr:

Kau kunci, nubuat para nabi tergenapi

Lembut hati dan tulusmu, menaungi kami

Kau tak pernah alpha kerjakan perintah-Nya

Percayamu pada Tuhan sungguh luar biasa

 

 



 


 

SCENE 11
YUSUF TELAH NAMPAK TUA, TERBARING DI SEBUAH RANJANG. MARIA BERDIRI DI DEKATNYA.

YUSUF

Kamu tidak usah sedih, Maria.

Hari ini, aku bahagia.

Perasaan yang sama dengan hari-hari sebelumnya ketika aku bersamamu.

Selalu bahagia.

 

MARIA

Tetaplah bertahan, hidup bersama kami.

Aku dan anakmu amat mencintaimu.

 

YUSUF

Anak tunggalku, Yesus.

Tentu Kau dengar para malaikat tengah bernyanyi.

(TERSENYUM)

Aku ingin menyanyikan sebuah perkataan nabi, kepada-Mu:

Janganlah kasih dan setia meninggalkan Engkau.

Kalungkanlah itu pada lehermu,

tuliskan itu pada loh hatimu.

Engkau akan mendapat kasih dan pengharapan

dalam pandangan Allah serta sesama.”

 

Yesus, anakku. Terimakasih atas kehadiran-Mu di dunia, untuk menyelamatkan umat manusia dari dosa-dosa.

 

SESUDAH BERKATA DEMIKIAN, YUSUF WAFAT. MARIA TAMPAK MENANGIS DAN YESUS PUN TAMPAK SEDIH.

 



 


 

SCENE 12
YUSUF (ROHANI) NAMPAK DI ANTARA ORANG-ORANG SAAT PENYALIBAN YESUS DAN MENEGUHKAN KETAATAN DAN KESETIAAN YESUS KEPADA BAPA, HINGGA WAFAT DI KAYU SALIB.

YUSUF

(BERNYANYI)

Malam gelap dan angkasa yang sunyi

Kudengar zaitun menangis, daun-daun palma bersedih

Tetesan airmata darah di tanah berbatu

Terasa benar kematian di sepanjang jalan.

 

Kuat tangan-Mu mengetam kerasnya kayu

Kau bangun rumah yang baru, yang penuh damai dan kasih

Golgota, Kau siapkan tangga cahaya ke surga

Aku di sini menyertai, berduka dan nyeri rasanya

 

O.... Anak tunggalku....

Aku bersamamu, di tiap bilur luka-Mu

Bangunlah saat Kau jatuh

Bangun dan kembalilah melangkah

Dan biarlah aku merasai sakit dan perihnya

 

O... Anak Tuhan ku...

Betapa kasih-Mu, hingga serahkan nyawa-Mu

Mengalir darah cinta-Mu

Membasuh dosa-dosa kami semua

Dan rinduku: selalu bersama-Mu selamanya

 

KEMUDIAN SEIRING SELESAINYA “JALAN SALIB” HINGGA MELIHAT MARIA MEMANGKU TUBUH YESUS YANG TELAH MATI, LAGU JUGA SELESAI, LAMPU MEREDUP DAN PADAM.

 

 

+++

SURAT CINTA UNTUK SAUDARA TUA

  SURAT CINTA UNTUK SAUDARA TUA Kau terlebih dulu ada Sebagai saudara tua yang setia Kau terlebih dulu berada di sini Siang malam diam-diam ...