05/03/20

Pamflet Kretek


Asa Jatmiko
PAMFLET KRETEK




Kita telah mendengar bunyi kemretek
Dari batang demi batang rokok kretek kita
Di telinga. Berabad-abad lamanya
Dan kita masih tak berdaya untuk lantang bersuara

Ratusan ribu hektar ladang tembakau digusur
Diganti lamtoro, ketela, jagung dan sayur-mayur
Atas nama swasembada pangan dan kemakmuran

Sementara harga-harga sembako semakin tinggi
Tembakau yang berakar di tanah para petani
Dibiarkan terlantar dan mati
Karena harus menanam apa yang mereka tidak mengerti

Bagi para petani, tembakau bagai anaknya sendiri
Dimana mereka menghendaki lahir dan hidupnya
Dimana mereka susui dengan kasih sayang
Dimana mereka paling memahami
bagaimana menjaga mandat dan warisan moyang tetap lestari

Kita telah mendengar bunyi kemretek
Dari batang demi batang rokok kretek kita
Dalam setiap perbincangan dan malam sunyi
Setiap ingat wajah kekasih yang tengah berjuang
Tapi kita masih tak berdaya untuk lantang berkata



Lihatlah mereka yang dulu menjajah
Datang dan memperebutkan kita demi rempah
Kini mereka juga sama
Datang dan memperebutkan kita
Atas nama kesehatan
Atas nama etika
Atas nama agama
Atas nama perlindungan anak
Kita tahu ujungnya, kedaulatan bangsa

Kita telah mendengar bunyi kemretek
Dari batang demi batang rokok kretek kita
Di telinga. Berabad-abad lamanya
Dan kita masih tak berdaya untuk lantang bersuara



Kudus, Hari Kretek 3 Oktober, 2019

Sembilan Puisi


Asa Jatmiko
Sembilan Puisi


SATU

Mata yang binar dan mata berairmata
Mengisyaratkan satu nilai yang sama:
aku istimewa, dan kamulah bintangnya.



DUA

Kamu tak perlu menjadi malaikat.
Buatku kamu sudah malaikatku
yang memeluk kita dengan hangat.



TIGA

Bulan, dekatlah bulan
Biar kudekap dan resahmu lenyap.



EMPAT

Hujan,
kamu ditunggu romantisnya.



LIMA

Kadang aku bertanya
untuk apa berdoa.
Tuhan tahu apa yang kuminta.

Kadang aku berdoa
hanya untuk memastikan hati
Tuhan tak pernah meninggalkan.



ENAM

Kutunggu kamu, dan kutemani
Kita akan berkarya bersama lagi.



TUJUH

Aku ingin menulis panjang
tentang desahmu di dadaku semalam

Aku ingin ada bersamamu, sedekat nafasmu
bernyanyi dan berdoa seirama detak jantung.

Aku ingin menulis panjang
tentang semua keinginan membahagiakan.

Aku ingin berabad-abad menulis panjang
hanya tentang satu cinta dan kebahagiaan.


DELAPAN
Kubunuh mau, saat kamu
hanya mengangguk mau

Kubunuh mau, saat aroma
ingatkan nama ialah namamu

Kubunuh mau, saat desah
ninabobo dalam rebah

Kubunuh mau, satu demi satu
sebelum kita jadi maumu



SEMBILAN

Kadang seperti tergenggam
Kadang seperti tenggelam

Kadang terasa hinggap lekat
Kadang terasa hilang terbang

Kadang terasa satu
kadang seperti satu satu


-Kudus


Agni Prajnaparamita


Asa Jatmiko
AGNI PRAJNAPARAMITA


bumi
di sudut sunyi
pijar sukma
jari-jemarinya doa
agni prajnaparamita
terlukis cahaya

selembar hidup, terang tanpa cela
hamparan putih nan sederhana
yang merangkum keluasan semesta
sebagaimana awalnya kamu ada
jiwamu jagat kecil yang sempurna

namamu adalah legenda
puncak peradaban atas kehidupanmu
menulis urup menjadi urip
titik demi titik dalam gairah cinta
menjadikan urip yang urup
garis demi garis merangkai kisah

aku tahu, tentu hidup tak semudah kita bicara
gelegak kehendak yang terendam dalam canting tembaga
harus selaras dengan arah cinta dan kerinduan
melukis keindahan sebagai cahaya penuh warna
hati dan kebajikan meneduhkan matamu
mengarahkan jari-jemarimu di setiap goresan


aku tahu, perjalanan hidup selalu tak sempurna
namun kita selalu berusaha menjangkau adi kodrati
hingga elok nan indah lembaran hidup dan kisah
yang tergelar di selembar kain mori
kehidupan awal yang sekaligus akan mengakhiri


ada pertikaian hati, ada rasa pahit yang harus dialami
ada nglowong, isen, ada mopok
ada saat kita memperbaiki diri, interospeksi
ada ngecos, akui kelemahan dan kesalahan
sebagai selembar kain mori kehidupan manusia
mesti menempuh ribuan kelok dan rintang
semua akan mencapai surga dengan pertobatan


batik adalah perjalanan hidup itu sendiri
proses hidup kita mencapai keindahan sunyi
aromamu harum menjulang ke angkasa
dunia mengakuinya
monumen budaya yang sarat makna

bumi
di sudut sunyi
pijar sukma
jari-jemarinya doa
agni prajnaparamita
terlukis cahaya.


kudus, 2019

Anak Serayu Ibu


Asa Jatmiko
ANAK SERAYU IBU 


Cah, semalam di pedangan
aku mendengar suara
kemleset seperti suara air
melewati daun-daun rumput
yang menuju blumbang

tapi sepertinya bukan air
tubuhnya licin melata
di antara gendhĂ©ng dan empyan
sesekali terdengar kemretak
lalu tak terdengar lagi
sesaat sebelum subuh

Cah, sudah tidurkah kamu?
kamu dengarkah suara dari balik gunung
meraung-raung sepanjang hari?
berhentilah pegang hape nonton tivi
sebaiknya lekaslah kamu pergi

Biyung, sebenarnya aku tak akan pulang
sebelum membawa serantang kisah masa depan
tapi malam iniaku terpaksa kembali
rumah kita blabur ular berbisa
penuh belet di seluruh ruang dan tiap sudutnya.
Biyung, kamu mengungsi kemana? 


2020

Satu Muara

Asa Jatmiko

SATU MUARA
Serayu - Klawing



Karena kekalahan pun menuntut bebungah
maka biar pun aku sudah tak sanggup lagi melangkah
aku persembahkan jiwaku menjadi lingga di sini
agar kamu tahu, tak ada lagi dendamku kepadamu

Akhirnya aku berbelok dan bertaut di lembah ini
memilih yonni yang rimbun oleh waru-waru doyong
muara penenang anak cucu kita, berabad selanjutnya
biar pun sesudah ini aku hanya tugu
datanglah kemari setiap saat kalian punya rindu

Kang, kemenangan pun butuh diluruhkan
aku wanodya yang ingin kau tegak bagai tugu
kubawakan kemenanganku dalam kekalahanmu
di sini, kita mesti berhenti beradu dan bertikai
mengalirlah bersama menuju satu muara


2020

SURAT CINTA UNTUK SAUDARA TUA

  SURAT CINTA UNTUK SAUDARA TUA Kau terlebih dulu ada Sebagai saudara tua yang setia Kau terlebih dulu berada di sini Siang malam diam-diam ...