Penghargaan Masa Bakti 25 Tahun
Kamis malam, 06 Desember 2012, para penerima Penghargaan Masa Bakti 25 Tahun yang berjumlah 145 tahun ini, telah mengikuti acara puncaknya di Bumi Semarang Baru (BSB) area Laker’s Resto and Sport Club.
Tema kemasan acara PMB tahun 2012 kali ini mengambil tema Batik. Panggung megah yang didirikan di atas kolam renang didominasi motif batik dengan corak yang elegan berlukiskan daun-daun tembakau dengan cengkeh di sudut-sudutnya. Semua itu padu dengan dandanan seluruh panitia dari HRD Kudus yang mengenakan seragam batik. Panitia pun merancang nama setiap meja untuk para penerima PMB 25 Tahun dengan nama motif batik dari seluruh Indonesia.
Nama-nama motif batik yang dipergunakan untuk penamaan meja para tamu, seperti Batik Parang Kusuma, Batik Tari Kretek, Batik Anggur, Batik Babon Angrem, Batik Bantulan, Batik Irian, Batik Merak, Batik Kantil Anggur, Batik Kawung Picis, Batik Kunir Pita, Batik Manggaran, Batik Tembakau Cengkeh, Batik Pisang Mas, Batik Polkadot, Batik Pringgodani, Batik Sekar Jagad, Batik Semen Rama, Batik Senandung Cinta, Batik Sido Asih, Batik Sido Luhur, Batik Sido Mukti, Batik Tambal, Batik Truntum, Batik Truntum Garuda, Batik Wahyu Tumurun, Batik Parijoto, Batik Gebyok, Batik Udan Liris, Batik Mega Mendung, Batik Ceplok, Batik Madura dan Batik Kawung.
Endar Mardian Utama yang pada perhelatan kali ini dipercaya sebagai ketua panitia, dalam penjelasan singkatnya mengatakan bahwa tema batik ini tidak lain untuk mengangkat semangat satu bangsa meski berbeda asal daerahnya. Semangat keindonesiaan ini sekaligus juga mencitrakan ragam asal daerah para penerima PMB 25 tahun dari seluruh nusantara, yang memusat dalam semangat daun-daun tembakau - cengkeh kebesaran Djarum di atas panggung.
Para tamu yang memasuki area Laker’s Resto and Sport Club, langsung disuguhi sebuah stand demo membatik dan pameran batik khas Kudus juga dibangun. Kehadiran Mbak Yuli yang selama ini aktif dan peduli terhadap perkembangan batik khas Kudus, membuat stand batik semakin lengkap. Oleh karena setiap informasi mengenai batik, terutama batik khas Kudus, dapat diperoleh langsung dari Mbak Yuli, seorang tokoh penting dari Galeri Batik Kudus.
Sementara itu satu stand photo-booth juga dibangun di sudut kanan panggung utama, dengan latar belakang ukiran serta kilatan-kilatan api obor yang menyala. Para fotografer Djarum yang tergabung dalam Djarum Photography Club (DPC) laiknya fotografer profesional melayani setiap tamu untuk berfoto. Terkadang masih kurang, para tamu meminta bantuan fotografer untuk memotretnya mempergunakan kamera yang dibawanya sendiri. Malam itu, malam ke-25 Tahun karya mereka di Djarum, mereka sangat menyadari bahwa malam itu adalah saat yang paling istimewa dan takkan terulang lagi di waktu mendatang. Momentum tersebut mesti diabadikan, terlebih karena kehadirannya disertai oleh istri tercinta disampingnya.
“Terimakasih banyak saya ucapkan kepada seluruh penerima penghargaan. Kita masih akan bekerjasama lebih dari 25 tahun. Dan saya harap kita akan seminimal mungkin salah mengerti dan curiga-curigaan. Semoga kita bisa bekerjasama secara harmonis, kompak selama seratus tahun lagi sampai seterusnya,” demikian orasi singkat Victor R. Hartono sebelum menyerahkan Penghargaan Masa Bakti 25 tahun kepada 145 penerima yang terdiri dari berbagai bagian dan departemen.
Pengkaryaan atau darma bakti kepada organisasi dimana kita ada di dalamnya, tidak bisa diukur dan dibatasi, karena ia niscaya menjadi curahan cinta selama ini. Bagaimana jika selama 25 tahun atau lebih kita berkarya sementara tidak ada cinta, niscaya tak akan sepanjang itu usia darma bakti. Namun yang paling penting, karya dan darma bakti yang telah dilakukan memiliki jejak yang nyata bagi kemajuan organisasi. Oleh karena itu, Victor R. Hartono mengatakan dengan indah sekali, bahwa kerjasama kita akan harmonis, kompak dan berlangsung hingga seratus tahun lagi. Sebuah niat suci yang disematkan untuk kita semua, dimana kerjasama di dalam organisasi seperti ikatan saudara di dalam keluarga, yang akan berusia sepanjang masa.
Gelar acara PMB 25 Tahun dibuka dengan penampilan Dion Indonesia Idol membawakan lagu-lagu kenangan, seperti: Nonton Bioskop, Tanjung Perak, Juwita Malam, Sik Asik, Mau Dibawa Kemana, dan juga sebuah single NOAH yang berjudul “Separuh Aku”. Penampilan Dion pada malam itu diiringi oleh NAS4 Band, satu kelompok band yang sudah tidak asing lagi bagi insan Djarum. Kemudian acara bergulir dalam kehangatan dan keceriaan pembawa acara, Bagas dan Gisel “Idol”.
“Ngomong-ngomong nih, Gisel, saya sudah 4 kali menjadi pembawa acara PMK 25 Tahun ini,” kata Bagas di sela-sela membawakan acara.
“Jadi, apa maksudmu?” tanya pacar Gading Martin yang punya nama lengkap Giselle Anastasia ini.
“Ya, mudah-mudahan masih diberi kesempatan mbawain acara ini sampai 25 tahun. Jadi bisa dapat PMB dari Djarum, seperti Bapak-bapak kita ini kan?” kelakar Bagas.
“Wow, itu kan karepmu, Gas!” balas Gisel dengan logat Surabaya-nya yang khas, yang langsung disambut ketawa penonton.
Bulan Desember, kata orang Jawa merupakan singkatan dari “gedhe-gedhene sumber” atau bulan dimana hujan turun dengan lebatnya. Gelar acara PMB 25 Tahun yang diadakan pada 6 Desember 2012 di BSB outdoor ini pun tak dapat menahan keinginan hujan untuk turun. Acara penyerahan penghargaan pun kemudian dialihkan ke ruangan yang telah disediakan sebagai tempat cadangan, beberapa saat setelah sambutan Victor R. Hartono.
Meskipun demikian acara tetap berlangsung dengan meriah. Bahkan spesial. Karena pada malam itu nampak hadir pula Robert Budi Hartono. Nampak hadir Martin Basuki Hartono yang juga berkenan memberikan penghargaan, beserta jajaran Direksi dan Manager. Bagas dan Gisel memandu acara demi acara hingga akhir, dengan tanpa iringan ilustrasi musik NAS4 Band dan penampilan Dion “Idol” lagi. Udin Rum Baa dari DSO Gorontalo, memberi kesaksian di atas panggung. Udin Rum Baa mengatakan kebanggaannya ketika sekitar tahun 1988, bersama rekan-rekannya menjadikan Djarum Super menjadi rokok yang paling diminati di Gorontalo. Rintisan usaha pemasaran yang dilakukannya dengan jerih payah itu pun berbuah manis.
Udin Rum Baa menitipkan pesan kepada seluruh keluarga Djarum, bahwa komitmen dan kejujuran menjadi dua kata kunci yang harus kita pegang, ketika kita semua bertekad bersama membangun kemajuan Djarum. Dia juga mengucapkan terimakasih kepada management yang telah memperhatikan kinerjannya selama ini, dan terlebih dengan penghargaan masa bakti 25 tahun yang diterimanya pada tahun ini.
Sementara itu Honky Harjo dalam sambutannya mengatakan betapa cepatnya waktu 25 tahun. Saya melihat, bahwa perjalanan karier itu seperti perjalanan matahari. Dari mula terbit, terangnya sedikit-sedikit kemudian lama-lama semakin terang dan bermanfaat bagi orang lain lain dan juga perusahaan. Dari tidak bisa melakukan apa-apa hingga kita bisa melakukan sesuatu yang berarti bagi perusahaan. Tapi menurut saya, waktu yang diberikan oleh yang ‘di atas’ kita sesungguhnya diberi waktu “terang” yang panjang untuk kita bisa berkontribusi secara produktif bagi perusahaan. Hanya saja kita mesti tidak menyia-nyiakannya, kita pergunakan sebaik mungkin.
Seperti matahari juga, lanjut Honky Harjo, pada saatnya ia juga bersinar optimum ketika siang. Pada saat itu, yang saya sebut sebagai masa produktif, dan kemudian terus berlanjut suatu saat matahari juga akan terbenam. Tapi menurut saya, ketika matahari terbenam, ia mengeluarkan cahaya yang indah. Kita juga suatu saat akan terbenam, tetapi seperti matahari, dalam hidup kita bisa melakukannya (saat terbenam) dengan indah. Jangan gampang kecewa, kepada siapapun. Pasti ada kekurangan-kekurangan kita, ada hal-hal yang kita merasa belum melakukan apa-apa, tapi jangan kecewa. Karena waktu terbenam itu juga normal dan alamiah.
Dan yang tidak kalah penting juga, jangan kecewa pada diri kita sendiri. Karena menurut saya, banyak sekali orang-orang yang kecewa sama diri sendiri karena merasa belum melakukan apa-apa, misalnya. Yang lewat, biarkanlah lewat, katanya. Kalau kita melakukan itu, saya yakin kita bisa seperti matahari yang terbenam dengan indah. Waktu terang, bersinarlah seterang mungkin. Waktu terbenam, terbenamlah seindah mungkin.
Rombongan bus para penerima Penghargaan Masa Bakti (PMB) 25 tahun yang berangkat dari Semarang, mulai memasuki Kudus pada pagi itu, Jum’at 07 Desember 2012. Sementara rombongan bus lainnya juga mulai diberangkatkan dari Kantor Djarum di Jalan A. Yani 26. Pagi itu para penerima PMB akan diajak berkeliling mengunjungi pabrik-pabrik Djarum, seperti ke unit kerja SKT, Primary OASIS, SKM OASIS melihat langsung bagaimana kecepatan mesin Jerman, type Protos M6 yang mampu memproduksi 16.000 batang/menit dan F8 dengan mampu menghasilkan 1.000 pak/menit. Kemudian dilanjutkan kunjungan ke Menara Kudus dan GOR Bulutangkis di Tanjung.
Kunjungan pagi itu sudah disambut dengan hujan lebat yang sempat mengguyur deras Kota Kretek. Sekitar pukul delapan lebih beberapa menit, hujan pun reda. Udara sejuk sesudah hujan segera terasa, seakan mendukung suasana. Dan beberapa saat kemudian, rombongan tiba di lokasi unit kerja SKT. Kunjungan ke SKT terbagi ke tiga lokasi, yaitu: SKT Karangbener, SKT Megawon 2 dan SKT Pengkol.
Setelah mendapat penjelasan safety induction dari pendamping setempat, seperti Mursyid, Minto Nugroho dan Adi Darmawan, yang kemudian memandu mereka memasuki area kerja giling dan pak ke dalam beberapa kelompok kecil. Kehadiran para penerima PMB 25 Tahun ke SKT Karangbener pada waktu itu, sepertinya merupakan kehadiran yang istimewa.
Betapa tidak, begitu mereka sampai di area kerja, para karyawati giling dan pak yang jumlahnya ribuan itu, seluruhnya berdiri. Dari pengeras suara, Minto Nugroho menyampaikan ucapan selamat datang, dan kemudian disusul alunan musik. Sudah menjadi kebiasaan di lingkungan SKT, setiap pagi seluruh karyawan melakukan kegiatan streching. Maka sebagaimana adatnya, pagi itu kehadiran para tamu langsung disambut dengan kegiatan streching bersama. Tanpa basa-basi lagi, banyak di antara para tamu yang kemudian tergerak turut melakukannya bersama-sama dengan karyawati SKT Karangbener.
Pagi yang segar dan tubuh yang bugar, niscaya akan menggiring pula pada kesegaran jiwa dan hati. Pikiran pun menjadi lebih pijar, sebab penat dan beban telah tersingkir oleh terangnya. Maka selesai streching, dengan penuh semangat mereka bernyanyi bersama. Diiringi musik Jamrud berjudul “Selamat Ulang Tahun”, dengan lirik yang dikreasi sendiri menjadi lirik yang menumbuhkan semangat. Silakan disimak liriknya:
Kami ini SKT Karangbener,
dengan kejujuranku, kegigihanku, siap inovasi baru,
keikhlasanku, membuatku tambah maju.
Itulah hidupku, jiwaku, kebanggaan diriku.
Smoga kita jadi yang terbaik,
walaupun badai dan topan terus menghalangi kami.
Pastilah kita, menjadi sang juara. Jaya selama-lamanya.
“Semua bekerja dengan senang, ceria, dan itu keindahan yang luar biasa,” kata seorang tamu. Dia terpana melihat para karyawati Djarum bekerja dengan hati yang gembira. “Saya tidak menyangka,” imbuhnya. Setelah itu para tamu sudah larut bersama aktivitas SKT. Ada yang sekedar melihat dan memperhatikan cara kerjanya, ada yang potret sana potret sini, ada yang penasaran dan minta diajari melinting rokok.
Tentu saja dari para PMB yang hadir beserta istri masing-masing, para istri-lah yang secara umum baru mengetahui bagaimana aktivitas bisnis proses di SKT. Sehingga decak kagum banyak mereka ungkapkan, demikian juga besarnya rasa penasaran ingin mencoba melinting. Sementara sang suami, dengan setia dan aktif memotret pose-pose indah sang istri ketika melinting.
Bagaimana kesan ibu berkunjung ke SKT, tanya WKD kepada istri Ery Munasri dari GS RSO Surabaya. “Mengesan sekali, Mas” kata Ibu Ery Munasri. Saya selama ini tahunya kan dari tayangan-tayangan di televisi, kalau sekarang saya bisa melihat langsung, sungguh saya tidak menyangka. Kagum dengan mbak-mbaknya itu kerjanya cepat banget ya, ungkapnya.
Ery Munasri yang tahun ini genap 25 tahun berkarya di GS RSO Surabaya kemudian bercerita banyak mengenai pengalamannya selama ini. Berkisah tentang perjuangan-perjuangannya bersama rekan-rekan di RSO merintis, membangun dan mengembangkan pasar penjualan rokok-rokok Djarum dengan penuh semangat. Dari kisah menjemput artis-artis, strategi memperbanyak penjualan, memelihara hubungan baik dengan para agen dan toko hingga bagaimana ia mesti ‘kucing-kucingan’ dengan kompetitor untuk menempel poster-poster promosi. “Saya bangga berkarya di Djarum,” kata Ery.***
-aj-
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
SURAT CINTA UNTUK SAUDARA TUA
SURAT CINTA UNTUK SAUDARA TUA Kau terlebih dulu ada Sebagai saudara tua yang setia Kau terlebih dulu berada di sini Siang malam diam-diam ...
-
Oleh. Sutrimo Banyak orang mengenal Kudus sebagai Kota Wali, atau juga Kota Kretek. Namun bukan itu saja, di sisi lain, Kudus juga banya...
-
Mengenal Lebih Dekat dengan Kelompok Terbang Papat Assalafiyyah. Di sebuah dukuh yang bernama Karang Wetan yang menjadi bagian dari Desa ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar