KEMATIAN YANG LAIN
Film Pendek
Penulis Naskah:
Asa Jatmiko
Tokoh:
- TARKAM
- AISYAH
- PAK COKRO
- BU COKRO
- PAK GURU
SCENE 1
VOICE OVER (VO)
AISYAH:
SETELAH kematian Ibu, ketika aku berumur 5 tahun, seharusnya aku menjadi lebih
memperhatikan kesehatan Bapak. Tetapi aku telah ceroboh. Dan kecerobohanku
selama bertahun-tahun, menurutku telah mempercepat kematian Bapak. (PAUSE:
SEDIH)
Aku ingin ceritakan ini kepadamu, yang sebenarnya aku malu, agar kamu tidak
seceroboh aku. Kehilangan orang-orang yang kita cintai, tak ubahnya kita
kehilangan hidup kita sendiri.
TARKAM TENGAH MEMBERSIHKAN
BECAKNYA DI HALAMAN RUMAH. TERDENGAR BATUKNYA YANG SEMAKIN PARAH. Di BAGIAN DALAM RUMAH (TAMPAK DARI
HALAMAN) ANAKNYA TENGAH PERSIAPAN PJJ (PELAJARAN JARAK JAUH).
TARKAM
Ada pelajaran apa hari ini?
AISYAH
Bahasa Indonesia, Yah.
TARKAM (MEMBERIKAN UANG KE ANAKNYA)
Jangan lupa selesai pelajaran, belanja beras dan sayur di warung Mak Surti.
AISYAH
Ya, Yah.
TARKAM KE BECAKNYA. MENDENGAR BATUK AYAHNYA YANG TERUS-MENERUS, AISYAH MENDEKATI AYAH.
AISYAH (SAMBIL MEMBAWAKAN MASKER, BOTOL KECIL HAND-SANITIZER,
HANDUK DAN BOTOL MINUMAN AIR PUTIH)
Yah sudah, ndak usah
mbecak dulu hari ini. Sudah diminum obatnya?
TARKAM
Sudah habis.
AISYAH
Loh, koq ayah ndak bilang?
TARKAM
Sejak Pandemi Covid-19, kunjungan Puskesmas dibatasi. Mereka juga lagi fokus
dengan Covid-19. Ndak apa-apa, lagi pula ayah juga sudah merasa lebih baik koq.
AISYAH
Ibu Kader? Nanti aku hubungi Ibu Kader.
TARKAM
Jangan ngundang orang sehat ke rumah kita. Juga jangan kamu datang ke sana,
kita bawa penyakit saja, kita harus tahu diri.
AISYAH
Maksud Ayah?
TARKAM
Mereka membatasi pertemuan-pertemuan, termasuk kunjungan ke rumah-rumah. Ah,
sudahlah. Kau belajar saja sana.
AISYAH
Ingat, Yah, 3M...
TARKAM
Yaa...
AYAH KEMUDIAN PERGI DENGAN BECAKNYA. ANAK KEMBALI MASUK RUMAH UNTUK PJJ.
SCENE 2
RUANG KELUARGA COKRO. PAK COKRO SUDAH TENGAH BERSIAP MEETING WEBINAR DI DEPAN
HANDPHONE-NYA.
PAK COKRO
Ya, cek cek...
Suara saya sudah bisa terdengar, ya?
Baik, selamat siang semuanya. Saya senang sekali diundang untuk memberikan
materi mengenai DAMPAK SOSIAL COVID-19 DAN SOLUSINYA. Peserta webinar dan
panitia yang saya hormati... (TERPUTUS SUARA ISTRINYA)
BU COKRO
Pak, aku ke Kelurahan sebentar. Tadi Bu Lurah telpon..
PAK COKRO
(MENUNJUKAN KE HAPE BAHWA IA SEDANG WEBINAR)
BU COKRO
Oh, maaf... (MELIHAT KE HAPE, LANGSUNG MALU DAN KEMUDIAN BERGEGAS PERGI)
PAK COKRO
Maaf...
Kita lanjutkan, ya. Dari riset kecil saya mengenai data pasien Covid-19
kemudian data tingkat kemiskinan yang ada selama pandemi ini, menunjukan
bahwa.... (PERLAHAN MULAI HILANG SUARA, CUT TO SCENE 3)
SCENE 3
AISYAH TENGAH MENGIKUTI PJJ. TERLIHAT DARI HAPE AISYAH, SEORANG GURU TENGAH
MENGAJAR PELAJARAN BAHASA INDONESIA.
GURU
Unsur intrinsik dan eksintrik di dalam karya sastra, menjadi unsur penting
dalam memahami karya sastra. Bagaimana konteksnya dengan keadaan masyarakat
saat itu, bagaimana suasana perasaan penulisnya, dan sebagainya.
Sekarang, coba kalian buat sebuah cerita pendek, dengan tema "Kenormalan
Baru di dalam Keluargaku"
AISYAH
Tanya Pak Guru. Ini fiksi atau fakta?
PAK GURU
Cerita pendek (cerpen) ini fiksi, setiap pembaca juga akan memahaminya sebagai
fiksi. Meskipun, untuk membangun cerita itu bisa berasal dari imajinasi maupun
fakta-fakta yang kalian temui.
Jelas, ya?
Baik, tugas bisa dikirimkan minggu depan melalui email, ya.
SESUDAH ITU, AISYAH MENGAMBIL HAPENYA. IA CHAT DENGAN TEMAN-TEMANNYA. KEMUDIAN
MAIN MEDSOS: UPLOAD GAMBAR, MENULIS STATUS, DSB.
SCENE 4
TARKAM DUDUK DI DALAM BECAK NYA DI SEBUAH PEREMPATAN, MENUNGGU PENUMPANG.
DARI JAUH IA NAMPAK MASIH BATUK-BATUK.
IBU COKRO DARI DALAM MOBIL SEMPAT MELIHAT TARKAM.
BU COKRO
Itu Pak Tarkam?
Duh, masa Allah, aku belum kunjungan ke rumahnya minggu ini.
Kita ke kelurahan dulu, aku sudah ditunggu Bu Lurah.
MOBIL BU COKRO TERUS MENUJU KE BALAI DESA.
BATUK TARKAM SEMAKIN MENJADI-JADI. PADA BATUK YANG ENTAH KEBERAPA KALI, IA SEPERTI
SUDAH SEMAKIN LELAH, MEMBUKA MASKER NYA DAN DI MASKER NYA ADA BERCAK DARAH.
MELIHAT ITU, IA DENGAN PELAN KEMUDIAN MENGAYUH BECAKNYA PULANG KE RUMAH.
SCENE 5
DALAM RUMAH COKRO.
PAK COKRO
Ibu kan bisa mengirimkan obat itu lewat ojol.
BU COKRO
Obatnya bisa saya kirim, Pak. Tapi ngecek kondisi sakit TBC-nya Pak Tarkam,
bagaimana bisa kalau tidak datang menemuinya
langsung.
PAK COKRO
Ini masih pandemi. Kita tidak tahu selain TBC, Pak Tarkam terpapar virus Corona
atau tidak. Berbahaya buat Ibu kalau ke sana.
BU COKRO
Saya itu ya sudah pesan sama AISYAH, anaknya Pak Tarkam. Orang terdekat harus
mau jadi PMO (pengawas minum obat). Tapi sejauh ini koq ya ndak ada kabar
apapun. Saya itu jadi malah kuatir.
DISSOLVE TO
SCENE 6
AISYAH
AISYAH minta maaf, kelupaan menghubungi Ibu. Saya mau menghubungi, malah Ibu
sudah sampai di sini.
BU COKRO
Aku juga minta maaf, datang terlambat, AISYAH. Seharusnya kita bisa
menyembuhkan TBC, asal pasien mau disiplin minum obat secara teratur selama 6
bulan berturut-turut.
Kita tidak boleh lengah. Apalagi di tengah pandemi Covid-19 ini, ancaman
kematian penderita TBC semakin besar. TBC membuat kekebalan tubuh kita menurun,
jika terpapar Covid-19 akan semakin memburuk keadaan.
SCENE 7
BU COKRO PAMIT, AISYAH MENGANTAR HINGGA HALAMAN DEPAN RUMAH. VO AISYAH
SETELAH Bapakku meninggal dunia karena TBC, seperti yang diderita Ibuku, aku
seperti baru menyadari, hari-hari kemarin aku sebenarnya hidup untuk sekedar
hidup. Hidup untuk bermain-main. Dan manakala aku ingin berbenah kembali,
dadaku nyeri setiap batuk.
SETELAH BU COKRO PERGI, AISYAH BERDIRI MEMANDANGI KEPERGIAN BU COKRO. TIBA-TIBA
DIA TERBATUK. (PAUSE: BATUK)
Aku ingin sehat, dan aku ingin teratur minum obat dengan disiplin. Aku menyesal
telah ceroboh, sehingga tidak dapat menyelamatkan Ibu dan Bapak. Sekarang aku
ingin menyelamatkan hidupku, dan mengisi hidup yang diberikan Tuhan melalui
orangtuaku kepadaku dengan kehidupan yang lebih baik. Amin.
TAMAT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar