16/02/12

NJAWA TEATER Persembahkan Sebuah Film Pendek

Sebuah film pendek bertema seputar demokrasi, akan segera menjadi bagian dari rencana kerja Njawa Teater dengan sutradara Asa Jatmiko. Prosesnya saat ini sedang pada tahap pematangan naskah dan story-board, dan mulai Maret 2012 diharapkan sudah mulai pengambilan gambar.

Judul film pendek ini masih dirahasiakan. Tetapi yang pasti, film pendek ini merupakan film edukasi bagi anak-anak remaja Indonesia, sebagai satu alternatif pematangan pemikiran kita berdemokrasi. Film ini diprakarsai oleh KPU Kudus, dan diharapkan akan menjadi pilihan tontonan edukatif yang menarik sekaligus memberi sesuatu yang berarti bagi anak-anak Indonesia.

Kita tunggu saja kehadirannya, mudah-mudahan bermanfaat.

14/02/12

NJAWA TEATER Persiapan Pentas "Dhemit"


Se-Nyawa Teater
Berangkat dari persinggungan terus-menerus antar para aktor yang ada di sekitar Asa Jatmiko, kesadaran dan ketaksadaran akan proses, kemandekan dan keberlangsungan para aktor, membuahkan kerinduan untuk berbagi bersama di dalam sebuah pementasan teater. Kerinduan yang menggebu-gebu tersebut, kemudian diasumsikan sebagai nafas baru atau nyawa baru bagi kehidupan teater kami selanjutnya.

Pilihan berikutnya adalah menentukan naskah. Setelah mengalami serentetan peristiwa teater di beberapa panggung, seperti: monolog Burung Merak Putu Wijaya pada November 2010, dilanjutkan dengan monolog Kucing – Butet Kertaredjasa pada September 2011 dan pentas Teater Mandiri yang menghadirkan Aduh pada November 2011, yang kesemuanya terselenggara di Kudus oleh kami sebagai panitia penyelenggara bersama Djarum Foundation sebagai supporting penuh, semakin meletupkan gairah kami untuk turut ambil bagian di panggung teater. Tidak hanya sebagai penyelenggaran, tetapi mencoba untuk tampil di atas panggung itu sendiri.

Dari pengalaman dan peristiwa tontonan di atas panggung tersebut, kemudian jatuh pilihan naskah yang mengakomodasi kesegaran dan kesederhanaan. Tidak njlimet. Tetapi menghibur dan menyimpan pesan penting. Dhemit karya Heru Kesawa Murti inilah yang kemudian kami pilih, karena memenuhi apa yang kami sebut sebagai tontonan segar, sederhana dan tetap tidak meninggalkan pesan-pesan penting bagi masyarakat teater.






NJAWA TEATER (baca: Nyawa Teater) kali ini menghadirkan pentas teater berlakon Dhemit. Sebuah naskah karya dari penulis naskah Teater Gandrik Yogyakarta, Kangmas Heru Kesawa Murti. Naskah tersebut, di samping menarik, juga memiliki muatan nilai yang harus terus dikampanyekan bagi pelestarian alam dan penghormatan kita terhadap lingkungan.

Ada setangkup muatan yang sangat baik, antara lain: pertama, upaya untuk mempertahankan sejengkal lahan bagi kelestarian tanaman. Dengan sudut pandang yang berbeda, yakni dari sisi para makhluk halus, Heru Kesawa Murti memotret gambaran mengenai pentingnya manusia menjaga lestarinya lingkungan.

Kedua, penghormatan terhadap lingkungan, sebagai umpan-balik positif untuk menjaga harmoni secara kultural dan spiritual. Hal ini juga terkandung di dalam Dhemit. Melalui kacamatanya yang agak lain, naskah ini ingin menyampaikan bahwa penting untuk membangun saling pengertian dan penghargaan, antara kita sebagai manusia, dengan lingkungan sebagai komunitas yang tak terpisahkan dengan kehidupan manusia.

Ketiga, menjadikan proses Dhemit sebagai nyawa baru proses berteater. Kegairahan yang muncul ini, diharapkan akan menjadi percikan api yang akan dibawa dalam kesegaran dan kegairahan kami berteater selanjutnya. Semoga.


KONSEP PERTUNJUKAN “DHEMIT”
Njawa Teater akan menghadirkan Dhemit dengan konsep pemanggungan yang sederhana. Keintiman dan kenyamanan dengan penonton akan menjadi pedoman utama di sepanjang menit-menit pemanggungan berjalan. Akan ada respon, timbal-balik dan bahkan interupsi penonton, di tengah peristiwa panggung, dan ini akan memperkaya pemanggungan Dhemit itu sendiri.

PARA PENDUKUNG
Pendukung tontonan Njawa Teater Mandiri, mereka adalah Trimo, Bambang Susanto, Mas Rien, Heru Nugroho, Aniek Puspita, Purna Irawan, Aconk Sudarmono, Saga Veho, Soulya Veho, Charis Rohman, Andreas Teguh Prayoga dan Asa Jatmiko.

KAPAN
Hajat ini mudah-mudahan bisa berjalan sesuai rencana, yakni pada Bulan Maret 2012. Hopla!!

12/02/12

Wangi Mawar di Tengah Kesibukan

Relaksasi merupakan suatu keharusan bagi semua orang. Relaksasi adalah suatu teknik dalam terapi perilaku untuk mengurangi ketegangan dan kecemasan. Teknik ini dapat oleh semua orang tanpa bantuan terapis. Cukup dengan berlatih tekniknya secara benar, teratur dan tekun, maka akan besar manfaatnya. Dengan mengambil waktu sedikit untuk relaksasi, kita akan kembali bekerja dengan lebih segar, bersemangat dan juga lebih kreatif di dalam pekerjaan.
Tahukah bahwa dari relaksasi kita akan lebih siap untuk menghadapi kesibukan dunia? Ketika kita meluangkan waktu sejenak untuk diri kita sendiri setiap hari untuk “berhenti dan mencium wangi mawar” seperti itu, kita membuat tempat di dalam diri kita, dimana kita dapat menarik kekuatan yang sangat besar untuk terlibat dengan dunia sekitar kita. Kita bisa tetap dalam keadaan fisik yang santai selama bekerja setiap hari sepanjang minggu, dan kita bisa tetap dalam keadaan mental yang sehat, aman dan tenang melalui relaksasi.

Kita semua mengetahui dengan setidaknya satu studi ilmiah yang menegaskan manfaat dari relaksasi pada tubuh dan pikiran manusia. Dikenal dapat meminimalkan kecemasan dan meringankan tingkat depresi. Relaksasi dapat mengistirahatkan dan memulihkan kita dan memberikan kita cadangan energi yang diperlukan untuk kembali ke dalam aktivitas.

Melalui teknik sederhana, kita dapat belajar untuk melepaskan penat dan bersantai melalui relaksasi cepat pada setiap saat. Orang sering melakukannya ketika mereka lelah atau kewalahan, tapi dengan beberapa menit dan teknik relaksasi tubuh sederhana, mereka memperbaharui pikiran dan menyiapkan cadangan energi untuk melanjutkan kerja kembali.


Langsung Praktek
Materi relaksasi inilah yang didedah pada acara seminar kesehatan dalam rangkaian peringatan Bulan K3 PT Djarum yang berlangsung pada 11 Februari 2012 di Hall Lantai 3 Kantor R & D, Kudus. Seminar kesehatan ini bertajuk Relaksasi untuk Produktivitas Kerja Optimum dengan menghadirkan pembicara ahli dari Rumah sakit Telogorejo Semarang, yakni: dr. Stefanus Dion Santoso, SpRM dan Kristiwi, SST Ft, serta FX Supanji, HRD Senior Manager. Acara seminar tersebut diikuti oleh perwakilan seluruh unit kerja PT Djarum Kudus.

Relaksasi merupakan kegiatan yang memadukan otak dan otot. Otak yang lelah dibuat tenang dan otot yang tegang dibuat rileks. Jika seseorang melakukan relaksasi, hasil yang diraih adalah fisik yang segar dan otak yang siap menyala kembali. Oleh karena itu, menurut pendapat para ahli, relaksasi menjadi sangat penting sebagai sarana untuk mengatasi kekhawatiran atau kecemasan dengan mengendorkan otot dan syaraf. Suatu usaha untuk membawa seseorang untuk rileks. Secara praktis, relaksasi bisa dilakukan dimana pun, dan dengan waktu beberapa menit saja. Dr. Stefanus Dion Santoso menjelaskan, bahwa dengan relaksasi otot-otot tubuh yang berkontraksi bisa dikendorkan secara sadar.

Sementara itu, FX Supanji dalam paparan praktek relaksasi menghadirkan dasar-dasar relaksasi dengan teknik dasar yang diajarkan dalam Tai Chi. Menurutnya, manusia telah diberi anugrah oleh Tuhan yang menjadi sesuatu yang esensial dalam hidup manusia, yaitu oksigen. Di dalam Tai Chi, kita diajarkan untuk memanfaatkan kekuatan besar dari oksigen tersebut, menjadi energi vitalitas yang sangat bermanfaat bagi diri kita. Dengan mengajak beberapa relawan yang diambil dari para peserta seminar, FX Supanji kemudian mengajari langsung praktek relaksasi di depan seluruh peserta seminar. Aspek relaksasi, seperti halnya di dalam Tai Chi yang menekankan pada gerakan rileks, akan menghasilkan kejernihan pikiran dan aliran energi yang harmonis.

Pada kesempatan tersebut, FX Supanji memperkenalkan paling tidak 12 gerakan atau teknik relaksasi, kepada semua peserta seminar. Misalnya dengan mengimajinasikan gerakan menggendong Tjun (gentong), ke kiri ke tengan dan ke kanan dengan teknik pernafasan yang rileks. Seyogyanya, relaksasi dilakukan ketika membawa perasaan senang. Tanpa hal tersebut, relaksasi tidak akan membawa manfaat apa-apa.


Teknik Relaksasi
Pembicara berikutnya, Kristiwi SST Ft, fisioterapis dari RS Telogorejo Semarang ini lebih banyak menjelaskan bagaimana teknik-teknik relaksasi, yakni senam untuk para pekerja komputer atau di belakang meja. Terutama bagi para karyawan yang sering bertugas di depan komputer.

Tujuan utama relaksasi adalah melancarkan kembali sirkulasi darah. Kalau sirkulasi darah lancar, maka ketegangan otot akan menurun. Gerakan relaksasi juga akan dapat mencegah nyeri punggung dan pinggang, mencegah gejala cervical syndrom, yakni gejala yang terjadi akibat adanya gangguan pada tulang leher sehingga terjadi penjepitan syaraf, ketegangan otot, kesemutan sampai sepanjang lengan dari jari. Mencegah kelainan postural tubuh / punggung akibat regangan pada satu otot yang teraktivasi secara berkepanjangan. Selain itu, relaksasi juga berfungsi untuk menjaga badan selalu bugar.

Prinsip gerakan relaksasi adalah tidak menghentak dan berirama halus. Dan berikut ini merupakan kelompok gerakan-gerakan relaksasi secara ringkas, dengan selalu diawali dengan streching (peregangan/pemanasan):
1. Gerakan Leher – tengok kanan dan kiri, tunduk dan tengadah
2. Gerakah Bahu – untuk lengan, bahu dan jari-jari tangan
3. Gerakan Badan
4. Gerakan Tungkai
5. Gerakan Relaksasi Pernafasan. Teknik relaksasi pernafasan adalah teknik yang paling sederhana. Tarik nafas, kemudian merasakan udara yang dimasukkan melalui hidung, dihembuskan pelan-pelan melalui mulut.

Sebagaimana diungkapkan oleh Dr. Stefanus Dion Santoso, bahwa bagi banyak orang relaksasi dapat digunakan untuk mengurangi gejala stres. Dengan latihan yang tekun dan teratur, relaksasi justru akan dapat membantu meningkatkan produktivitas kerja dan kualitas hidup yang lebih baik lagi.

Penerapannya di Lingkungan Kerja
Tentu saja paparan mengenai simulasi gerakan relaksasi telah kembali membuka wacana mengenai pentingnya relaksasi bagi kita, terutama dalam hubungannya dengan peningkatan produktivitas bagi karyawan. Untuk para karyawan yang bekerja di kantoran, di belakang meja dan menghadapi layar komputer, gerakan-gerakan relaksasi dapat segera dipraktekkan di setiap saat dibutuhkan. Dengan demikian, diharapkan bahwa relaksasi akan menjadi ‘wangi mawar’ yang menyegarkan kembali pikiran dan mental kita, serta memberikan energi segar ketika kembali bekerja.

Lalu bagaimana jika diterapkan di unit kerja seperti di SKT (Sigaret Kretek Tangan)? Melihat banyaknya karyawati dan pengelolaan waktunya mengingat di area proses produksi. Pertanyaan tersebut juga yang kemudian dilontarkan oleh Sudjarwo, supervisor SKT Pengkol pada sesi diskusi.

Menanggapi pertanyaan tersebut, Francisca Berty A. dari EHS (Environment Health and Safety) menjelaskan bahwa tentu hal tersebut membutuhkan pembicaraan khusus dan pemikiran yang matang dari berbagai pihak, terutama departemen produksi. Yang jelas, management sangat mendukung adanya kondisi kerja yang nyaman dan sehat, baik bagi karyawannya maupun lingkungannya. Berty juga menlontarkan bahwa ada beberapa unit SKT yang telah menjadi pioner dalam hal ini, seperti di SKT Besito.

Ketika dikonfirmasi oleh WKD, Unit Head SKT Besito Abdullah menjelaskan di sela-sela menjadi peserta seminar, bahwa gerakan relaksasi di SKT Besito telah dilakukan selama satu tahun terakhir ini. Mereka melakukannya bersama-sama sekitar 2 – 3 menit setiap hari. Lantas selama satu tahun ini, apa manfaat yang mereka rasakan, Abdullah menjelaskan bahwa mereka sangat senang karena fisik selalu dalam kondisi bugar. Hal ini sangat terasa terutama bagi para karyawati bagian packing, katanya, mereka sendiri mengatakan bahwa ketika bekerja lengan dan jari tidak kaku. Tangan dan jari mereka terasa nyaman bekerja.***

------------------------------------------
Reportase dan foto: Asa Jatmiko

04/02/12

Biru

Masih biru
Langitku
Masih biru
Jiwaku

Tunas segala mimpi akan mekar di sana.

Datang dan pergi
Seperti pelangi
Kadang tak indah
Seperti imaji

Tapi yakinlah patah satu kan tumbuh seribu.

Yang menyakitkan
Tak perlu ditangisi
Yang menyedihkan
Tak perlu disesali

Masih biru
Masih luas
Langit jiwa

Terhampar harapan baru.

12012012

Tunjukan!

Kuhadapi apa yang ada di depanku
Dengan segenap hati
Dan apa adanya.

Ku lelah menghitung rasa cemas
Ku rasa itu hanya buang-buang waktu saja.

Waktu terus berputar
Begitu pun kita, tak boleh berhenti
Apa yang kita lakukan hari ini
Lakukan sepenuh hati.


Sudah. Kita sudah masa lalu
Yang tak berarti.
Saatnya kita berlari dan hadapi.
Tunjukan siapa dirimu!


10012012

Mengapa “Nation Building”?


Perhelatan puncak beswan tahun ini mengusung sebuah tema besar, yakni Indonesia Digdaya. Apa sebenarnya yang mendasari diangkatnya tema tersebut, dalam konteks dunia intlektual muda sekarang ini? Apakah para intelektual muda itu sudah jauh meninggalkan nilai dan wawasan kebangsaannya? Atau hanya berangkat dari hal sederhana saja, apakah para mahasiswa perlu untuk diperkenalkan kembali bagaimana kedigdayaan Indonesia. Lantas, bagaimana tanggapan mereka setelah tahu kedigdayaan Indonesia? Dan kiranya inilah pertanyaan utama untuk kita semua: mengapa penting untuk mengedepankan Nation Building sebagai salah satu mata-program utama bagi Beswan?

PT. Djarum melalui banyak program selalu berupaya untuk turut andil membangun dan memajukan Indonesia. Sebagaimana hal ini telah sangat jelas disampaikan Victor R. Hartono berpidato pada acara penerimaan penghargaan PMK 25 Tahun di Semarang beberapa waktu lalu, bahwa sampai kapanpun Djarum akan ikut membantu memajukan Indonesia. Karena ia sangat percaya dengan kedigdayaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Digdaya atas banyaknya potensi dan kemampuan masyarakat dan kebudayaan yang dimiliki, juga digdaya untuk menuju sebagai sebuah bangsa kuat, adi daya, setara Amerika Serikat atau China. Perhatian Djarum akan hal ini, sangat kentara pada program Djarum Foundation – Beswan Plus.

Membangun Jiwa Bangsa
Senada dengan apa yang ingin dibangun oleh Program Beswan Plus, para mahasiswa penerima bea siswa Djarum tidak hanya menerima bantuan biaya pendidikannya, tetapi juga mendapatkan berbagai pelatihan yang mendukung pembangunan karakter dan wawasan kebangsaan. Program pelatihan tersebut, yakni dengan mengikuti kegiatan Nation Building, Character Building, Leadership Training, Competition Challenges, International Exposure dan Community Empowerment. Tujuannya tidak lain agar para Beswan Djarum kelak bisa menjadi manusia Indonesia yang disiplin, mandiri dan berwawasan masa depan sebagai calon-calon pemimpin bangsa.

Menurut salah seorang beswan kepada WKD, baginya Talk Show dan Diskusi Kebangsaan cukup berkesan. Acara Talk Show bersama Dr. Yudi Latif, Guru Besar Tata Negara Universitas Diponegoro dan pengamat politik, mengulas makna penting Pancasila sebagai dasar negara. Lanjutnya, kita semua diajak untuk memahami dan mengaktualisasikan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, untuk menjadikan Indonesia semakin baik di masa depan.

Lebih lanjut Yudi Latif menuturkan, Pancasila mampu mempersatukan bangsa Indonesia yang terdiri dari banyak bangsa ini ke dalam sebuah satu bangsa. Elemen-elemen bangsa seperti Jawa, Tiongkok, Sunda, dan lainnya diturunkan menjadi suku bangsa. “Indonesia menjadi satu rumah besar yang ditopang oleh berbagai suku atau kaki yang banyak, dan seluruh kaki-kaki ini dipersatukan dengan satu bintang kejora yang menuntun bangsa ke depan,” kata salah Pengamat Politik dari Universitas Paramadina itu.

Dalam Pancasila terdapat karakter-karakter yang dimiliki oleh Bangsa Indonesia. Pertama, Indonesia adalah bangsa yang religius. Apapun agama dan Tuhannya, masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang religius. Untuk menjadi bangsa yang besar, harus memiliki dasar religius yang kuat. Peradaban-peradaban yang dapat bertahan dimuka bumi, adalah peradaban yang memiliki fondasi religius.

Kedua, karakter bangsa ini adalah menjadi bagian dari kemanusiaan universal. Menurutnya, elemen-elemen lokal yang ada di Indonesia selalu punya kaitan dengan tradisi-tradisi besar dunia. Menurutnya Bangsa ini akan kuat, bila memiliki satu wawasan kemanusiaan. “Tanjidor di Betawi, misalnya. Dalam alat musik tersebut, terdapat unsur Eropa, Tiongkok, Arab. Bila dilihat secara satu persatu tidak ada budaya Betawi, namun ketika menjadi Tanjidor disebut budaya Betawi,” katanya.

Ketiga, lanjut penulis buku Negara Paripurna; Historisitas, Rasionalitas, dan Aktualitas. Pancasila ini, walaupun Indonesia mempunyai keragaman, namun dalam setiap keragaman tersebut terdapat tenunan dan jalinan yang saling mempertemukan satu dengan yang lainnya. Ia mencontohkan dengan masakan soto. Di setiap daerah ada soto. Soto Madura, Banjar, Bandung, Betawi, atau Coto Makassar, yang mempunyai khas rasa lokal, namun tetap soto. “Kita boleh berbeda. Ada elemen-elemen lokal, tetapi selalu ada benang merah yang menyatukan kita. Seperti itulah filosofi dari Bhineka Tunggal Ika. Filosofi ini tidak muncul begitu saja, namun melalui proses yang panjang melalui pertemuan, peririsan, pembauran, dan lainnya dari setiap elemen lokal melalui perdagangan, kekuasaan kerajaan, dan penyebaran agama,” urainya

Keempat, di seluruh Nusantara, bangsa ini memiliki tradisi musyawarah di tingkat desa. Walaupun tradisi pemilihan tidak dikenal, namun bukan berarti tidak ada prinsip-prinsip demokrasi. Di beberapa daerah, terdapat tanah milik desa, yang dalam penggunaannya harus melalui proses musyawarah. Musyawarah desa ini menjadi jantung demokrasi kita. Dalam musyawarah desa tersebut, pembelajaran bagaimana kepentingan ekonomi tidak bisa dilakukan tanpa partisipasi politik, dan begitu pula sebaliknya.

Empat unsur tersebut pada akhirnya kembali dipersatukan dengan cita-cita dan impian untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. “Dan akhirnya, di manapun kita berada, baik di Papua, Sumatera, atau lainnya, kita dipersatukan dengan impian masyarakat yang adil makmur, tentram raharja,” katanya. “Singkat kata, keragaman yang ada di muka bumi ini sudah bisa kita selesaikan ketika republik ini didirikan. Seluruh gagasan, ideal, dan cita-cita tersebut dituangkan ke dalam empat pikiran pokok dalam pembukaan UUD 1945."

Dasar Menuju Digdaya
Pada sebuah pidatonya pada tahun 1967, Presiden Soekarno secara khusus telah menyebut istilah Nation Building. Ia menjelaskan bahwa mandat yang diberikan oleh MPRS kepadanya, tidak lain dan tidak bukan adalah nation building. Menurutnya, Nation Building adalah membangun bangsa yang berjiwa yang dapat dan mampu menghadapi semua tantangan jaman. Bahwa di dalam membangun sebuah bangsa, selain membangun di bidang ekonomi, teknik, pertahanan, bidang dasar pertama dan utama yang harus dibangun adalah membangun jiwa bangsa. Tentu saja keahlian adalah perlu, tetapi keahlian saja tanpa dilandaskan pada jiwa tidak akan dapat mungkin akan mencapai tujuannya. Inilah mutlak perlunya nation building, ujarnya berapi-api di depan seluruh rakyat.

Maka pada acara Malam Darma Puruhita, 29 November 2011 di Semarang, para Beswan menggelar tampilan berjudul Indonesia Digdaya. Pagelaran spektakuler multimedia ini disutradarai oleh Mirwan Suwarso, dengan iringan musik orkestra pimpinan Wong Aksan. Selain panggung dan dukungan multimedia yang apik, Indonesia Digdaya juga mengeksporasi khasanah kebudayaan Indonesia yang telah menjadi darah-daging bangsa. Digambarkan pula bagaimana nilai-nilai demokrasi dan politik sebuah negeri dibangun dengan baik, dan membawa keberhasilan bagi sebuah negeri.

Beberapa kegiatan dalam Nation Building, antara lain berupa Cultural Visit, Talk Show dan Performing Arts. Semua ini bertujuan untuk memperkuat wawasan kebangsaan Beswan Djarum mengenai makna dan hakekat bangsa dan kebangsaan. Serangkaian pengalaman berharga ini niscaya menjadi bekal bagi seluruh Beswan ketika nantinya menjadi pemimpin-pemimpin bangsa yang siap melayani seluruh rakyat untuk satu cita-cita bersama: menuju Indonesia Digdaya! (dari berbagai sumber)***

-------------------------
Asa Jatmiko, Kudus.

SURAT CINTA UNTUK SAUDARA TUA

  SURAT CINTA UNTUK SAUDARA TUA Kau terlebih dulu ada Sebagai saudara tua yang setia Kau terlebih dulu berada di sini Siang malam diam-diam ...