14/02/12

NJAWA TEATER Persiapan Pentas "Dhemit"


Se-Nyawa Teater
Berangkat dari persinggungan terus-menerus antar para aktor yang ada di sekitar Asa Jatmiko, kesadaran dan ketaksadaran akan proses, kemandekan dan keberlangsungan para aktor, membuahkan kerinduan untuk berbagi bersama di dalam sebuah pementasan teater. Kerinduan yang menggebu-gebu tersebut, kemudian diasumsikan sebagai nafas baru atau nyawa baru bagi kehidupan teater kami selanjutnya.

Pilihan berikutnya adalah menentukan naskah. Setelah mengalami serentetan peristiwa teater di beberapa panggung, seperti: monolog Burung Merak Putu Wijaya pada November 2010, dilanjutkan dengan monolog Kucing – Butet Kertaredjasa pada September 2011 dan pentas Teater Mandiri yang menghadirkan Aduh pada November 2011, yang kesemuanya terselenggara di Kudus oleh kami sebagai panitia penyelenggara bersama Djarum Foundation sebagai supporting penuh, semakin meletupkan gairah kami untuk turut ambil bagian di panggung teater. Tidak hanya sebagai penyelenggaran, tetapi mencoba untuk tampil di atas panggung itu sendiri.

Dari pengalaman dan peristiwa tontonan di atas panggung tersebut, kemudian jatuh pilihan naskah yang mengakomodasi kesegaran dan kesederhanaan. Tidak njlimet. Tetapi menghibur dan menyimpan pesan penting. Dhemit karya Heru Kesawa Murti inilah yang kemudian kami pilih, karena memenuhi apa yang kami sebut sebagai tontonan segar, sederhana dan tetap tidak meninggalkan pesan-pesan penting bagi masyarakat teater.






NJAWA TEATER (baca: Nyawa Teater) kali ini menghadirkan pentas teater berlakon Dhemit. Sebuah naskah karya dari penulis naskah Teater Gandrik Yogyakarta, Kangmas Heru Kesawa Murti. Naskah tersebut, di samping menarik, juga memiliki muatan nilai yang harus terus dikampanyekan bagi pelestarian alam dan penghormatan kita terhadap lingkungan.

Ada setangkup muatan yang sangat baik, antara lain: pertama, upaya untuk mempertahankan sejengkal lahan bagi kelestarian tanaman. Dengan sudut pandang yang berbeda, yakni dari sisi para makhluk halus, Heru Kesawa Murti memotret gambaran mengenai pentingnya manusia menjaga lestarinya lingkungan.

Kedua, penghormatan terhadap lingkungan, sebagai umpan-balik positif untuk menjaga harmoni secara kultural dan spiritual. Hal ini juga terkandung di dalam Dhemit. Melalui kacamatanya yang agak lain, naskah ini ingin menyampaikan bahwa penting untuk membangun saling pengertian dan penghargaan, antara kita sebagai manusia, dengan lingkungan sebagai komunitas yang tak terpisahkan dengan kehidupan manusia.

Ketiga, menjadikan proses Dhemit sebagai nyawa baru proses berteater. Kegairahan yang muncul ini, diharapkan akan menjadi percikan api yang akan dibawa dalam kesegaran dan kegairahan kami berteater selanjutnya. Semoga.


KONSEP PERTUNJUKAN “DHEMIT”
Njawa Teater akan menghadirkan Dhemit dengan konsep pemanggungan yang sederhana. Keintiman dan kenyamanan dengan penonton akan menjadi pedoman utama di sepanjang menit-menit pemanggungan berjalan. Akan ada respon, timbal-balik dan bahkan interupsi penonton, di tengah peristiwa panggung, dan ini akan memperkaya pemanggungan Dhemit itu sendiri.

PARA PENDUKUNG
Pendukung tontonan Njawa Teater Mandiri, mereka adalah Trimo, Bambang Susanto, Mas Rien, Heru Nugroho, Aniek Puspita, Purna Irawan, Aconk Sudarmono, Saga Veho, Soulya Veho, Charis Rohman, Andreas Teguh Prayoga dan Asa Jatmiko.

KAPAN
Hajat ini mudah-mudahan bisa berjalan sesuai rencana, yakni pada Bulan Maret 2012. Hopla!!

2 komentar:

arisekos mengatakan...

ayo ndang pentas!!!! ga sabar liat ekspresi seni dari kawan2 semua

Asa Jatmiko mengatakan...

haha...Pak Aris...
Iki latihan teruuusss....kapan pentase?

SURAT CINTA UNTUK SAUDARA TUA

  SURAT CINTA UNTUK SAUDARA TUA Kau terlebih dulu ada Sebagai saudara tua yang setia Kau terlebih dulu berada di sini Siang malam diam-diam ...