23/04/12

Penghargaan Prestasi di Sejuknya Trembesi

Arena perhelatan Fire of Excellence Moment tahun 2012 ini istimewa, dengan kehadiran mobil kereta, digelar di kawasan terbuka kompleks Gudang Sidorekso dalam naungan rindang pepohonan Trembesi, sajian musik rancak Egarobot Percussion yang memukau, hingga permainan orkestra angklung yang mengharu-biru, membungkus gelar FOE menjadi semakin hidup dan semarak.

Tahun 2012 ini, acara puncak penghargaan kepada rekanan atau mitra bisnis PT Djarum berprestasi atau sering disebut sebagai acara Fire of Exellence (FOE) diselenggarakan di kompleks Gudang Sidorekso, pada 20 April 2012. Para tamu diajak berkeliling mengunjungi kompleks Sidorekso Warehouse dengan mempergunakan dua unit mobil kereta yang dibranding Djarum 76 dan Djarum Super Mild untuk satu mobil golf. Ada beberapa stasiun, dan di stasiun terakhir Gudang F4 dan F5, mereka langsung disambut oleh rekan-rekan dari Departemen Purchasing, seperti Yustinus Dodik Ardiyanto, Victor Kurniawan Ismanto dan Yudianto Handoyo.

Kemudian Eric Wibowo, Sugianto, Siswo Santoso dan Muslikan memandu para tamu dengan menjelaskan berbagai jenis tembakau dan cengkeh, yang berasal dari berbagai daerah, seperti: tembakau dari Weleri, Temanggung, Bojonegoro dan lain-lain yang merupakan bahan baku utama dari produksi rokok kretek Djarum. Dengan antusias, para tamu menikmati eksibisi di kompleks Gudang Sidorekso. Tidak digunakannya besi sebagai penyangga susunan tembakau juga mendapatkan perhatian dari para tamu. Bambu-bambu ini, menurut Eric Wibowo, lebih kuat karena dia bisa lentur dibandingkan besi. Secara safety, bambu juga lebih aman. Terlebih, ada satu kesempatan dimana para tamu dapat berfoto langsung, photo-booth, dengan latar belakang lorong susunan (stapel) tembakau yang tersusun rapi dan bersih. Foto tersebut nantinya langsung jadi, dan diambil sebelum pintu keluar di Gudang F4.

Pada stand berikutya adalah cengkeh di gudang cengkeh, kemudian telah menunggu pula satu stand istimewa, yakni gelaran tembakau dan semua rempah-rempah yang tersaji di sebuah meja panjang. Di meja tersebut pula duduk sebuah boneka kayu, seorang perempuan cantik yang tengah menggiling rokok. Setelah itu, para tamu dipersilakan membubuhkan tandatangan kehadiran pada sebuah pigura besar berlatar belakang pepohonan, menyiratkan pesan hijau sebagaimana kampanye yang gencar dilakukan melalui Djarum Trees for Life. Kemudian memasuki arena utama perhelatan FOE, telah menunggu berbagai sajian hidangan minuman dan makanan, siap untuk dinikmati. Di arena tersebut, para tamu juga bisa menyempatkan berfoto di stand photo-booth, dimana foto tersebut langsung dapat terunggah ke akun netsos seperti facebook.


Di bawah rindang pohon Samanea Saman, atau lebih kita kenal Trembesi, yang sudah berumur sekitar 20 tahun, acara inti FOE digelar. Tempat duduk para tamu yang ditata sebagaimana tempat duduk di cafe, dengan tetap mengesankan akrab dengan suasana alamiah nan segar hasil hembusan oksigen dari beberapa pohon Trembesi yang menaungi. Tak kalah pula, penataan panggung yang artistik, yang terbagi ke dalam tiga buah panggung dari bagian kiri kemudian memanjang ke kanan: panggung musik, kemudian panggung berlatar belakang video yang dibangun dari sebuah mobil truk Djarum Trees for Life yang juga dipergunakan untuk pergelaran tari kreasi, kemudian di bagian paling kanan adalah panggung penghargaan FOE. Alunan musik khas Sunda yang dimainkan Egarobot Percussion sudah mulai merayap terdengar, menambah rekatan suasana alam pedesaan yang hijau dan alamiah, sangat terasa di batin setiap tamu.

Tak berapa lama, Mitawati berlenggak-lenggok lemah gemulai memainkan satu pertunjukan tari Golek Sulung Dayung dari Yogyakarta. Tarian ini mengisahkan kepedulian dan kecintaan seorang puteri keraton terhadap lingkungannya. Kesan keakraban dengan lingkungan di arena FOE memang sangat kuat. Sebuah video raksasa berukuran tinggi 4 meter dan panjang sekitar 15 meter, terus-menerus menayangkan kampanye dan aktivitas Djarum Trees for Life.

Memasuki detik-detik pertama acara, lima orang 5 penari berparas cantik, dengan kostum putih-putih, memasuki panggung. Dengan lincah dan lentur, mereka meliuk-liukkan tubuhnya menurutkan irama musik Egarobot Percussion. Lantas panggung semakin bergemuruh ketika kelima penari itu naik ke panggung, tidak hanya menari, melainkan juga memainkan perkusi. Lima pasang kendang dipasang berdiri, kemudian di belakangnya dua buah tambur kecil (bentuknya serupa rebana). Berlenggok, menabuh perkusi, bersorak, mainkan perkusi di belakang mereka, bersorak, demikian seterusnya menurutkan irama rancak khas Jawa Barat. Suasana yang seharusnya dingin karena sempat diguyur hujan, menjelma hangat oleh komposisi musik dan tari yang disajikan.

Cicilia dan Michael tampil ke panggung mengawal acara, memaparkan bahwa tujuan diselenggarakannya FOE tahun 2012 di Gudang Sidorekso adalah agar para mitra bisnis dapat memberi kesempatan melihat lebih jelas dan langsung bagaimana sarana pergudangan di PT Djarum. Gudang Sidorekso yang sudah berumur 18 tahun silam, berdiri di atas lahan seluas 25,5 Hektar, dan merupakan salah satu dari sepuluh gudang yang dimiliki perusahaan.

Biasanya, gudang hanya terdiri atas unit-unit bangunan saja. Tapi di Gudang Sidorekso tidak, di sana terasa teduh dengan banyaknya pepohonan hijau dan rindang. Ini adalah bukti kepedulian perusahaan terhadap lingkungannya, dan diperkuat lagi dengan adanya program Djarum Trees for Life, yang sekaligus menjadi tema perhelatan FOE tahun ini. Bersamaan dengan itu, para tamu dan mitra bisnis disuguhi tayangan video program Djarum Trees for Life. Tentang asal-muasal hingga perkembangan kepedulian Djarum terhadap lingkungan, menyiapkan pembibitan hingga penanaman Trembesi di sepanjang jalur Pantura. Tahun 2012, penanaman Trembesi sudah merambah dari Losari, perbatasan jawa barat. Dan tahun 2013, Trembesi akan ditanam hingga Jawa Timur.

Penghargaan untuk The Best Bisnis Partner pada FOE tahun ini dipersembahkan untuk 4 kategori, yakni: Sigaret Making SKM, Sigaret Making SKT, Main Packaging dan General Packaging. COO PT. Djarum Victor R. Hartono langsung mengumumkan pemenang masing-masing kategori, sekaligus menyerahkan award kepada pemenang.

Dari nominasi-nominasi yang ada, PT Henkel Group berhak memperoleh penghargaan untuk kategori Sigaret Making SKM. Untuk kategori Sigaret Making SKT, penghargaan direbut oleh PT. Sidodadi Kudus. Kemudian penghargaan untuk kategori Main Packaging diberikan kepada PT. Indopoly Swakarsa Industri. Dan terakhir untuk kategori General Packaging, setelah melewati nominasi-nominasi akhirnya pemenang penghargaan disabet oleh PT. Kedawung Setia.

Dalam sambutannya yang langsung diungkapkan dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris, Victor R. Hartono menceritakan bagaimana awal mula PT Djarum memulai peduli terhadap lingkungan melalui program Djarum Treef For Life. Adalah Julius Hadinata, Production Director pada sekitar tahun 1979, telah menjadi orang pertama pencetus gagasan ini. Menurutnya, Kudus sudah terlalu panas, dan akan lebih sejuk jika ditanami pohon. Rupanya, belakangan program kita tersebut kemudian disambut hangat oleh banyak pihak, terlebih dengan masalah pemanasan global dan menipisnya oksigen di atmosfer kita. Mulailah beberapa tahun lalu, kita mulai concern terhadap lingkungan.

Kalau orang Amerika yang kaya bisa melakukan banyak penelitian, canggih-canggih, lanjut Victor R. Hartono. Kita akui saja-lah kalau kita nggak bisa. Tapi kalau urusan menanam, kita bisa. Berhubungan dengan banyak pihak, kita bisa. Oleh karena itu, kita kembangkan budaya menanam seperti menanam Trembesi ini. Dan kita memilih Jalur Pantura untuk program ini, karena biasanya Jalur Pantura dipergunakan oleh rekan-rekan kita untuk jalur mudik pada saat lebaran. Selama ini sepanjang jalur itu terasa sangat panas, seperti dipanggang. Sehingga dengan adanya Trembesi ini, mudah-mudahan dapat membantu mengurangi hal itu. Maka kita pilih dulu Jalur Pantura untuk kita tanami Trembesi.

Selain itu, kita juga menyediakan bibit-bibit Trembesi di lokasi pembibitan yang sudah dan terus kita kembangkan. Para mitra bisnis yang ingin menanam Trembesi, bisa dipersilakan membawa Trembesi, demikian Victor R. Hartono sebelum menutup sambutannya dan mengucapkan terimakasih kapada semua mitra bisnis Djarum.

Gelar FOE ditutup dengan atraksi yang mengesan bagi setiap hadirin, yakni orkestra angklung. Karena setiap hadirin diberi satu buah angklung dan membuat komposisi musik bersama secara harmoni. Dipimpin oleh Mbak Ketty dengan gaya dan joke-nya yang khas, orkestra angklung ini mendendangkan beberapa lagu. “Meskipun kita berasal dari latar belakang yang berbeda-beda, tetapi ketika kita bermain angklung, kita bisa menyanyikan lagu bersama-sama. Perbedaan yang ada, perbedaan nada, justru semakin menambah warna dan keharmonisan, kata Mbak Ketty. Beberapa lagu dimainkan bersama, seperti: Kemesraan dan Falling in Love serta Cucakrowo. Orkestra angklung diakhiri dengan memainkan lagu penutup We Are The Champhion. Sukses!! (aj)

1 komentar:

Anonim mengatakan...

valium for sale no prescription valium effects on anxiety - valium nursing considerations

SURAT CINTA UNTUK SAUDARA TUA

  SURAT CINTA UNTUK SAUDARA TUA Kau terlebih dulu ada Sebagai saudara tua yang setia Kau terlebih dulu berada di sini Siang malam diam-diam ...