Mengapa Teater
Mengapa teater? Ketika masyarakat tengah sibuk dengan teknologi informasi, sibuk dengan urusan karier, ketika anggota masyarakat kita larut dalam perbincangan-perbincangan eksistensi nan narsis dengan orang banyak yang ujung-ujungnya merias diri, sibuk dengan dirinya sendiri. Mengapa di tengah gemalau peradaban kita saat ini, teater masih menjadi salah satu alternatif yang masih menarik.
Begitulah, pada saat gemalau itu melanda dan menghempaskan diri pada tepian paling sunyi, teater dan dengan berbagai kerumitannya yang mengasyikan, tiba-tiba memanggil. Kami semua (anggota Njawa Teater) pada mula merindukan kembali tentang teater adalah pada saat kami telah berbentuk sisa-sisa semangat dari pernah nyala dan pijar sebelumnya. Teater yang telah sempat menjadi rumah kedua, tenggelam bersama gelombang tsunami kehidupan; sebuah kekuatan raksasa yang melindas dan memaksa kami mengungsi ke tepian sunyi.
Lalu di atas bara api semangat yang sisa itu, kami berkumpul kembali. Mencurahkan hati, mengurai apa yang sudah terjadi, dan memaknainya. Hingga pada satu titik, simpul-simpul kami berujung pada satu tekad untuk kembali menggelorakan bara api yang sisa itu, menciptakan satu suasana perbincangan (atau perkabungan) baru bernama teater.
Ada banyak hal yang masih ingin kami bicarakan bersama tentang kehidupan ini, segala sesuatu yang membuat kami bisa berkembang lebih baik dan lebih berdaya menjalani hidup. Di samping itu, gagasan-gagasan yang segar yang terus saja menderas dari hasil perbincangan kami, mengantar pada sebuah rancangan baru dalam bentuk teater. Inilah yang selama ini menjadi tangisan sedih, kemudian kami mengolahnya menjadi kekuatan bersama, dan akhirnya menjadi sebuah nyawa baru, Njawa Teater.
Sejarah
Dipilih waktu itu, malam 1 Sura 1428 Hijriah, sebagai malam dimana kami mendedikasikan diri dalam satu nyawa Njawa Teater. Didirikan oleh Asa Jatmiko, bersama Sutrimo, Aconk Tea, Bambang Susanto, Heru Nugroho, Mas Rien Lintang Safitri, Purna Irawan, Saga Veho dan Anick Cindyrella. Tanda kelahiran itu adalah “Dhemit”, sebuah naskah karya Heru Kesawa Murti, yang diangkat ke dalam sebuah proses penggarapan pentas.
Akan tetapi, jauh sebelum itu, kami telah memulai proses perbincangan bersama yang tak pernah berujung-pangkal, ketika membahas kesenian dan kebudayaan. Demikian juga, agenda-agenda kesenian terus-menerus kami munculkan sebagai wujud kepedulian dan kecintaan kami akan dunia panggung.
Menyelenggarakan pementasan Roadshow Burung Merak – Putu Wijaya di Kudus, tepatnya di GOR Wergu, pada 12 November 2008. Pentas ini merupakan pentas pertama seorang maestro Teater Mandiri, Putu Wijaya, tampil di panggung teater Kudus. Kemudian tahun berikutnya, bersama rekan-rekan yang sama, kami menyelenggarakan pementasan Monolog Kucing – Butet Kertaradjasa di Auditorium UMK. Kemudian pada 2011, Putu Wijaya kembali hadir di Kudus. Sembari memperingati 40 tahun usia Teater Mandiri, ia membawa kelompoknya tersebut ke Auditorium UMK, Kudus dan mementaskan lakon “Aduh”. Sebuah lakon pertama yang dimainkan Teater Mandiri 40 tahun yang lalu.
Arti Sebuah Nama
Apalah arti sebuah nama, jika memang yang memilikinya tidak mampu menunjukan kesungguhannya mewujudkan cita-cita/harapan (sebagaimana nama itu). Tetapi bagi kami, nama lebih dari sekedar visi. Ia juga mestinya dapat menjadi kebanggaan dan memotivasi pribadinya dan setiap orang yang mengenalnya.
Ada dua pengertian Njawa Teater, yang mana keduanya saling berkait dan mengikat. Kami mendifinisikannya sebagai berikut:
1. Njawa Teater
Baca sebagai ejaan lama, menjadi “Nyawa Teater”
Njawa, berarti nafas hidup, jiwa
Teater, berarti hidup atau kehidupan
Njawa Teater menjadi nafas hidup, nyawa kehidupan.
Kami memaknainya lebih dalam lagi, yakni teater yang akan memberikan pengalaman, pelajaran dan pengayaan akan hidup dan kehidupan sehingga ia mempunyai kontribusi positif bagi perkembangan kejiwaan dan kemanusiaan.
Dengan teater, manusia belajar untuk menjadi lebih baik dan lebih berdaya, meskipun dengan bekal apa adanya. Menjadi kekuatan yang swadaya, swakarsa hingga mampu membuktikan diri sebagai swasembada, menjadi agen-agen perubahan bagi masyarakatnya.
2. Njawa Teater
Baca sebagai ejaan baru, menjadi “Njawa Teater”
Njawa, berarti memiliki sifat (orang, budaya) Jawa.
Njawa Teater menjadi penanda akan kedigdayaan Jawa.
Filosofi Jawa sangat banyak dan kaya. Di dalam teater, kami mengambil satu kunci pengolahan seni yang sudah dicuatkan, dimaknai dan dijalani oleh para seniman Jawa sejak lampau, yakni: wiraga – wirama – wirasa. Pengolahan seni yang sempurna, menurut Jawa, adalah pengejawantahan flkesibilitas raga, kepekaan terhadap irama dan menggulatinya di dalam pang-rasa.
Duabelas Njawa Teater
Para anggota Njawa Teater terdiri dari ragam latar belakang; pendidikan dan profesinya. Kedua-belas Njawa Teater, antara lain:
1. Asa Jatmiko, Pimpinan dan Sutradara
2. Sutrimo, Aktor dan Asisten Sutradara
3. Mas Rien Lintang Safitri, Aktor
4. Aconk Tea, Penata Artistik dan Aktor
5. Heru Nugroho, Aktor dan Management
6. Purna Irawan, Aktor dan Keuangan
7. Charis Rohman, Aktor
8. Saga Veho, Aktor dan Pemusik
9. Soulya Veho, Aktor dan Pemusik
10. Eifan Evangelista, Aktor
11. Anick Cindyrella, Aktor dan Penata Rias
12. Kang Sam, Penata Artistik
Selain itu masih ada beberapa nama pendukung, antara lain: Bambang Susanto dan Andreas Teguh Prayoga.
Jejak Karya
Karya-karya Njawa Teater sudah ada beberapa, tetapi paling tidak ada dua karya terkahir yang diproduksi tahun 2012 ini, sebagai berikut:
• Film Pendek Salah Pilih
Film pendek berjudul “Salah Pilih” ini diproduksi oleh Njawa Teater, dengan dukungan dari Komunitas Kamis Legen (KALEN) dan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kudus.
Film edukasi tersebut telah ditayangkan di hampir seluruh sekolah menengah di Kudus sepanjang bulan Mei 2012. Proses pembuatannya sendiri sudah selesai pada bulan Maret 2012.
Naskah yang ditulis dan disutradarai oleh Asa Jatmiko ini mengisahkan tentang bagaimana karakter seorang sopir yang dipilih oleh para penumpangnya (para penumpangnya merupakan satu grup teater tradisional yang akan berangkat ke Semarang untuk meramaikan kunjungan Presiden di kota tersebut), untuk menggantikan sopir asli yang saat itu sedang sakit.
Hadir dalam kemasan lokal (Jawa) yang kental, serta menghadirkan peran-peran menarik pemirsa. Ide pembuatan film ini terbukti menarik, karena begitu diperkenalkan ke khalayak, banyak KPU-KPU daerah di Indonesia yang kemudian meminta film tersebut untuk menjadi materi edukasi pemilih pemula di daerahnya.
• Pentas Keliling “Dhemit”
Proses penggarapan naskah Dhemit sempat terhenti dua bulan, karena harus menyelesaikan pembuatan film pendek Salah Pilih. Kemudian menginjak akhir bulan April 2012, Njawa Teater sudah bisa memulai pentas keliling yang pertama. Berikut ini beberapa tempat yang telah disinggahi pentas Dhemit – Njawa Teater:
o 21 April 2012, Balai Desa Cranggang, Dawe, Kudus.
Disaksikan oleh warga masyarakat.
o 28 April 2012, Pendapa Ambarawa
Disaksikan oleh pegiat seni dari sanggar, komunitas dan juga kampus dari Semarang, Salatiga dan sekitarnya.
o 05 Mei 2012, Taman baca Praja Muda, Jepara
Disaksikan oleh warga masyarakat dan seniman-seniman Jepara.
o 09 Juni 2012, Kampus Universitas Raden Fatah, Demak
Disaksikan oleh para mahasiswa Unisfat dan para siswa sekolah menengah yang ada di dekat kampus tersebut.
o 17 Juni 2012, MA NU Ibtidaul Falah
Disaksikan oleh para pelajar dan guru di sekolah tersebut.
o 25 Juni 2012, SMA N 1 Jekulo, Kudus
--akan berlangsung
o 09 Juli 2012, SMP Keluarga Kudus
--akan berlangsung.
Agenda Depan
Pentas keliling Dhemit - Njawa Teater masih akan berlangsung hingga sebelum memasuki Bulan Ramadhan tahun ini. Paling tidak, harapan kami, akan ada 9 panggung yang kami singgahi untuk mementaskan Dhemit.
Setelah itu, selesai Bulan Ramadhan, dua agenda sudah menanti, antara lain:
1. Pentas Keliling Njawa Teater
Pentas keliling kali ini akan mempergunakan naskah baru, dan juga akan menempati panggung-panggung yang berbeda dari lawatan tour sebelumnya.
Hal ini kami lakukan untuk menambah jam-terbang para pemain, juga memperluas jaringan kerja dan relasi ke komunitas-komunitas seni seluas-luasnya.
2. Film Pendek "Jalan Nirvana"
Njawa Teater juga akan kembali memproduksi sebuah film pendek berjudul Jalan Nirvana, karya adaptasi bebas Asa Jatmiko. Film yang bersetting kehidupan spiritual Hindu-Bali ini sedianya merupakan film yang disponsori oleh Renville Siagian dari yayasan Cempaka Kencana.
Demikian. Terimakasih.
-aj-
20/06/12
11/06/12
"Dhemit" Njawa Teater di Kampus Unisfat, Demak
Panggung memiliki keunikan tersendiri.
Meskipun sudah dirancang pada latihan-latihan, panggung merupakan dunia yang memiliki 'kehidupan' sendiri.
Demikian juga, pengalaman di banyak panggung dengan naskah sama, pun melahirkan kenyataan baru yang unik dan tak terduga.
Improvisasi, menjadi daya tarik sekaligus menjadi kunci penyelamat ketika panggung harus dimaknai menjadi kehidupan di atas panggung. Berbeda-beda, tetapi menghadirkan tambahan pengalaman yang seru, menegangkan, dan mengasyikkan.
Inilah beberapa cuplikan Dhemit di Kampus Unisfat, Demak pada 09 Juni 2012, yang dikemas sederhana. Dengan konsep sederhana dan apa adanya, Njawa Teater telah hadir di 4 panggung di empat kota, dan masih 5 panggung menanti di Juni - Juli 2012 ini.
-aj-
foto dan video oleh Heru Nugroho
Pentas keliling Dhemit ini mendapat dukungan rekan-rekan seniman dan komunitas seni. Seluruh kerabat dan keluarga besar Njawa Teater mengucapkan terimakasih, kepada:
1. Tuhan Yang Maha Indah
2. Petroek van Loano
3. Fahmi Veho
4. Petinggi Desa Cranggang, Dawe
5. Daryanto Bended
6. Komunitas Babad Alas, Ambarawa
7. Adhitia Armitrianto
8. Asyari Muhammad
9. Komunitas Taman Baca "Praja Muda", Jepara
10. Arief Kurniawan
11. Teater Sulung, Universitas Raden Fatah, Demak.
12. Arief Fauzi
13. Teater Pelangi, MA NU Darul Hikam, Undaan.
14. Kepala Sekolah MU NU Ibtida'ul Falah, Samirejo, Dawe.
15. Kepala Sekolah SMP Keluarga, Kudus.
dan semua pihak yang tidak dapat kami sebut satu persatu.
Meskipun sudah dirancang pada latihan-latihan, panggung merupakan dunia yang memiliki 'kehidupan' sendiri.
Demikian juga, pengalaman di banyak panggung dengan naskah sama, pun melahirkan kenyataan baru yang unik dan tak terduga.
Improvisasi, menjadi daya tarik sekaligus menjadi kunci penyelamat ketika panggung harus dimaknai menjadi kehidupan di atas panggung. Berbeda-beda, tetapi menghadirkan tambahan pengalaman yang seru, menegangkan, dan mengasyikkan.
Inilah beberapa cuplikan Dhemit di Kampus Unisfat, Demak pada 09 Juni 2012, yang dikemas sederhana. Dengan konsep sederhana dan apa adanya, Njawa Teater telah hadir di 4 panggung di empat kota, dan masih 5 panggung menanti di Juni - Juli 2012 ini.
-aj-
foto dan video oleh Heru Nugroho
Pentas keliling Dhemit ini mendapat dukungan rekan-rekan seniman dan komunitas seni. Seluruh kerabat dan keluarga besar Njawa Teater mengucapkan terimakasih, kepada:
1. Tuhan Yang Maha Indah
2. Petroek van Loano
3. Fahmi Veho
4. Petinggi Desa Cranggang, Dawe
5. Daryanto Bended
6. Komunitas Babad Alas, Ambarawa
7. Adhitia Armitrianto
8. Asyari Muhammad
9. Komunitas Taman Baca "Praja Muda", Jepara
10. Arief Kurniawan
11. Teater Sulung, Universitas Raden Fatah, Demak.
12. Arief Fauzi
13. Teater Pelangi, MA NU Darul Hikam, Undaan.
14. Kepala Sekolah MU NU Ibtida'ul Falah, Samirejo, Dawe.
15. Kepala Sekolah SMP Keluarga, Kudus.
dan semua pihak yang tidak dapat kami sebut satu persatu.
Langganan:
Postingan (Atom)
SURAT CINTA UNTUK SAUDARA TUA
SURAT CINTA UNTUK SAUDARA TUA Kau terlebih dulu ada Sebagai saudara tua yang setia Kau terlebih dulu berada di sini Siang malam diam-diam ...
-
Oleh. Sutrimo Banyak orang mengenal Kudus sebagai Kota Wali, atau juga Kota Kretek. Namun bukan itu saja, di sisi lain, Kudus juga banya...
-
Mengenal Lebih Dekat dengan Kelompok Terbang Papat Assalafiyyah. Di sebuah dukuh yang bernama Karang Wetan yang menjadi bagian dari Desa ...