14/12/09

Gagah Meramu Kreativitas

Catatan Kecil
Panitia Festival Teater Pelajar 2009
Teater Djarum Award
Oleh. Asa Jatmiko


Pelaksanaan Festival Teater Pelajar (FTP) 2009 telah berlangsung pada 28 – 29 Nevember lalu. Ajang ini merupakan ajang termegah festival teater pelajar di Kudus sepanjang tahun 2009. Beberapa komunitas seni dan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan di Kudus juga secara berkala menggelar kegiatan festival teater, tetapi ajang yang memperebutkan Teater Djarum Award kali ini menjadi arena paling bergengsi, direspon oleh banyak teater-teater sekolah. Hampir setiap sekolah merespon FTP kali ini, meskipun kemudian akhirnya tinggal 18 teater sekolah yang secara nyata mendaftarkan diri sebagai peserta festival dari tingkat SMP dan SMA. Gelaran ini merupakan kali kedua, yang berakhir dengan sukses dan sangat pantas menjadikan kegiatan dari Teater Djarum untuk menutup tahun 2009 ini dengan gemilang.

Penyelenggaraan FTP 09 secara langsung menjadi stimulant bagi para siswa untuk mengembangkan potensinya. Mereka yang terlibat dalam proses penggarapan pentas dituntut untuk semakin cerdas mengelola dan mengatur waktu belajar dan waktu latihan. Pengalaman membuktikan bahwa para siswa yang terlibat dalam kegiatan teater memiliki daya juang yang lebih, daya pikir yang menonjol serta lebih mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Hal tersebut diakui juga oleh Maston, sutradara Teater Lingkar Semarang yang diundang datang sebagai salah satu juri pada FTP 09 kali ini. Mantan anak asuhnya yang ada di beberapa sekolahan di Semarang ini bahkan menambahkan bahwa rata-rata para siswa yang ikut teater berhasil menembus masuk perguruan tinggi dan universitas-universitas negeri.

Tidak mengherankan bahwa di dalam pengembangan teater sekolah secara tidak langsung juga mendorong para siswa untuk memiliki kemampuan ‘lebih’. Mata pelajaran yang menjadi kurikuler di sekolah rata-rata hanya berorientasi pada asah otak dan asah ketrampilan. Di dalam seni teater, para siswa dirangsang untuk menyadari kelebihan-kelebihan dirinya, mengembangkan potensinya, dan melatih kepercayaan diri. Hal ini sangat penting untuk para siswa, karena mentalitas menjadi dasar bagi pengembangan diri secara optimal.

Kegiatan FTP 09 juga telah berhasil menggerakkan aktivitas dunia teater, terutama di Kudus dan sekitarnya, menjadi semakin dinamis. Pertama, bahwa teater-teater sekolah secara langsung akan melibatkan para sutradara lokal untuk mengawal proses kreatif para siswa. Dengan hadirnya mereka dalam dunia pendidikan, kebuntuan metoda latihan, meramu kreativitas tim dalam teater dan rangsangan ide-ide dari para siswa akan tersalurkan secara tepat. Di sisi lain, para pendidik di sekolah tersebut juga secara tidak langsung akan lebih mengenal bagaimana seni teater sebagai ilmu dapat dikembangkan di sekolah.

Kedua, bahwa keterlibatan para seniman local dalam proses ini memiliki dampak posistif bagi perkembangan dunia teater itu sendiri. Secara tidak langsung, para sutradara ini juga mempergunakan event FTP untuk mengadu kreativitas antar sutradara lainnya. Persaingan kreativitas yang sehat semacam ini akan membawa teater pada sebuah tuntutan yang tidak lain adalah kualitas. Kualitas para sutardara dipertaruhkan!

Dan ketiga, FTP akan melahirkan bibit-bibit baru dalam kesenian sebagai aktor maupun pekerja seni lainnya. Kaderisasi akan bibit-bibit baru tersebut melalui FTP merupakan keniscayaan. Lima atau enam tahun ke depan, para siswa yang berhasil di dalam hidupnya entah berprofesi sebagai apapun, akan merasakan bagaimana bekal berkesenian telah diperolehnya pada saat mengikuti FTP hari ini. Bahkan mungkin dikenangnya di sepanjang hidupnya. Dan kita, PT Djarum, tepat berada di tengah-tengah proses kehidupan para siswa tersebut.

Venue
Dua buah panggung yang representative dibangun di dalam gedung GOR Bulutangkis – Djarum, Kaliputu, yang dimainkan secara bergantian dari peserta festival yang satu dan berikutnya. Secara marathon, penonton disuguhi beberapa pertunjukan sekaligus tanpa mempertontonkan aktivitas para penata artistik di belakang panggung. Panggung A bermain, panggung B dipersiapkan. Panggung B bermain, panggung A dipersiapkan, demikian seterusnya. Waktu berjalan secara efektif.

Malam pertama Teater Djarum membuka gebyar FTP 09 dengan menampilkan sebuah Prosesi Pembukaan berjudul “Arjuna’s Arrow At 3 Minutes” garapan sutradara Asa Jatmiko dan Andreas T. Prayoga. Komposisi teater gerak itu menceritakan bagaimana perjuangan Arjuna (diperankan Asa Jatmiko) dalam mencapai cita-citanya. Semenjak keluar dari padepokan tempatnya menimba ilmu, aral dan halangan datang silih barganti. Halangan-halangan tersebut divisualisasikan dengan menghadirkan tokoh-tokoh jahat, para raksasa yang rakus (diperankan oleh Mas’ud, Heru Nugroho, Bambang Susanto, Evan dan Masrin). Mereka menghambat laju Arjuna, dengan peperangan-peperangan sambil membawa nyala api di tangannya. Akhir cerita Arjuna berhasil melumpuhkan mereka, dengan berdiri gagah di atas bangunan para raksasa, Arjuna melepaskan busurnya dengan anak panah yang telah menyala. Anak panah tersebut berhasil meretas tali pada layar yang kemudian membentang gambar Teater Djarum Award 2009.

Seleksi Menuju Final
Berbeda dengan penyelenggaraan FTP tahun 2008. Pertama, kegiatan FTP tahun ini tidak hanya didukung tetapi sekaligus melibatkan peran aktif Dinas Pendidikan Nasional (Diknas) kabupaten Kudus. Antusiasme dari Bapak Sudjatmiko sebagai Kepala Diknas Kab. Kudus untuk bersedia terlibat ini dibuktikan dengan menugaskan Bambang Widiharto untuk bersama-sama tim dari FTP menjadi juri di tahap seleksi dan juri di tahap final bersama Maston dan Jose Rizal Manua.

Hal kedua, peserta FTP 2009 ini harus melewati babak seleksi untuk dapat unjuk gigi di panggung festival sebagai finalis. Dari 18 peserta, kemudian 1 mengundurkan diri. Cara seleksinya adalah setiap peserta wajib membuat pementasan karya tersebut di sekolah masing-masing. Sementara itu, panitia FTP menyambangi sekolah-sekolah untuk menonton pementasan teater sekolah. Sekaligus memberikan penilaian bersama Pak Bambang Wid dari Diknas Kudus. Pada tahap seleksi ini PT. Djarum melalui panitia FTP 09 sekaligus memberikan subsidi masing-masing Rp.500.000,- untuk setiap teater sekolah. Komposisi peserta terdiri dari 12 teater sekolah dari tingkat SMA dan 5 teater sekolah dari tingkat SMP, kemudian menghasilkan finalis 5 teater sekolah dari tingkat SMA dan 3 teater sekolah dari tingkat SMP. Ke-delapan finalis inilah yang kemudian tampil di panggung festival.

Pementasan di sekolah pada tahap seleksi ini lebih dimaksudkan sebagai upaya panitia untuk lebih membumikan lagi seni teater bagi pihak sekolah dan para siswa. Dan panitia FTP 09 harus mengacungi jempol kepada ketujuh-belas peserta, dimana semua mempersiapkan pementasan mereka di sekolahnya dengan upaya yang maksimal. Tentu saja, dengan tetap menyadari bahwa fasilitas-fasilitas seperti panggung dan tata lampu yang disesuaikan dengan kemampuan masing-masing dengan tidak mempengaruhi penilaian.

Delapan finalis yang berfestival ini kemudian juga mendapatkan tambahan subsidi sebesar Rp.500.000,- untuk masing-masing teater sekolah. Mereka berpentas meramu kreativitas untuk memperebutkan hadiah-hadiah dengan kategori sebagai berikut:
A. Kategori SMP
• Teater Terbaik
Mendapatkan Trophy Teater Djarum Award, Piagam dan uang pembinaan sebesar Rp.3.000.000,-
• Aktor/Aktris Pemeran Utama Terbaik
Mendapatkan Piagam dan uang pembinaan sebesar Rp.1.000.000,-
• Aktor/Aktris Pemeran Pembantu Terbaik
Mendapatkan Piagam dan uang pembinaan sebesar Rp.750.000,-
• Artistik Terbaik
Mendapatkan Piagam dan uang pembinaan sebesar Rp.750.000,-
B. Kategori SMA
• Teater Terbaik
Mendapatkan Trophy Teater Djarum Award, Piagam dan uang pembinaan sebesar Rp.3.000.000,-
• Aktor/Aktris Pemeran Utama Terbaik
Mendapatkan Piagam dan uang pembinaan sebesar Rp.1.000.000,-
• Aktor/Aktris Pemeran Pembantu Terbaik
Mendapatkan Piagam dan uang pembinaan sebesar Rp.750.000,-
• Artistik Terbaik
Mendapatkan Piagam dan uang pembinaan sebesar Rp.750.000,-


Festival
Pada malam pertama FTP menghadirkan 5 finalis, antara lain: Teater Pelangi – MA NU Darul Hikam dengan lakon Lena Tak Pulang, Teater Espero – SMP N 2 Kudus dengan lakon Kado untuk Ayah, Teater Nusa – MTs Nurusalam mengusung Kabut Wajar , Teater Jasmine – SMP N 1 Jati menghadirkan Aa Ii Uu dan Teater Studio One – SMA N 1 Kudus berjudul Rare Angon Sabitan. Kemudian pada malam kedua FTP menghadirkan 3 finalis, yakni: Teater Apotek – SMK Farmasi Duta Karya menghadirkan naskah Orang Kasar, Teater Keluarga – SMA Keluarga mengusung lakon Ande Ande Lumut dan Teater Sage – SMA N 1 Gebog mengusung Wabah atawa Bencana.

Gelaran FTP tahun ini diramaikan pula dengan bazaar buku yang digelar Gramedia, sehingga arena FTP menjadi semakin marak. Di samping itu, panitia FTP juga mengadakan workshop teater yang diikuti oleh setidaknya 150-an peserta, dengan instruktur sutradara Teater Tanah Air Jakarta, Jose Rizal Manua yang juga didaulat menjadi juri FTP 09.

Pada malam penganugrahan award, Jose Rizal Manua mengatakan bahwa pengembangan potensi seni teater di kalangan siswa mulai tahun ajaran 2010 akan disuport penuh oleh pemerintah, dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional. Teater masuk menjadi salah satu mata pelajaran kurikuler di sekolah-sekolah SMP dan SMA, katanya yang juga menjadi tim penyusun buku ajar teater sekolah tersebut.

Selain hal itu, Jose Rizal Manua juga menyoroti bagaimana peran sutradara amat penting di dalam proses penggarapan pentas teater. Mulai dari pemilihan naskah, pemilihan peran, memilih metode latihan, hingga menghidupkannya di atas panggung. Dari pengamatannya sepanjang FTP, banyak sutradara yang dinilai kurang memiliki kepekaan semacam itu. Kekuatan para siswa yang potensial, banyak terhambat atau tidak muncul oleh karena pengaruh sutradara.

Peran Aktif Diknas Kudus
“Ada keprihatinan di pihak kami sebetulnya,” ujar Pak Bambang Wid di sela-sela pertemuan pertama para dewan juri di Wisma milik Djarum di Jalan Tanjung, “kegiatan teater oleh para siswa di dalam sekolah memang salah satunya menjadi tanggung jawab Diknas Kab. Kudus. Akan tetapi untuk melakukan kegiatan festival semacam FTP, lembaga yang memiliki kompetensi adalah Dinas Pariwisata dan Kebudayaan.”

Lalu lanjutnya, “inilah yang menjadi dilemma bagi kami di Diknas. Sehingga Diknas seolah-olah tidak mampu menjangkau wilayah kegiatan siswa seperti di FTP ini secara lebih total.” Meskipun demikian, Pak Bambang Wid berharap bahwa peran serta aktif Diknas di FTP kali ini akan memberikan dampak positif, terutama bagi kami di Diknas dalam kelanjutannya.

Akhirnya, sampai berjumpa lagi pada FTP 2010!

Tidak ada komentar:

SURAT CINTA UNTUK SAUDARA TUA

  SURAT CINTA UNTUK SAUDARA TUA Kau terlebih dulu ada Sebagai saudara tua yang setia Kau terlebih dulu berada di sini Siang malam diam-diam ...