10/12/09

Menggapai Klimaks

10 Tahun Poentoen' Studi Art - Kudus
Oleh Asa Jatmiko*


Saya tidak mengamati secara langsung bagaimana Teater Poentoen' muncul kemudian berproses diri. Mengenalnya semenjak saya di Kudus 5 tahun ini. Dan 5 tahun sebelumnya saya hanya mengenalnya (mendengarnya) dari beberapa aktivitas yang mereka lakukan dan sempat tersiar di media. Dua pembagian waktu itu sangat penting. Konon, dari 5 tahun pertama banyak melahirkan rekan-rekan dari Teater Poentoen' yang kemudian mampu eksis dan tetap bertahan menggeluti dunia teater. Beberapa rekan bahkan muncul sebagai orang yang patut diteladani dan disegani karena proses kreatif yang telah dilakoninya.

Periode lima tahun berikutnya, sampai hari ini, saya lebih melihat Teater Poentoen' memperkuat diri dalam organisasi dan jaringan. Beberapa rekan yang belakangan ada di Teater Poentoen' memang menonjol, tetapi melihat aktivitas organisasi dan jaringan yang digebrak Teater Poentoen'-lah yang lebih menonjol. Bahkan agak tidak keliru barangkali jika kita mengenal Teater Poentoen' sekarang ini adalah teater yang sangat sibuk membuat kegiatan. Lontaran yang bermaksud 'menggelitik' saja untuk disampaikan, kapankah mereka berkarya? Karena waktu telah dipenuhi schedule kerja sebuah organisasi kesenian.

Tulisan ini tentu saja akan penuh dengan 'bolong-bolong' ketaksempurnaan data, sebagaimana saya mengakui hal ini pada awal tulisan ini. Tetapi penting untuk dicatat, bahwa Teater Poentoen' telah menjadi salah satu benteng terpenting perteateran di Kudus. Banyak orang sudah tahu dia, banyak orang telah disentuhnya, banyak yang menanyakan kabarnya, juga banyak yang mengacuhkannya bahkan menolaknya. Tetapi saya yakin bahwa mereka semua tanpa kecuali, akan menyatakan kehilangan bila Teater Poentoen' tiba-tiba tak ada di sekeliling perbincangan teater Kudus hari ini. Maka, keberadaan Teater Poentoen' di Kudus sangatlah penting. Dan saya berharap, ia juga menganggap dirinya penting bagi Kudus, sehingga pasti akan memikirkan masyarakat teater yang menganggapnya penting.

Sudah melewati waktu yang cukup lama, Teater Poentoen' atau mereka menyebut dirinya Poentoen' Studi Art yang saat ini dipimpin oleh Joko Edy S. itu, tidak berpentas teater, kecuali tetap menyelenggarakan kegiatan-kegiatan kesenian. Tetapi anehnya, hampir 75% pementasan teater yang terjadi di Kudus, hampir selalu membawa nama Teater Poentoen'. Dari pentasnya teater sekolahan yang ada di Kudus, hingga pentas teater dari kelompok teater luar Kudus. Seperti yang kegiatan terakhir adalah menjadi tuan rumah pentas Teater Gidag-Gidig dari Solo di Studio Pasma.

Pentas-pentas teater di Kudus adalah karena campur tangan Teater Poentoen'. Ia menjadi semacam minuman suplemen yang meresap ke dalam proses sebuah kelompok teater, dan secara bersama meramu dan mengangkatnya ke dalam sebuah kegiatan atau pentas. Hal-hal semacam sebenarnya juga dirintis oleh teater-teater lainnya di Kudus, Teater Samar, misalnya. Akan tetapi Poentoen' Studio Art memiliki kecenderungan yang unik. Sebagaimana mereka telah mengadakan Festival Teater Pelajar beberapa waktu yang lalu. Poentoen' mencoba membuat ruang-ruang ekspresi, dan seluasnya terutama bagi insan-insan teater muda di Kudus.

Kiprah Poentoen' Studi Art di blantikan kesenian Kudus tidak diragukan lagi. Bahkan saking aktifnya, ada yang mengatakan bahwa hampir seluruh kesempatan memperoleh subsidi dari lembaga-lembaga kesenian milik pemerintah sudah dialokasikan/diproyeksikan bagi program-program Poentoen'. Sementara Poentoen' sendiri melihat hal sebagai sebuah peluang yang tak pernah dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok kesenian lainnya di Kudus. Atau boleh dikatakan bahwa mereka tidak memiliki program yang bisa ditawarkan?

Karena hal itu pun mungkin terjadi, mengingat ada saja kelompok-kelompok teater yang mendasarkan programnya secara mengalir. Artinya, program-program yang ada pada mereka adalah program jangka pendek, sementara Poentoen' sudah menyusunnya untuk satu dua tahun ke depan. Semua saha-sah saja, dan baik-baik saja saya kira.

Kiprahnya di dunia kesenian Kudus, membawanya ke dalam simpul-simpul jaringan dan komunikasi. Dua hal ini bagi Poentoen', menurut saya, disadari betul sebagai bekal sekaligus asset yang harus dipelihara dan dikembangkan. Oleh karena itu, kita semua bergembira dengan kemunculan kelompok Petilasan waktu itu, yang sempat menggelar beberapa kegiatan bersama, seperti Jak-Art tahun 2004. Meskipun komunitas bersama itu kemudian lenyap ditelan waktu.

Demikianlah Poentoen' Studi Art hidup mewarnai kesenian Kudus, hingga menginjak tahun kesepuluh di hari pertama Januari 2007 yang tinggal beberapa hari lagi. Kita masih berharap banyak terhadap Poentoen' untuk mampu mengeksplorasi dan mengangkat potensi-potensi kesenian (teater) di Kudus. Oleh karena itu, Poentoen' tidak hanya menjadi tanggungjawab diri mereka semata. Kudus bertanggungjawab moral untuk merangsang Poentoen lebih kreatif lagi.


Banyaknya aktivitas selama rentang waktu 10 tahun perlu dicatat. Untuk kita pelajari prosesnya, kepahitan dan kesedihannya, untuk perjuangan dan pergerakannya. Saya percaya, apa yang Poentoen' lakukan tidak lain adalah sebuah ihtiar untuk menggapai 'sesuatu'. Dan 'sesuatu' itu pastilah sangat penting, adi, jimat, klimaks! Tapi, diam-diam saya tidak berharap Poentoen' segera klimaks dalam waktu dekat ini. Mudah-mudahan hal itu merupakan sebuah upaya panjang dan tiada henti, menuju tingkat-tingkat yang lebih tinggi dan luas.

Karena begitu klimaks, crootttt!!! Habislah sudah….. Tinggal antiklimaks…lelah…dan mati akhirnya. Semoga tak! Akhirnya, selamat berulangtahun.***

Tidak ada komentar:

SURAT CINTA UNTUK SAUDARA TUA

  SURAT CINTA UNTUK SAUDARA TUA Kau terlebih dulu ada Sebagai saudara tua yang setia Kau terlebih dulu berada di sini Siang malam diam-diam ...