10/12/09

Realita Cinta Musik Indie

Oleh. Asa Jatmiko*

Apakah itu musik indie? Aliran musik, darah pergerakan, atau gairah penciptaan di luar label mayor? Belakangan ini kita mengakui bahwa gairah musik indie di Indonesia semakin marak. Sudah mulai kita saksikan, banyak event yang berusaha mengangkat musik indie ke tengah khalayak. Kemunculan grup-grup musik indie tumbuh subur, bahkan selalu lebih subur dibandingkan kesenian yang lain. Sebagai ada yang beradu untung, siapa tahu kemudian dilirik label mayor sehingga bisa eksis dan punya nilai jual, ada juga yang memang tetap bersikukuh di jalur indie dengan segala konsekuensinya.

Dan mereka yang beruntung dan bernasib baik, akan mendapatkan kesempatan untuk menjadi sebuah grup musik yang dikenal di masyarakat luas. Tentu juga membawa kempensasi peningkatan kocek di saku mereka. Hanya saja, seringkali grup-grup yang sudah terlahir sebagai grup bebas pada awalnya, akan menghadapi pergulatan idealisme. Di titik ini, sebuah grup akan berhadapan dengan kapitalis yang akan menjadi agen pemutar uang.

Kompromi-kompromi antara idealisme bermusik, realita hidup, publisitas sebuah grup dan akhirnya warna dan cara bermusik akan sangat dibutuhkan. Sebuah grup semisal Blackflash yang cukup tangguh di Kota Kudus itu pun mengalami demikian. Ia harus menemui dua hal sekaligus dimana masing-masing merupakan nilai yang sngat menentukan. Itu sebuah konsekuensi logis, seperti sudah saya sebut di atas. Dan di sini pula, ketika masyarakat mengenal grup tersebut (popular), maka sekaligus ia kehilangan kemerdekaannya. Kehilangan indie-nya.

***

Bagaimana proses kreatif grup band indie dalam mencipta, memproses karyanya, mengelola grup dan mensosialisasikan karya-karyanya ke tengah khalayak itulah saya kira yang saat ini menjadi penting. Mulai dari pengelolaan kemampuan teknis bermusik yang kemudian menelorkan lagu-lagu, mengaransemennya ke dalam satu komposisi musik tertentu sesuai keinginan mereka, hingga perjuangan untuk merebut perhatian khalayak. Sederet pekerjaan yang tidak ringan untuk diperjuangan sendiri oleh satu grup.

Pada sebuah grup yang tengah melewati fase ini saya menganggapnya justru sebagai rentang waktu yang sangat penting, seperti yang tengah dirintis oleh VEHO dan banyak grup lain. Kenapa? Kreativitas, menjadi kata kunci. Di situlah nilai sebuah entitas seni. Tiba-tiba, musik menjadi sebuah ideologi yang harus diperjuangkan mati-matian. Sebagaimana Godbless pernah menulis lagu berjudul Musisi.

Apa yang kita lihat pada grup-grup musik indie adalah demikian adanya. Penuh gairah. Darah perjuangan masih meledak-ledak. Tinggal satu hal yang sering terlupa pada setiap proses kreatifnya, yakni kecerdasan emosional.

Sebuah ruang merdeka telah dimiliki, dan barangkali akan tetap dijaganya selama mungkin. Akan tetapi kepekaan sosial dan kemanusiaan rupanya belum menjadi sumber-sumber ide untuk digali dan diangkat. Justru disitulah, saya melihat akan kemungkinan kekuatan sebuah grup indie. Dimana ia mampu memerdekakan pikirannya melihat realitas social dan kemanusiaan yang terjadi di sampingnya. Ini sebuah pilihan yang merdeka pula untuk sebuah grup indie, karena kita belum memiliki definisi yang jelas mengenai istilah indie itu sendiri. Apakah indie dalam warna musik, lirik, atau hanya sekedar lepas dari cengkraman kapitalis bernama label mayor?

Bagaimana arah atau cita-cita sebuah grup band indie dalam dunia musik? Mungkinkah ia menjadi corong atas masalah-masalah kemanusiaan dan sosial? Indie, mungkin dapat menjadi kran kreativitas sekaligus upaya pemuda memberdayakan dirinya menjadi penjaga moral generasinya. Tapi sampai kapan ia akan tetap menjadi indie, apabila warna musik sudah mulai dikenal (popular) kemudian label mayor menariknya sebagai komoditas, lalu nilai sebuah lagu berangsur geser ke tema-tema putus cinta, selingkuh, dan hal-hal menyangkut pacaran, warna musik menjadi lebih santun dan enak didengar.

Saya kira, inilah tantangan sekaligus peluang bagi grup musik indie. Beranikah?! Grup-grup indie sendiri yang akan menjawabnya. Alih-alih, sebenarnya grup musik indie-lah sebenarnya grup-grup garda-depan dunia musik, karena kemerdekaan ide dan kreativitas masih dipercaya menjadi roh yang utama.

Salam.

Tidak ada komentar:

SURAT CINTA UNTUK SAUDARA TUA

  SURAT CINTA UNTUK SAUDARA TUA Kau terlebih dulu ada Sebagai saudara tua yang setia Kau terlebih dulu berada di sini Siang malam diam-diam ...