“Ayam Den Lapeh” bergema membuka acara. Lagu adat dari Sumatra Barat ini mengumandang dan membaur pas dengan panggung yang berlatar-belakang Rumah Gadang, yang berdiri gagah. Rumah Gadang atau Rumah Godang adalah nama untuk rumah adat Minangkabau yang merupakan rumah tradisional dan banyak dijumpai di provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Rumah ini juga disebut dengan nama lain oleh masyarakat setempat dengan nama Rumah Bagonjong atau ada juga yang menyebut dengan nama Rumah Baanjung.
Tentu bukan kebetulan jika panitia memilih Rumah Gadang sebagai setting utama pada panggung PMK pada 08 Desember 2011 ini. Pada Rumah Gadang, ada tiga nilai fungsi yang seiring dengan pelaksanaan PMK menurut masyarakat adat Minangkabau. Pertama, ia adalah tempat tinggal bersama. Kedua, ia difungsikan juga sebagai tempat penyimpanan padi / lumbung. Dan ketiga, sebagai tempat penobatan kepala adat.
Seluruh keluarga Djarum pun menyadari bahwa Djarum telah menjadi bagian dari hidupnya. Ia telah menjadi tempat tinggal bersama, di dalam memperjuangkan cita-cita bersama. Menjadi besar dan akan selalu menjadi bagian tak terpisahkan dari kemajuan Indonesia. Sebagaimana disampaikan Victor R. Hartono dalam sambutannya, bahwa kerja keras seluruh keluarga Djarum telah membawa Djarum menjadi besar seperti sekarang ini. Telah banyak yang kita perbuat untuk membantu negara ini. Dan ini akan terus kita lakukan sampai kapan pun.
Djarum tetap akan menjadi salah satu ‘pemain’ penting dalam ikut memajukan Indonesia ke depan. Victor R. Hartono pun meyakini bahwa ke depan Indonesia akan menjadi negara adikuasa setara Amerika. Djarum, lanjutnya, akan tetap ikut berperan aktif menjadi salah satu pemain penting di dalam kemajuannya. “Dan untuk itu saya mengucapkan terimakasih kepada Bapak-bapak, telah meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk kemajuan Djarum. Juga saya ingin berterimakasih kepada para ibu-ibu, atas pengertiannya selama ini menyertai dan mendukung suami berkarya di Djarum.”
Di sini pemaknaan Rumah Gadang sebagai lumbung padi, diwujudkan dalam berbagai bentuk kemajuan yang diperoleh Djarum. Sebuah investasi besar bagi masa depan dan kejayaan kita bersama sebagai masyarakat Indonesia, sebagaimana dinyatakan oleh Victor R. Hartono. Bahkan ditegaskannya, bahwa Djarum tidak hanya menjadi salah satu kekayaan Indonesia, tetapi juga menjadi ‘pemain penting’ dalam memajukan Indonesia tercinta ini. “Kita akan bisa menyamai Amerika, Cina dan negara-negara maju lainnya di dunia,” tegasnya.
Kental Nuansa Nusantara
Acara yang digelar di luar ruangan (outdoor) di Graha Padma Semarang ini, langsung diterangi sinar bulan yang menambah keakraban suasana. Sebagaimana penobatan kepala adat di tanah Minangkabau, malam itu Rumah Gadang dimaknai sebagai penobatan para keluarga Djarum yang telah berkarya selama 25 tahun di Djarum, yakni penerimaan penghargaan 25 Tahun dari Djarum.
Bagus Tiba sebagai Ketua Panitia PMK tahun 2011 ini menjelaskan bahwa acara tersebut telah dipersiapkan selama 4 bulan. Tema acara Penghargaan Masa Kerja (PMK) 25 Tahun tahun ini memang sengaja mengangkat kebudayaan nusantara. Seluruh ornamen, aksesoris dan stand-stand yang ada kental berwarna nusantara. Paling tidak ada 4 jenis masakan dan minuman khas dari Sumatera, Sulawesi, Kalimantan dan Jawa. Ditambah lagi satu stand khusus menghadirkan demo membatik dari batik khas Kudus.
Tidak hanya itu, seluruh panitia malam itu mengenakan pakaian adat dari seluruh nusantara. Indonesia yang memiliki variasi pakaian tradisional diangkat sebagai ‘pakaian wajib’ para panitia. Dari adat Jawa ada yang mengenakan blangkon, kebaya, dan dodotan. Ada juga yang berpakaian punakawan Semar, Gareng, Petruk dan Bagong yang merupakan tokoh di dunia pewayangan. Dari adat Sumatera ada yang memakai baju kurung, minang roki, ulos. Dari adat Sulawesi ada baju bodo, kondi limanan, kalando limanan, wuyang, pasalongan rinegetan, baju kurai, baju banjang, hingga Tonaas Wangko. Ada juga yang mengenakan pakaian adat khas Nusa Tenggara, seperti dikenakan oleh Endar Mardian Utama, salah satu panitia.
“Kita berusaha mengemas acara ini semenarik mungkin,” jelas Bagus Tiba. Oleh karena kita ingin secara sungguh-sungguh menghargai kerja keras dan kesetiaan karyawan Djarum yang telah bekerja selama 25 tahun. Kami ingin melayani para penerima PMK dengan sebaik mungkin, sebagaimana prestasi yang baik telah mereka torehkan buat kemajuan Djarum. Mereka adalah putra-putra terbaik yang kita miliki, ungkapnya.
Dimana-mana saya merasa bahwa kita diikatkan perasaan yang kuat, yakni one family, kata Yoppy Rosimin saat berbincang dengan WKD. Itu ikatan rasa yang baik dan sangat bernilai. Bapak-bapak pendiri Djarum telah dengan tepat menyematkan nilai tersebut di dalam organisasi kita. Oleh karena itu, setiap tugas dimanapun, saya tidak merasa asing karena saya merasa semua yang ada di sekitar saya adalah keluarga saya, lanjutnya.
Ada 107 karyawan penerima PMK malam itu, yang terdiri dari para manager 9 orang, dari Business Development 3 orang, Supply Chain Management 7 orang, Sekretariat HQ 1 orang, ada 16 orang dari HRD Departement, 15 orang dari Production Departement. Kemudian dari Marketing Departement: dari site Jakarta ada 13 orang, Semarang 4 orang, Surabaya 8 orang. Dari bagian Finance ada 3 orang, R & D Departement 1 orang, yakni Edhie Harjono Widodo, dan ada 6 orang dari Purchasing Departement.
Kesan Pertama dan Prestasi 988
Sutariyono, yang saat ini bertugas di RSO Semarang mulai bergabung di Djarum sejak 25 tahun silam sebagai seorang petugas pemadam kebakaran. Malam ini saya merasa bahagia sekali, katanya. Berkat Djarum, saya memiliki rumah, menghidupi anak-istri secara layak. “Dan alhamdulillah sekarang saya dan keluarga kalau mau kemana-mana tidak takut kehujanan. Berkat Djarum, saya sudah punya mobil,” lanjutnya disambut tepuk tangan selurh hadirin.
Perjalanannya selama 25 tahun di Djarum ia jalani sesuai dengan pesan orangtuanya. Sebagaimana diungkapkannya, orangtuanya dulu berpesan bahwa kalau bekerja harus jujur, disiplin, tekun dan sabar. “Itulah yang membuat saya dapat bertahan di Djarum sampai hari ini,” kata pehobi badminton ini.
Sampai saat ini Sutariyono yang juga aktif sebagai vokalis di LA Band milik RSO Semarang tersebut, terus berusaha untuk memberikan yang terbaik di dalam pekerjaannya di Djarum. Ia kini bertugas sebagai operator telepon, dan apa yang selalu ingin diupayakan adalah pelayanan yang terbaik. Menurutnya, saya menjadi orang terdepan ketika para relasi menghubungi kantor lewat telepon. Oleh karena itu, saya merasa bertanggungjawab untuk memberikan citra “kesan pertama” yang baik. Ini memotivasi saya dari waktu ke waktu.
Pergeseran dan perubahan selama 25 tahun di Djarum, seperti mutasi atau rotasi, merupakan hal yang biasa. Beberapa orang mungkin menyikapi hal ini sebagai momok, tetapi bagi Yoppy Rosimin, tidak sama sekali. Justru menganggapnya sebagai tantangan baru, area belajar lagi mengenai hal-hal baru. Dan pada akhirnya, kita menjadi berkembang karenanya.
Yoppy Rosimin yang saat ini menjadi Head of Badminton di Djarum Foundation, mengungkapkan rasa bangga dan kebahagiaannya telah 25 tahun bergabung dengan Djarum. Satu hal yang ia suka di Djarum adalah selalu ada tantangan-tantangan baru, katanya. Seperti yang ia alami ketika ditugasi untuk membawa tim bulutangkis Djarum maju. Setelah prestasi 988 (maksudnya pada kejuaraan di sirkuit Jakarta berhasil merebut 9 gelar juara, 8 runner up dan 8 semifinalis), kemudian keberhasilan menjuarai ganda campuran world junior di Taipeh beberapa saat lalu, dimana sebelumnya belum pernah tercapai, saat ini kita masih punya mimpi untuk menjuarai bulutangkis di kejuaraan dunia Olympic.
Dalam kesempatan memberikan kesan dan pesan di podium malam itu, Yoppy Rosimin juga berpesan kepada rekan-rekan seangkatannya, bahwa ini adalah saatnya kita melakukan persiapan-persiapan menjelang akhir masa kerja kita. Ia juga berterimakasih kepada panitia dan management, atas jerih payah penyelenggaraan acara malam penghargaan masa kerja 25 tahun ini.***
-------------------
Asa Jatmiko, Kudus.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
SURAT CINTA UNTUK SAUDARA TUA
SURAT CINTA UNTUK SAUDARA TUA Kau terlebih dulu ada Sebagai saudara tua yang setia Kau terlebih dulu berada di sini Siang malam diam-diam ...
-
Oleh. Sutrimo Banyak orang mengenal Kudus sebagai Kota Wali, atau juga Kota Kretek. Namun bukan itu saja, di sisi lain, Kudus juga banya...
-
Mengenal Lebih Dekat dengan Kelompok Terbang Papat Assalafiyyah. Di sebuah dukuh yang bernama Karang Wetan yang menjadi bagian dari Desa ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar