21 Mei 2012, Indonesia-ku Hari Ini
Seorang aktivis ’98 yang bertemu kami seusai pentas di Ambarawa, dengan suara patau-nya yang khas mengatakan bahwa ia malu telah ikut aksi reformasi waktu itu. Ia bahkan menyesal telah turut berteriak-teriak lantang di jalanan & di depan pintu-pintu legislatif.
Nyatanya? Geng koruptor makin bertambah jumlah anggotanya. Kebohongan makin rapi bungkusnya. Pembiaran dan sikap tak peduli dari para pemimpin makin menjadi-jadi. Dan mereka yang tak berdaya, terhimpit dan terdesak dalam harapan yang kosong akan keselamatan.
Inikah buah dari perjuangan yang telah dibela oleh pahlawan kampus, seperti: Mozes, kawan-kawan di Tri Sakti, serta di seluruh negeri ini? Jangan-jangan kita juga telah tega untuk mengusir Indonesia dari hati nurani warga masyarakat.
Atau jangan-jangan aku telah banyak bermimpi. Tentang Indonesia yang digdaya. Indonesia yang adil, makmur dan merata. Indonesia yang indah seperti di iklan pariwisata. Indonesia yang bikin betah di rumah.
Atau, ah..., sialan! Otakku kini gatal untuk memenuhi ajakan revolusi!
Untuk kawan-kawan aktivis ’98, terimakasih atas perjuangan dan pengorbananmu. Juga turut berduka atas pingsannya reformasi, dijambretnya cita-cita reformasi di tengah jalan, sejak dilahirkan 21 Mei, 14 tahun silam. –aj-
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
SURAT CINTA UNTUK SAUDARA TUA
SURAT CINTA UNTUK SAUDARA TUA Kau terlebih dulu ada Sebagai saudara tua yang setia Kau terlebih dulu berada di sini Siang malam diam-diam ...
-
Oleh. Sutrimo Banyak orang mengenal Kudus sebagai Kota Wali, atau juga Kota Kretek. Namun bukan itu saja, di sisi lain, Kudus juga banya...
-
Mengenal Lebih Dekat dengan Kelompok Terbang Papat Assalafiyyah. Di sebuah dukuh yang bernama Karang Wetan yang menjadi bagian dari Desa ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar