26/05/12

Sebuah Film "JALAN NIRVANA"


Adaptasi cerpen: Sepasang Kera yang Berjalan dari Pura ke Pura, Sunaryono Basuki Ks
Script and Director: Asa Jatmiko

Sinopsis Script Film
“Jalan Nirvana”

Bagavad Gita mengatakan:
"Bagi yang hidup kematian adalah pasti, dan bagi yang mati lahir kembali adalah pasti".


SCENE 1.
Bertahun-tahun lamanya lelaki yang duduk kesepian di kursi malas di kebun rumahnya sampai pada suatu saat mereka dapat berkumpul kembali dan bersama hujan turun ke bumi sebagai anak-anak kera yang lucu.

SCENE 2.
Masa bahagia sepasang kekasih (Aji – Cita) hingga bersumpah setia sampai mati. Kota.

SCENE 3.
Istrinya mengandung anak pertama, dan ngidam kijang guling. Perburuan kijang dilakukan, hingga menemukan anak kijang yang masih dikandung induknya. Istrinya mati saat melahirkan di rumah sakit. CUT TO

SCENE 4.
Bertahun-tahun lamanya lelaki duduk kesepian di kursi malas di kebun rumahnya sampai pada suatu saat mereka dapat berkumpul kembali dan bersama hujan turun ke bumi sebagai anak-anak kera yang lucu. SHADOW: Anaknya dan kijangnya, terbang ke langit mencari mamanya. Bertahun-tahun lahun, dan lelaki itu menunggu di kebun rumahnya.

SCENE 5.
Saat inilah, ia memperoleh penglihatan (Neraka) sebelum matinya. Ia bisa kembali bersatu dengan istrinya, dengan syarat: mereka menjadi sepasang kera yang berjalan dari pura barat ke timur dengan berjalan kaki sepanjang 80 km, dengan menjaga kesucian dan kesetiaan. Mereka pun kembali bersumpah setia dan kesucian, meskipun suami istri tidak boleh bersetubuh sebelum tugas suci diselesaikan.

SCENE 6.
Sepasang kera berdoa di depan pura, mengemban tugas suci: berjalan dari pura ke pura, dari pura barat ke timur sepanjang 80 km, berjalan kaki, demi menjadi manusia utama. Beberapa pura terlewati, kemudian berjalan lagi, hingga sampailah di sebuah pura.

SCENE 7.
Setelah selesai berdoa, istrinya berbisik untuk kembali melanjutkan perjalanan. Dengan beberapa orang yang tahu, mereka dibiarkan saja, layaknya berpapasan sebagai manusia. Tiba-tiba seorang anak muda dengan senapan angin, melihatnya dan bernafsu mengincarnya.

SCENE 8.
Sepasang kera itu berlari ke atas pohon tinggi, bergelayutan dari dahan ke dahan, menghindari incaran senapan anak muda tadi. Tetapi sayangnya, kera betina, istrinya, terkena tembakan. Ia jatuh ke tanah. Kera jantan sontak turun, memeluk istrinya. Ia hampir saja memutuskan untuk menghadapi anak muda itu, tetapi ia urungkan, teringat perjalanan ke pura timur belum selesai. Ia bersedih harus harus meninggalkan istrinya tergeletak sendirian.

SCENE 9.
Beberapa saat kemudian istrinya yang sudah tak bernyawa dibawa pemuda itu, pulang. Di rumah orang mengulitinya dan membuatnya gulai daging kera. Semua orang yang memakan gulai daging itu, keesokan harinya menjadi gagu, tak bisa bicara. Sementara pemuda itu, kaku di dalam kamarnya.

SCENE 10.
Bertahun-tahun lamanya kera jantan duduk kesepian di teras pura, berdoa dengan setangkai kamboja di telinganya, berharap kembali bersatu dengan istrinya sebagai manusia. -aj-

Kudus, 26 Mei 2012

1 komentar:

Anonim mengatakan...

buy valium online valium vs ativan - valium pregnancy

SURAT CINTA UNTUK SAUDARA TUA

  SURAT CINTA UNTUK SAUDARA TUA Kau terlebih dulu ada Sebagai saudara tua yang setia Kau terlebih dulu berada di sini Siang malam diam-diam ...