Bukan soal benar dan salah lagi.
Bukan soal suka dan benci lagi.
Bukan soal pintar dan bodoh lagi.
Bukan soal kuat dan lemah lagi.
Bukan soal tega dan iba lagi.
Bukan soal tegas dan plinplan lagi.
Bukan soal malu dan percaya diri lagi.
Bukan soal orang rendahan dan petinggi lagi.
Bukan soal percaya dan curiga lagi.
Bukan soal-soal semacam itu!
Sungguh! Bahkan juga bukan soal janji dan ingkar lagi.
Ini soal sikap.
Seperti Pandu mengakui kalah main dadu.
Seperti Bima mengakui dirinya sekecil Dewa Ruci.
Seperti Arjuna mengakui kepahlawanan Bisma.
Seperti Semar mengakui kedigdayaan anak-anaknya yang penuh kekurangan.
Seperti itulah semestinya.
Bukan soal-soal itu semata-mata.
Tetapi soal harga diri seorang ksatria.
Kenapa seperti kuda buta, jatuh di lubang yang sama pula?
Kenapa tak mengiyakan saja,
bahwa hukuman pun tak cukup menghapus dosa-dosa;
menipu orang kecil,
menipu mereka yang lemah,
menghakimi mereka yang belum tentu bersalah kepadamu.
-aj-
Gambar diambil dari: Glory to Glory
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
SURAT CINTA UNTUK SAUDARA TUA
SURAT CINTA UNTUK SAUDARA TUA Kau terlebih dulu ada Sebagai saudara tua yang setia Kau terlebih dulu berada di sini Siang malam diam-diam ...
-
Oleh. Sutrimo Banyak orang mengenal Kudus sebagai Kota Wali, atau juga Kota Kretek. Namun bukan itu saja, di sisi lain, Kudus juga banya...
-
Mengenal Lebih Dekat dengan Kelompok Terbang Papat Assalafiyyah. Di sebuah dukuh yang bernama Karang Wetan yang menjadi bagian dari Desa ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar