27/11/11

Episode Pendakian

-satu-
dari Rahtawu, separuh Kudus mengapung bersama kabut
seperti juga sepasang matamu, selalu terlempar ke perbukitan
ranggas pohon jati dan randu, di balik semak ular mendesis
ladang ladang jagung dalam terasering yang mengering
ah, kelepak elang elok dan tenang memainkan arah pandang.

bunga rumput dan capung menantikan matahari tertidur
bahasa daun yang diterjemahkan ke dalam jari tanganmu
seperti menanti batu hitam copot dan nggloyor ke lembah
penasaran dan ketakutan tergambar di batang batang pohon
tiang listrik menjerit, setiap malam mengantarkan nyala
untuk menerangi apa, untuk menjelaskan pada siapa?
gerai akar akar pohon, telanjang di sepanjang jalan mendaki
keindahan yang terbungkus dalam diam dalam sembunyi.

dan kota berkerlipan bagai lautan mata insan kesepian
dan Menara Kota, mercusuar kota bagi penunggu jiwa
kapal kapal berlabuh dan melepaskan beban ke daratan.

Rahtawu, Oktober 2003.




-dua-
jalan sempit mendaki sedikit, lalu turun tajam ke sebuah kali kecil
gemericik terpancar dari sela sela bebatuan, anak tangga ke pancuran
membasuh tangan dan kaki, lalu kucuci mukaku yang lengket berdebu
sekeping hati kutaruh di atas jembatan, di bawah rindang pohon randu
dimana bertaburan kapas kapasnya menyentuh bumi seperti salju
seekor bunglon larut di tatapan, mendesis liar pada hati yang terbakar

‘kena kau!’ tapi batu hanya mengena batang randu
lalu terseok di rerumputan dan paku pakuan yang enggan berbunga
‘kena kau!’ dan kini pun batu melesat mengena hampa
lalu membentur batu batu yang lebih kekar, terus tenggelam ke dasar
‘kena kau!’ ia malah tertawa, batu yang kulempar kena kepalaku
dan seekor bunglon masih memaku, manatap lebih tajam pada mataku

saat pulang,
kusambar saja setangkai bunga rumput liar
meski bergetah pekat dan berduri sepanjang tangkai
setangkai bunga liar ini, ingin kutancapkan di jantungmu
biar engkau menjadi kuburan bagi seluruh cintaku.

Rahtawu, Oktober 2003.

Tidak ada komentar:

SURAT CINTA UNTUK SAUDARA TUA

  SURAT CINTA UNTUK SAUDARA TUA Kau terlebih dulu ada Sebagai saudara tua yang setia Kau terlebih dulu berada di sini Siang malam diam-diam ...