Untuk Fariz Hudaya, dan Ayah lainnya
Tak ada rasa letih pada wajahmu
meski kau tahu bakal mati jua di sini
setelah merenangi sungai
riam riam terjal itu
bahkan sepucuk cita cita
yang terhempas entah dimana
pada dahi anakmu yang sakit
masih sempat kau tulis doa
masih senyum pula untuk seluruh hari
yang segera menua.
Hidup seringkali hanya soal sederhana
cakrawala seringkali terbaca tak sengaja
lalu aku kembali berhenti
betapa aku tak sekuat engkau
meladeni kenyataan
tak serajin engkau menganyam
sebatang demi sebatang ranting hambar
menjadi karya kehidupan yang bermakna.
Kudus, 2005.
26/11/11
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
SURAT CINTA UNTUK SAUDARA TUA
SURAT CINTA UNTUK SAUDARA TUA Kau terlebih dulu ada Sebagai saudara tua yang setia Kau terlebih dulu berada di sini Siang malam diam-diam ...
-
---------------------------------------------------- Pengantar: Pada sebuah penerbangan dari Semarang ke Jakarta untuk mengikuti pelatihan ...
-
Kesenian Terbang Papat merupakan kesenian tradisi khas Kudus. Dari masa ke masa, kesenian tersebut semakin ditinggalkan masyarakatnya. Alih-...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar