30/11/11

Bebas Ekspresikan Gagasan

Bekal Sineas Lokal Produksi Film Indie
Sumber: Radar Kudus

FILM indie memang berbeda dengan film yang selama ini dikenal dengan film yang di putar di bioskop. Meski secara prinsip pembuatan film indie dengan film lain tidak jauh berbeda, namun kesan bebas berekspesi jauh melekat di film indie garapan sineas lokal.

---

BERBICARA mengenai film indie, seorang pemerhati film dari Universitas Muria Kudus (UMK), Fajar Kartika mencoba menjelaskan terlebih dahulu, apa yang dimaksud dengan film indie. Apakah film yang berdurasi pendek? Atau film yang digarap dengan alat yang sederhana?

Mengutip pernyataannya Slamet Raharjo, Fajar mengatakan yang dimaksud film indie bukan film yang berdurasi pendek, atau yang menggunakan peralatan sederhana. Tapi film yang penggarapannya tanpa ada campur tangan kapitalis.

"Tidak menutup kemungkinan, film indie penggarapannya lebih bagus daripada film mainstream. Juga bukan berarti, film indie itu menafikan uang," katanya.

Dia mencontohkan, film itu tidak bisa dikatakan film indie, karena pada proses penggarapannya, ada pihak tertentu yang mencampuri. Karena pihak tersebut yang mendanai, maka hasilnya harus sesuai dengan keinginan pihak yang mendanai.

Contoh lain yang jelas terlihat pada film Warkop yang dibintangi Dono, Kasino dan Indro. Karena waktu itu belum ada larangan iklan rokok, maka pada film itu, ketika mengeluarkan rokok, bungkusnya harus diperlihatkan pas di depan fokus kamera.

"Nah kalau seperti itu, kan tidak bisa lagi disebut film indie. Karena ada pihak tertentu yang mengintervensi, agar film itu menampakkan produk tertentu," jelas dia.

Kalau film pendek, atau yang menggunakan peralatan sederhana, tapi masih ada pihak tertentu yang ikut campur, dia lebih suka menyebutnya dengan film pendek atau amatir. Karena bagi Fajar, film indie itu penggarapannya tanpa ada campur tangan pihak tertentu, berikut proses distribusinya, tidak melalui jaringan kapital.

"Jaringan itu seperti perusahaan rekaman, atau toko-toko yang menjualkan produk-produk film. Film indie itu, proses distribusinya lebih pada komunitas. Semakin banyak komunitas yang dijaring, maka semakin lancar distribusinya," ujar dosen FKIP UMK ini.

Kalaupun ada film indie di rental-rental VCD lanjutnya, itu bukan karena keinginan produser untuk memasukkannya. Tapi karena keaktifan sang pemilik rental tersebut, yang ingin memasarkan film tersebut.

Berbicara mengenai film indie, secara prinsip pembuatan filmnya tak jauh berbeda dengan film pada umumnya yang sudah dikenal masyarakat luas. Namun yang paling kentara adalah kesan bebas berekspesi jauh melekat di dalam garapan film indie. Hal itu pula yang mendasari pembuatan film indie di Jepara.

Kebebasan yang dimaksud dalam kata indie itu sendiri dimaksudkan bahwa film jenis ini memberikan ruang kebebasan bagi para pembuatnya dalam mewujudkan konsep atau gagasan yang ada dibenak pembuatnya. Tidak ada embel-embel yang berupa titipan ataupun tuntutan pihak lain. Misalnya titipan produser ataupun atasan, tuntutan pasar dan lain-lain. Karya film yang hadir benar-benar menampilkan keaslian pembuatnya.

Gaung film indie di Jepara sendiri tidak terlepas dari efek film indie dari kota-kota besar. Itu semua diawali pada tahun 2001. Saat itu, Jepara kedatangan tokoh film indie yaitu Arya Kusumadewa dengan film indie yang berjudul Bed.

"Kami saat itu terprovokasi oleh Arya agar di Jepara juga bisa menghasilkan film-film indie. Menurut Arya, Jepara punya potensi besar mengembangkan film indie," ujar Noengverro salah seorang sutradara film indie kepada Radar Kudus.

Film indie buatan sineas-sineas muda Jepara mulai muncul setahun kemudian pasca pemutaran Bed. Diawali film berdurasi pendek 'Freedom' yang bermakna kebebasan. Film ini menceritakan kisah seorang PSK yang berusaha keluar dari kungkungan lokalisasi.

"Kisah ini menceritakan seorang PSK yang ingin insyaf dan kembali ke jalan benar. Itu bagian dari upaya untuk mendapatkan kebebasan," jelas Nung.

Selepas film itu, pelan tapi pasti bermunculan berbagai film indie lain. Eksplorasi ide yang makin berani. Bukan hanya sebatas keberanian untuk tampil beda. Kesan bebas makin terasa.

Tidak kurang puluhan judul film sempat muncul ke permukaan. Dilihat dari kuantitas dan kualitas film indie produksi Jepara, memang belum mampu menyamai flm indie karya sineas kota-kota besar seperti Bandung, Jakarta dan Jogyakarta.

Namun semangat para sineas muda Jepara, jangan ditanya. Dengan modal pas-pasan bahkan harus tekor, mereka tidak patah arang. "Tidak ada rotan akar pun jadi," ungkap Ali Masudi Dec salah satu sutradara film indie terkemuka di Jepara.

Pemilik Joglo Film Jepara (JFJ) ini mengaku terus tertantang membuat film indie. Sudah sekitar tujuh film indie telah dibuatnya. Karya-karyanya antara lain; Dibalik Toilet, Logika Terbalik, 173 Kilogram, Perang Obor, Tenun Ikat Troso, Double Casting, dan Sedekah Apem Sukodono. Jumlah ini termasuk produktif. Dengan keterbatasan dana dan fasilitas, Dec mampu mewujudkan impiannya membuat film sesuai dengan keinginannya.

"Saya terobsesi untuk terus melahirkan karya-karya film indie. Ada kepuasan tersendiri usai membuat film meski dengan segala keterbatasan dana," ungkapnya.

Di sisi lain, Asa Jatmiko yang aktif membuat film indie di Kudus mengungkapkan film indie tidak bergantung pada bagaimana pasar, bagaimana modal, dan bagaimaana efek keartisannya. Indie mengalir dari sebuah pemikiran dan kreatifitas cerita.

Sehingga, film indie jauh sangat memuaskan. Tidak terpengaruh atas keribetan dalam proses. "Film indie itu sederhana. Misalkan lighting, tidak melulu lux seperti di sinetron," ujar ayah Onnasandevi Ratuwangi dan Yobellakama Innocensi.

Bahkan, sewaktu membuat karya keduanya, Sketsa Gelisah Api peralatan yang digunakan hanya handycame. Maka, sangat mustahil manakala ada yang mengatakan film indie mahal.

Ia malah merasakan, film indie sangat murah. Namun biaya yang murah dengan jaminan kebebasan berkarya, ternyata belum banyak yang menyentuhnya. Terutama di wilayah Kabupaten Kudus. "Kondisinya berbeda dengan Jepara dan Pati, di mana masyarakat di sana antusias menggarap film indie," ujar aktivis teater ini. (zis/nas/hil)Sumber: Radar Kudus, 21 Des 2008

Tidak ada komentar:

SURAT CINTA UNTUK SAUDARA TUA

  SURAT CINTA UNTUK SAUDARA TUA Kau terlebih dulu ada Sebagai saudara tua yang setia Kau terlebih dulu berada di sini Siang malam diam-diam ...