Indonesia, lelaki paruh baya, rumah mungil di bawah trembesi
Dimana catatan alamat surat sahabat telah di larung
Ketika ancaman hari depan menjadi sarapan pagi
Dimana aroma wangi tanah basah telah banyak menguap
Ketika setiap malam tidur menjadi saat yang menakutkan
Berhektar hektar ladang menumbuhkan pucuk pucuk harapan
Bagi mulut mulut besar, tapi tidak bagi penyair, bagi Ibunda
Bagi anak anak yang percaya kepada hati nurani
Berhektar hektar ladang membunga percik api kemarahan
Karena angin telah berhembus mengabulkan doa penjual nama
Indonesia, lelaki paruh baya, tabur bunga di pusara ibunya
Dengan bunga yang tak dipetik, tapi dipungutnya setelah gugur
Di tiap senja di bawah trembesi, juga di pusara mimpinya
Hingga terbenam dalam sunyi dendam yang tertahan
Rumah mungil pun mengabut, bidadari kecil menangis di sudut
Ibunda dengan wajah lebam berhias di kaca retak
Matahari terus membakar ladang ladang, memaki ladang ladang
Lelaki menelusup pintu dan teronggok di bawah celah atap
Mencari cari bulan.
Kudus, 2010.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
SURAT CINTA UNTUK SAUDARA TUA
SURAT CINTA UNTUK SAUDARA TUA Kau terlebih dulu ada Sebagai saudara tua yang setia Kau terlebih dulu berada di sini Siang malam diam-diam ...
-
---------------------------------------------------- Pengantar: Pada sebuah penerbangan dari Semarang ke Jakarta untuk mengikuti pelatihan ...
-
Kesenian Terbang Papat merupakan kesenian tradisi khas Kudus. Dari masa ke masa, kesenian tersebut semakin ditinggalkan masyarakatnya. Alih-...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar